Ini sebuah catatan penting Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada World Cancer Congress (WCC) 2018. Pada tanggal 1 – 4 Oktober 2018 telah berlangsung WCC di Kuala Lumpur, Malaysia, yang menghasilkan resolusi bagi YKI untuk menerapkan empat pilar utama penanggulangan kanker di Indonesia.
WCC merupakan konperensi tingkat internasional yang diakui dan mendorong adanya pertukaran pengetahuan secara efektif dan praktik-praktik terbaik diantara 3.500 pakar kesehatan dan pakar pengendalian kanker dunia.
Tujuan dari WCC adalah untuk memperkuat aksi dan dampak komunitas kanker pada skala nasional, regional dan internasional melalui program edukasi yang mencakup seluruh hal terkait kanker, mulai dari pencegahan hingga perawatan paliatif.
Keempat pilar penanggulangan kanker adalah: (1) data kanker yang lebih akurat untuk kebutuhan kesehatan publik; (2) akses terhadap deteksi dini dan diagnosa; (3) perawatan tepat waktu dan akurat; (4) perawatan suportif dan paliatif.
Pilar pertama perlu didukung kemampuan dan kesungguhan dalam melaksanakan riset yang mendalam secara konsisten. Pilar kedua menjadi penting mengingat kondisi yang ditemukan adalah bahwa hampir sebagian penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan meskipun tata laksana kanker telah berkembang dengan pesat.
Ketua Umum YKI Prof. Aru Sudoyo mengatakan, meningkatnya kasus kanker secara drastis patut menjadi perhatian segenap masyarakat. YKI mempunyai visi untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap penyakit kanker.
Selain itu, lanjut dia, menjalankan misi untuk melakukan segala upaya peningkatan pemahaman publik melalui program sosialisasi tentang pentingnya pencegahan kanker, dan melakukan kegiatan pendukung yang menekankan pada pentingnya deteksi dini kanker mengingat kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium dini.
“Catatan yang perlu mendapat perhatian pada pilar ketiga tentang perawatan tepat waktu dan akurat, sebab deteksi dini dapat menyembuhkan kanker, sementara pilar keempat tentang perawatan suportif dan paliatif merupakan proses yang sama pentingnya,” jelas Prof. Aru Sudoyo dalam rilisnya, Kamis (8/11).
Di Indonesia, kanker menjadi masalah kesehatan yang perlu diwaspadai. Tiap tahun diperkirakan terdapat 100 kasus baru per 100.000 penduduk. Menurut data GLOBOCAN 2018, dengan populasi Indonesia yang lebih dari 260 juta, terdapat hampir 350.000 kasus kanker baru dan lebih dari 207.000 kematian. Sementara jumlah prevalensi selama 5 tahun adalah sebesar 775.000+ kasus.
Adapun menurut WHO (2003) di negara-negara berkembang kasus kanker meningkat secara tajam yaitu lebih dari 50%, dari 10 juta kasus pada tahun 2000 menjadi 16 juta pada tahun 2020.
Sebagai anggota aktif dari The Union for International Cancer Control atau UICC dalam World Cancer Congress 2018, lanjut Prof Aru, YKI mencatat empat pilar penanggulangan kanker yang pelaksanaannya perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan yang dapat mempercepat terciptanya Perawatan Bagi Semua Orang atau Treatment for All.
Terkait dengan hal tersebut, Yayasan Kanker Indonesia terus melakukan pengembangan program perawatan paliatif di YKI Cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sepanjang 2017, YKI telah melaksanakan kegiatan pelatihan di beberapa cabang YKI, yakni Kupang, Palembang, Makassar dan Bandung.
Sedangkan di tahun 2018 YKI berencana melaksanakan kegiatan pelatihan di Semarang, Jakarta, Tanjung Pinang Kepulauan Riau, dan Lampung. (mil)