Insiden HUT Kemerdekaan ke-78 di Papua Selatan: Gubernur Menangis hingga Bendera Bintang Kejora Viral

Satu anggota Paskibraka perempuan terlihat tidak memakai sepatu dalam upacara bendera 17 Agustus 2023 HUT Kemerdekaan ke-78 di kabupaten Merauke, provinsi Papua Selatan. Foto: internet

Menjelang hari kemerdekaan dan pelaksanaan upacara hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-78 diwarnai sejumlah aksi dan insiden yang tidak terduga. Sedikitnya ada 4 kejadian yang disoroti publik pada detik-detik memasuki hari kemerdekaan dan upacara 17 Agustus 2023 di kabupaten Merauke, provinsi Papua Selatan.

semarak.co-Lebih khususnya, insiden menimpa salah satu anggota Paskibraka hingga kejadian Penjabat gubernur provinsi Papua Selatan menitikkan air mata di momen ulang tahun Indonesia. Berikut rangkuman tribun-papua.com, 4 insiden yang terjadi.

Bacaan Lainnya
  1. Dua Kasus kriminal viral memasuki tanggal 17 Agustus

Insiden pertama yang menggemparkan masyarakat Merauke adalah, kejadian antara warga yang dipengaruhi Miras dan saling cekcok mulut, berujung hilang nyawa dari salah satunya. Kejadian yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 2023, pukul 23:30WIT, dengan pelaku inisial DKM.

Diketahui, pelaku melakukan penganiayaan terhadap rekannya sendiri usai pesta miras bersama. Pelaku DKM bersama korban Pius Kipe Mbanggu serta saksi lainnya pesta miras di Jl.Brawijaya. Selanjutnya mereka makan di warung, usai makan, korban yang dipercayakan untuk membayar makanan, enggan membayar dan bergegas meninggalkan warung tersebut.

“Melihat itu, pelaku marah dan menganiaya korban gunakan benda tajam yang dibawa pelaku, akibatnya korban hilang nyawa di tempat kejadian,” ucap Kapolres Merauke, AKBP Sandi Sultan, kepada wartawan, Jumat (18/8/2023) dilansir tribun-papua.com melalui laman beria msn.com, Sabtu (19/8/2023).

Sandi juga menyampaikan, dengan waktu kejadian yang hampir berdekatan, terjadi juga kasus penganiayaan di Jl.Aliarkam. Akibatnya, korban kehilangan tangan dan cacat seumur hidup. “Di malam yang sama, waktu yang berdekatan, juga terjadi kasus aniaya. Pelaku masih dalam pengejaran petugas kepolisian,” ungkapnya.

  1. Bendera Bintang Kejora berkibar di momen kemerdekaan

Peringatan hari kemerdekaan Indonesia di Merauke, Papua Selatan, diwarnai dengan berkibarnya bendera bintang kejora yang dilakukan oleh orang tidak bertanggung jawab. Komandan Komando Resor Militer 174/Anim Ti Waninggap, Brigjen TNI Agus Widodo, kepada wartawan, mengungkapkan, aksi yang dilakukan orang tak dikenal tersebut tidak terlalu mengganggu keamanan.

“Itu bukan pengibaran, kalau pengibaran kita tahu siapa yang mengibarkan, kalau itu penancapan bendera BK. Ada 1 tadi di perempatan Jl.Cigombong, Kelurahan Kamundu, kabupaten Merauke, provinsi Papua Selatan,” kata Danrem 174/ATW, Brigjen TNI Agus Widodo, kepada wartawan di Stadion Katalpal Merauke, kemarin.

Anggota TNI AD berpangkat bintang satu itu, mengakui, adanya insiden tersebut. BK dintancapkan oleh OTK pada salah satu Bilboard (Papan Reklame). Dirinya menduga, penancapan dilakukan pada malam hari atau dini hari.

“Memang posisi ditancap tersembunyi, kemungkinan kalau tidak malam hari atau dini hari tadi, mungkin dipasang, kemudian langsung diambil anggota. Tindakan yang dilakukan OTK tersebut hanya ingin numpang eksis di momen kemerdekaan Indonesia,” kilahnya.

