Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan bantuan modal kerja kepada para pedagang mikro dan kecil. Namun momen ini juga dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk mensosialisasikan program vaksinasi Covid-19. Sementara di Istana Kepresidenan Jakarta ratusan ribu massa menggelar Aksi 1812 menuntut usut kematian 6 laskar FPI.
semarak.co-Jokowi menyampaikan bahwa vaksin sudah datang tapi untuk penyuntikannya masih menunggu izin dari BPOM. Pada kesempatan itu Jokowi sempat menanyakan kepada para pedagang apakah bersedia divaksin atau tidak.
Ternyata para pedagang tidak merespon setuju ataupun menolak alias diam menunduk. “Yang hadir di sini (Istana Bogor) ada yang ingin divaksin? Ada yang ingin disuntik vaksin? Mau? Ga ada yang mau? Gimana sih? Takut apa?” tanya, Jumat (18/12/2020).
Para pedagang yang sengaja diundang untuk menerima bantuan modal kerja sekaligus sosialisasi vaksinasi Covid-19 itu, kembali diam dan menoleh ke kanan dan kiri pun seolah tidak berani. “Yang tidak mau divaksin siapa? Ada? Ada ndak di sini yang engga mau divaksin?” lanjut Jokowi.
Setelah itu dia menyampaikan bahwa dirinya siap menjadi yang pertama untuk divaksinasi. Hal ini untuk menunjukkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari penyuntikan vaksin Covid-19.
“Saya sudah menyampaikan, saya nanti yang akan divaksin pertama kali. Di Indonesia ini saya pertama kali untuk menunjukan bahwa divaksin itu tidak apa-apa. Sehingga kalau semua nanti divaksin ya artinya kita kembali normal lagi,” tuturnya.
Jokowi kemudian menjelaskan bahwa agar bisa terbebas dari Covid-19 setidaknya 70% dari rakyat Indonesia harus divaksinasi. Dengan vaksinasi minimal 70% maka kekebalan komunal atau herd immunity dapat tercapai.
“Jadi kalau 70% dari bapak ibu misalnya yang kumpul di sini satu RT, sudah divaksin 70% yang 30% tidak divaksin itu sudah aman karena sudah dipagari oleh yang divaksin. Itu yang namanya kekebalan komunal atau herd immunity,” ujarnya.
Jokowi juga memastikan bahwa proses uji vaksin juga dikawal Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan kehalalannya. Setelah menjelaskan banyak hal terkait vaksin, Jokowi kembali bertanya kepada para pedagang terkait kesediaannya divaksinasi.
“Sekali lagi siapa yang hadir di sini yang ingin divaksin? Ada yang tidak tunjuk berarti engga mau? Mau semuanya? Oke ya sudah,” pungkasnya.
Di tengah aksi demonstrasi Anak NKRI lewat aksi 1812 di Istana Kepresidenan Jakarta, Presiden Jokowi membagi-bagikan Bantuan Modal Kerja (BMK) di Istana Bogor, Jumat (18/12/2020). Pria yang akrab disapa Jokowi itu bahkan mengundang pihak yang diberikan bantuan secara simbolis ke Istana Bogor.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran bapak, ibu semuanya. Saya tahu situasi kondisi keadaan sekarang ini tidak mudah, sangat sulit, terutama yang bergerak di usaha entah itu yang berjualan warung di rumah, entah yang berjualan di pasar atau yang pedagang kaki lima,” kata Jokowi.
Jokowi menilai usaha besar dan kecil juga terdampak akibat pandemi Covid-19 bahkan usaha besar juga banyak yang bangkrut. Jokowi menilai peristiwa ini juga dirasakan oleh 215 negara di seluruh dunia.
“Negara besar, negara kecil, negara sedang, negara maju, negara miskin, negara berkembang, semuanya keadaannya sama. Ini yang kita harus tahu, ya, situasinya seperti ini karena pandemi Covid-19,” kata dia.
Sebab itu, Jokowi memastikan pemerintah membantu meringankan beban masyarakat dengan memberikan suntikan modal kerja. “Semuanya kita memberikan bantuan modal kerja yang sudah bapak, ibu, pegang semuanya. Sudah? Isinya sudah dihitung tadi? Isinya tahu berapa? Rp 2,4 juta,” ujar Jokowi.
Seperti dalam pantauan, awalnya massa datang sekitar pukul 13.15 WIB datang diiringi satu mobil komando. Mereka berhenti di depan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan merdeka Barat, Jakarta Pusat dekat Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (18/12/2020) yang telah dijaga aparat.
Sejumlah ustazd dan kiai terlihat berada di mobil komando aksi 1812 untuk menuntut pembebasan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di area Patung Kuda dan menuntut diusut tuntas kematian 6 laskar FPI yang ditembak polisi.
Belum lagi ustazd dan kiai berorasi di atas mobil komando, ehh, aksi itu langsung dibubarkan aparat kepolisian. Ustadz dan kiai dipaksa turun aparat kepolisian. Polisi langsung membubarkan massa aksi yang baru memulai demonstrasi. Saat dibubarkan, massa sempat mencoba bertahan sambil memekikkan takbir serta tahlil.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto melalui pelantang suara mengimbau massa segera membubarkan diri. Namun massa masih memilih bertahan. Sejumlah personel laskar FPI tampak membuat barikade melindungi massa dan satu mobil komando.
Melihat massa berkukuh diri, Komisaris Heru melalui pelantang suara memerintahkan anak buahnya untuk membubarkan peserta aksi. Kalimat takbir dan tahlil bersahutan di lokasi. Massa enggan begitu saja mundur dari area Patung Kuda. “Allahuakbar Allahuakbar, La ilahailallah la ilahailallah,” pekik masaa yang bertahan.
Kendati begitu, aparat tetap memukul mundur massa yang bertahan bahkan orang-orang berada di atas mobil komando termasuk beberapa kiai dan ustaz dipaksa untuk turun. (net/smr)
sumber: economy.okezone.com/jpnn.com/fajar.co.id/