Hari Sungai Sedunia, BRI Ajak Generasi Muda Jaga Ekosistem Sungai dan Peduli Lingkungan

BRI Peduli melalui Program “Jaga Sungai, Jaga Kehidupan” mengajak generasi muda bersih-bersih sungai dan edukasi lingkungan di Tukad Badung di Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Bali.

Memaknai Hari Sungai Sedunia setiap minggu keempat September, BRI Peduli melalui Program “Jaga Sungai, Jaga Kehidupan” mengajak generasi muda bersih-bersih sungai dan edukasi lingkungan di Tukad Badung di Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Bali.

Semarak.co – Corporate Secretary BRI Dhanny mengungkapkan, memperingati Hari Sungai Sedunia bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, namun menjadi titik balik membangun kesadaran kolektif terutama bagi generasi muda.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini tidak hanya untuk mengurangi timbunan sampah di aliran sungai, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sumberdaya alam”, ungkapnya, dirilis humas melalui WAGroup BRI X Jurnalis, Minggu (28/9/2025).

Edukasi pilah sampah menjadi langkah penting dalam upaya menjaga kelestarian  lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sungai. Sampah organik yang sudah dipilah bisa dimanfaatkan untuk keperluan seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.

Dhanny menambahkan bahwa Program BRI Peduli “Jaga Sungai Jaga Kehidupan” telah dilaksanakan sejak 2020 dan telah merevitalisasi lebih dari 100 sungai di berbagai daerah di Indonesia. Sungai-sungai tersebut secara rutin juga dibersihkan.

Dalam pelaksanaanannya, BRI juga menggandeng Yayasan Sungai Watch Indonesia yang merupakan organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk melindungi dan menjaga kebersihan sungai-sungai di Indonesia dari pencemaran, terutama sampah plastik.

Kolaborasi antara BRI dan Sungai Watch sejak awal 2025 mencatat beberapa pencapaian, diantaranya berhasil memasang 18 trash barrier di Tukad Badung Denpasar dan berhasil mengumpulkan 64.480 kg sampah anorganik.

Kegiatan pengumpulan dan pembersihan yang dilakukan di Sungai tersebut telah melibatkan 2.221 warga maupun relawan dan menghasilkan potensi reduksi karbon 193.27 Ton CO2e. Sejak didirikan di 2020, Sungai Watch telah berupaya memasang 381 trash barrier di 11 wilayah di Indonesia.

Dengan pendekatan berbasis komunitas, Sungai Watch bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk tidak hanya membersihkan sungai, tetapi juga mengedukasi pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan serta pemberdayaan berbasis padat karya. (hms/smr)

Pos terkait