  1. Sepatu Anggota Paskibraka Papua Selatan Terlepas

Kejadian ketiga, terjadi dalam pelaksanaan upacara 17 Agustus 2023, salah satu anggota Paskibraka mengalami lepas sepatu pada saat melaksanakan tugas. Kresensia M.Ndiken , salah satu anggota Paskibraka wanita, tingkat provinsi Papua Selatan.

Dirinya tak menduga, bahwa pelaksanaan upacara 17 Agustus 2023, bakal menjadi sejarah bagi dirinya sendiri. Sepatu yang dikenakannya, terlepas pada saat melaksanakan tugas sebagai pasukan Paskibraka.

“Sepati saya terlepas pada saat melaksanakan tugas, ukuran sepatu saya sebenarnya 44, namun ukuran yang tersedia 43, sehingga saya paksakan saja untuk memakainya demi kelancaran pelaksanaan upacara 17 Agustus 2023,” ungkap Kresensia saat diwawancarai wartawan di kantor Gubernur Papua Selatan, Kamis (17/8/2023).

Siswi kelas XI yang saat ini mengenyam pendidikan di SMA Negri 1 Kurik, kabupaten Merauke itu, menceritakan, sepatu yang dikenakan terlepas sebab, dirinya melakukan hentakan kaki yang sangat kuat dalam melaksanakan tugas.

“Sepatu yang pertama terlepas adalah bagian kanan, beberapa menit kemudian, sepatu sebelah kiri ikut terlepas. Kejadian sepatu terlepas itu tidak mempengaruhi tugas saya untuk menyelesaikan tugas saya sebagai Paskibraka,” tuturnya.

Kresensia M.Ndiken, anak asli suku Marind yang latar belakang dari keluarga Petani, adalah putri ke 5 dari 6 bersaudara. “Saya merasa bangga menjadi Paskibraka Provinsi Papua Selatan, kalau saya diberikan kesempatan lagi pada momen berikutnya, saya akan jalankan tugas secara maksimal,” tutupnya.

  1. Pj Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo Menangis saat Upacara Bendera

Penjabat Gubernur Provinsi Papua Selatan, Apolo Safanpo, tertangkap kamera dalam pelaksanaan upacara 17 Agustus 2023 di Stadion Katalpal Merauke, Papua Selatan. Dalam video pendek yang didapat media ini, Apolo tampak mengusap air mata yang jatuh ke pipinya.

Saat dikonfirmasi wartawan, Apolo mengiyakan bahwa dirinya sempat menitihkan air mata dalam momen upacara bendera HUT ke-78 RI. “Sebenarnya saya mengikuti seluruh rangkaian upacara itu dengan perasaan cemas, karena saya mantan Paskibra jadi saya tahu,” ucap Apolo di kantornya, kepada wartawan, Kamis (17/8/2023).

Karena pusat upacara ada di situ. Kalau mereka gagal, lanjut Apolo, maka seluruh rangkaian itu juga gagal. Apolo merasa bahwa, penghayatan perjuangan para pendahulu disaat melawan penjajah hingga negara Indonesia Merdeka, masih tertanam pada dirinya.

“Kehadiran kita, kebersamaan kita itu adalah simbol bahwa kita menghormati para pahlawan dan kita bertekad untuk melanjutkan perjuangan itu dengan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang,” tuturnya.

Mantan rektor Universitas Cenderawasih itu menyampaikan bahwa, dirinya merasa bangga, sebab Paskibraka Papua Selatan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Apa yang telah ditorehkan, dapat menjadi acuan bagi penerus bangsa di provinsi Papua Selatan.

Apolo juga menceritakan bahwa, seorang guru bakal merasa bangga ketika melihat anak-anak didiknya berhasil. Lain halnya jika gagal, maka seorang guru jalan dengan kepala tertunduk. “Air mata itu bukan berarti ungkapan dari kesedihan, Kadang kita bahagia hingga menitihkan air mata, jadi itu adalah ungkapan bangga, bahagia, terharu dan senang,” tutup Pj gubernur. (net/msn/tbc/smr)

Pos terkait