Oleh KH. Hafidz Abdurrahman
semarak.co-Allah menyebut, suami isteri yang masih sehati, visi, misi dan tujuan sama, mempunyai pikiran, perasaan dan iman yang sama, disebut “Zauj dan Zaujah” Tapi, ketika tidak lagi sehati, visi, misi dan tujuan sama, tidak lagi mempunyai pikiran, perasaan dan iman yang sama, disebut “Imraah”. (Q.s. al-Qashshash: 9)
Ketika mereka dipisahkan kematian, saat dibangkitkan dari kubur masing-masing terpisah, mantan isterinya disebut “Shahibah” (Q.s. Abasa: 36). Tapi, setelah mereka di surga bersama disebut lagi oleh Allah dengan “Zaujah”
ٱدۡخُلُوا۟ ٱلۡجَنَّةَ أَنتُمۡ وَأَزۡوَ ٰجُكُمۡ تُحۡبَرُونَ
“Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan.” [Q.s. Az-Zukhruf: 70]
Siapakah pasangan kita di surga? Dialah isteri kita di dunia, jika dia wanita shalihat, qanitat, hafidzat, yang taat dan diridhai oleh Rabb dan suaminya. Mereka akan dikumpulkan dalam wujud yang berbeda. Lebih fresh, cantik dan tampan. Tetapi, namanya tetap sama.
Jika di dunia mempunyai isteri lebih dari satu, semuanya akan dikumpulkan di surga. Berbeda dengan perempuan yang pernah menikah dengan suami lebih dari satu, maka, kata Nabi, “Kamu akan dikumpulkan dengan suami yang paling kamu cintai.” Ketika ditanya Ummu Salamah. Maka, jawaban beliau, “Aku lebih mencintaimu, ya Rasulullah.”
Selain mereka, ada “Huru In”, sebutan dan sifat bidadari di surga. Disebut “Hurun In”, karena matanya bulat, tidak sipit. Pandangannya tajam. Cantik sekali. Kecantikannya tak tertandingi oleh kecantikan wanita di dunia
Mereka tetap awet muda, perawan, dan fresh. Tidak menua. Itulah mereka yang akan menemani kita. Di surga tak ada lagi perasaan cemburu, hasad, dan sifat-sifat buruk lainnya. Karena surga adalah tempat kebaikan, tak ada satu pun keburukan di dalamnya.
sumber: WAGroup PA Al-Wasliyah P.Brayan (postJumat23/4/2022)