Kandidat presiden yang didukung Koalisi Perubahan terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anies Baswedan dinilai sangat membutuhkan satu hal yang sangat penting dilakukan jika ingin mendapat dukungan mayoritas masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
semarak.co-Pengamat politik Universitas Katolik Widya Mandira Kupang NTT Mikhael Rajamuda Bataona mengatakan, satu hal yang dimaksud adalah kerja keras. Isu politik identitas yang dilabelkan pada figur Anies menjadi batu sandungan bagi Koalisi Perubahan.
Hal tersebut tentu saja hajrujs dibersihkan terlebih dahujluj jdari persepsi publik di NTT. Dia juga mengatakan memori masyarakat NTT masih cukup kuat tentang bagaimana isu politik identitas dimainkan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.
“Koalisi perubahan butuh kerja sangat keras di NTT agar Anies Baswedan bisa diterima dan dipilih publik di NTT. Karena isu politik identitas yang masih mengakar di persepsi publik,” ujar Mikhael ketika dihubungi jpnn.com di Kupang, Selasa (14/3/2023) seperti dilansir jpnn.com di laman msn.com.
Memori masyarakat juga, lanjut Mikhael, masih kuat mengingat adanya rivalitas laten yang melibatkan partai-partai nasionalis versus partai-partai kanan yang menjual isu identitas. NTT secara natural lebih dekat dengan partai-partai nasionalis karena memang postur dan konfigurasi masyarakat NTT adalah multikultur.
“Inilah alasan masyarakat tidak suka pada isu politik identitas dan praktik politik identitas dalam model apa pun. Secara kultural dan psikologis sulit bagi mayoritas masyarakat NTT untuk mendukung Anies Baswedan,” ulasnya.
Karena itulah, simpul dia, tingkat kesukaan dan penerimaan masyarakat NTT pada Koalisi Perubahan lebih rendah dibanding penerimaan masyarakat terhadap koalisi KIB, KIR dan PDIP. Pemilih di NTT secara kultural dan psikologis berbeda karakternya dengan pemilih di daerah lain seperti Jakarta, Banten, atau Jawa Barat.
Perbedaan karakter secara kultural ini yang akan membuat jualan capres Koalisi Perubahan tidak mudah diterima di NTT. Karena itu, Koalisi Perubahan harus bekerja keras dan mencari format-format isu kampanye yang rasional dan masuk akal sebagai antitesis dari pelabelan isu politik identitas pada Anies Baswedan.
Mikhael mengatakan, meskipun demikian, pilpres akan berbeda dengan pemilihan legislatif (pileg). Meski bersamaan, tetapi figur-figur yang diusung partai-partai Koalisi Perubahan akan tetap dipilih masyarakat.
“Karena masyarakat akan melihat rekam jejak juga, kedekatan figur-figur tersebut dengan masyarakat, sehingga efek dukungan figur presiden tidak 100 persen men-downgrade posisi partai Koalisi Perubahan terutama Nasdem dn Demokrat di NTT,” kata Mikahel.
Di bagian lain, di tengah keraguan tentang kelanggengan Anies Baswedan sebagai capres, Koalisi Perubahan membuat langkah besar. Koalisi NasDem, Demokrat dan PKS akan deklarasi bersama mengumumkan pengusungan Anies Baswedan sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024.
Deklarasi bersama itu bahkan dikabarkan terselenggara tidak lama lagi, tepatnya sebelum memasuki Bulan puasa Ramadhan. Jika merujuk pada kalender nasional, maka deklarasi itu selambat-lanbatnya akan digelar pekan depan, karena Bulan Ramadhan diperkirakan jatuh pada 22 Maret 2023.
Kabar tersebut diungkapkan langsung Juru Bicara Anies Baswedan, Hendri Satrio, saat menjadi bintang tamu program Tribun Talks. Diketahui sebelumnya, deklarasi pencapresan Anies sudah dilakukan NasDem, Demokrat dan PKS secara terpisah dengan sendiri-sendiri.
Deklarasi bersama ini akan menjadi gong yang semakin menegaskan keseriusan langkah menuju kontestasi politik 2024. Jika tidak sesuai rencana, sebelum memasuki Ramadan, Hendri Satrio meyakini deklarasi bersama tetap akan terjadi hanya berselang hari alias tidak lama.
“Selama ini sendiri-sendiri kan, nanti bersama-sama. Kapannya, dikabarkan saat ini sedang berusaha supaya sebelum puasa Bulan Ramadan bisa terlaksana,” ungkap Hendri Satrio alias Hensat dikutip dari Youtube tribunJakarta.com, Selasa (14/3/2023).
“Kalau belum terlaksana juga tidak masalah. Ini masalah timing saja. Dua ketua umum parpol dan satu presiden (Presiden PKS) ini sangat sibuk ya, jadi tinggal dicari waktunya saja,” demikian Hensat menambahkan.
Setelah deklarasi bersama, Hensat, sapaan karibnya, mengatakan, sosok pendamping Anies, akan diumumkan. Menurutnya, jarak dari deklarasi bersama ke pengumuman sosok bakal cawapres tidak akan terlalu lama. “Setelah deklarasi bersama akan ada cawapres. Sudah sepasang tinggal menunggu daftar ke KPU,” ujarnya.
Hensat juga menebalkan pernyataan Anies soal kriteria cawapres yang akan dipilih. Setidaknya ada lima kriteria yang sebelumnya pernah disampaikan Anies saat menghadiri Rapimnas Partai Ummat 15 Februari 2023 lalu. Persoalan elektabilitas yang mendongkrak kemungkinan menang semakin besar menjadi yang utama.
Selain itu, perkara kesepahaman atau chemistry juga termasuk di antaranya. “Sampai hari ini kan ada lima tuh kriterianya. Jadi yang pertama mampu membantu kemenangan, elektabilitas. Terus kedua, mampu memperkuat Koalisi Perubahan,” ungkapnya.
“Yang ketiga nanti mampu membantu dalam pemeruntahan. Yang keempat ini setia di garis perubahan, artinya perjuangannya sama-sama Mas Anies, jadi gak gampang juga ditahan kalau ada krikil ada batu besar, mengerti menghadapinya. Yang kelima ini chemistry, ada klik antara si capres dan cawapres. Kalau ini tergantung Mas Anies nih,” papar Hensat. (net/jpn/msn/smr)