IsDB dan Indonesia Perkuat Kemitraan dalam Kerja Sama Selatan-Selatan Lewat Reverse Linkage

Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro. foto: dok humas

Dalam rangka Hari Internasional Kerja sama Selatan-Selatan, Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IsDB) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memperkenalkan sebuah buku atau publikasi berjudul “Reverse Linkage: Development through South-South Cooperation” di Jakarta, Rabu (26/9).

Buku ini memaparkan peran IsDB dalam mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan melalui mekanisme Reverse Linkage. Reverse Linkage adalah sebuah program segitiga yang menghubungkan satu negara yang memiliki kebutuhan terhadap teknologi dan inovasi di bidang tertentu dengan negara lain yang memiliki teknologi dan inovasi yang dibutuhkan oleh negara penerima manfaat tersebut, di mana IsDB bertindak sebagai fasilitator.

Presiden IsDB Bandar Hajjar menyatakan kemitraan untuk pembangunan adalah pilar kunci dari President’s 5- Year Program (P5P) yang diterapkan IsDB. Dia yakin publikasi ini akan menjadi sumbangsih yang penting dalam khazanah pengetahuan kerja sama Selatan-Selatan dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak pihak.

“Publikasi ini akan mendorong gagasan-gagasan baru untuk mengatasi tantangan-tantangan pembangunan melalui kemitraan berbasis solidaritas dan prakarsa-prakarsa berbasis masyarakat dan pada akhirnya mewujudkan potensi dari Kerja sama Selatan-Selatan, ” ujar Hajjar dalam rilis Humas Kementerian PPN/Bappenas.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa kerja sama pembangunan internasional merupakan salah satu instrumen dalam membangun kerja sama saling menguntungkan antar negara.

“Pemerintah Indonesia melihat pentingnya pemanfaatan kerja sama pembangunan di level regional dan global untuk membangun peran strategis Indonesia dalam mengatasi tantangan-tantangan pembangunan global,” imbuh Bambang.

“Kami berharap bahwa implementasi inisiatif Reverse Linkage dapat mendukung upaya negara- negara anggota untuk dapat mendorong peningkatan manfaat ekonomi melalui mekanisme kerja sama pembangunan internasional,” tutur Menteri.

Dalam mempersiapkan publikasi yang menggambarkan pencapaian-pencapaian melalui mekanisme Reverse Linkage ini, IsDB bekerja sama dengan 30 mitranya termasuk Indonesia yang merupakan salah satu mitra yang teraktif dalam implementasi Reverse Linkage.

Kementerian PPN/Bappenas berkontribusi dalam bentuk satu tulisan berjudul “Indonesia’s Contribution in Developing South-South & Triangular Cooperation” yang memaparkan latar belakang keterlibatan dan program-program unggulan yang diprakarsai Indonesia dalam mekanisme Reverse Linkage.

Melalui kerja sama Reverse Linkage pula, Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat untuk berperan sebagai Knowledge Hub dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST).

Melalui kerangka knowledge sharing, Indonesia berupaya untuk mendorong pelaksanaan kerja sama pembangunan yang diarahkan untuk mengatasi tantangan pembangunan, salah satunya melalui program Reverse Linkage. Selain itu, masih melalui Reverse Linkage, Indonesia telah menjalin kerja sama pembangunan dengan beberapa negara seperti Kyrgyzstan, Suriname, Maroko dan Tunisia.

Adapun manfaat yang diperoleh, di antaranya: 1) peningkatan pengetahuan dan keahlian di beberapa bidang; 2) dampak ganda berupa kerja sama ekonomi lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa Reverse Linkage program merupakan skema kerja sama pembangunan internasional yang dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *