PT Pegadaian terus mengimplementasikan budaya AKHLAK, salah satunya dengan menggelar Webinar Anti Korupsi dengan tema Memahami, Mengendalikan Risiko, dan Mencegah Korupsi pada Korporasi mengambil narasumber juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2016-2019 Febri Diansyah di Jakarta (30/03/2021).
semarak.co-Kepala Departemen Komunikasi Pegadaian Basuki Tri Andayani mengatakan bahwa budaya AKHLAK yang terdiri dari nilai-nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif adalah pedoman bagi seluruh Insan Pegadaian dalam menjalankan tugas.
Agar budaya AKHLAK dapat terlaksana dengan baik dan konsisten, Basuki mengulas, maka perusahaan terus melakukan internalisasi budaya tersebut secara terus-menerus kepada seluruh karyawan.
“Internalisasi budaya dilakukan sebagai ikhtiar untuk memberikan pengetahuan, pemahaman dan selanjutnya diamalkan dalam keseharian,” ujar Basuki dalam rilis humas Pegadaian melalui WAGroup Kawan Bicara dan Media Pegadaian, Selasa (30/3/2021).
Sebelumnya Pegadaian juga menggelar acara Ngopi Aksi Ngobrol Inspiratif Anti Korupsi dengan pembicara Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono. Kegiatan itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia).
Febri Diansyah dalam paparannya menyampaikan, tindak korupsi biasanya dimulai dari gratifikasi. Karena itu gratifikasi harus dikendalikan dengan tiga prinsip dasar, yaitu pertama, penolakan; kedua, pelaporan atas penolakan, dan ketiga, pelaporan atas penerimaan dalam hal gratifikasi tidak dapat ditolak.
“Selain gratifikasi, bentuk tindak pidana lainnya adalah penyuapan dan pemerasan. Tindakan koruptif tersebut dimulai dari gaya hidup yang bersangkutan atau keluarganya tidak sepadan dengan penghasilan yang diterima,” ujar Febri yang mundur dari jubir KPK akhir 2020.
Akibatnya, terang Febri, ia membiayai gaya hidupnya dengan uang yang diperoleh dengan cara tidak semestinya. Pada kesempatan itu, Febri juga menghimbau kepada seluruh Insan Pegadaian untuk menjaga amanah sejalan dengan nilai-nilai budaya AKHLAK. Budaya hedonisme yang menjadi akar perilaku koruptif harus dikikis.
Sementara itu, kata Febri, budaya prestatif harus dikembangkan terus-menerus. “Kita juga harus membiasakan memberikan apresiasi kepada orang lain karena prestasinya bukan karena harta yang dimiliki. Ini penting dalam rangka mewujudkan Indonesia yang maju serta bebas dari korupsi,” pungkasnya. (smr-36)