Harganas 2025, Kemendukbangga/BKKBN Ajak Keluarga Cegah Stunting pada Bayi Prematur

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka.

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menyatakan, bayi prematur memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih tinggi dibanding bayi normal.

Semarak.co – Hal tersebut disampaikan Isyana pada acara Taman Asuh Sayang Anak di Kelas Orang Tua Hebat (TAMASYA di KERABAT) dalam rangka Harganas, via Zoom serta Youtube kemendukbangga_bkkbn (26/06/2025).

Bacaan Lainnya

“Mereka (bayi prematur) layak mendapatkan kesempatan sama untuk tumbuh sehat dan hebat. Kita harus yakin bayi prematur bisa tumbuh menjadi bagian dari generasi emas Indonesia, asal mendapat pengasuhan tepat,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Jumat (29/6/2025).

Isyana menambahkan, yang tak kalah penting dalam merawat bayi prematur adalah menjaga mental kesehatan ibu dan ayah karena kekuatan orang tua adalah sumber kekuatan anak.

Dokter Braghmandita yang juga menjadi narasumber acara tersebut menambahkan, ibu yang cukup istirahat serta dukungan emosional keluarga berperan penting dalam perawatan dan pengasuhan bayi prematur atau bayi kecil.

“Stimulasi tepat lainnya dalam merawat dan mengasuh bayi kecil adalah Perawatan Metode Kanguru (PMK) yang merupakan cara terbaik untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan pada bayi kecil dan dapat dilakukan oleh ibu, ayah, serta anggota keluarga bergantian,” jelasnya.

Harganas, Momentum dan Makna sebuah Keluarga

Dipilihnya 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional bukan tanpa sebab. 29 Juni merupakan momen penting pada saat pasca Agresi Militer Belanda II. Ketika para pejuang dan masyarakat yang terpisah karena perang akhirnya pulang ke rumah, kembali berkumpul dengan keluarga mereka.

Momentum tersebut kemudian diabadikan sebagai simbol pentingnya keutuhan keluarga dalam membangun bangsa. Secara resmi, Hari Keluarga Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 39 Tahun 2014.

Hakekatnya, keluarga merupakan unit dasar dalam struktur sosial yang memiliki peran penting dalam kehidupan individu dan masyarakat. Meski berkonsep sederhana, keluarga memiliki makna yang kompleks, mencakup berbagai jenis, fungsi, dan kontribusinya terhadap keseimbangan sosial dan emosional manusia.

Dalam keluarga pula, tempat pertama kali mengenal arti sebuah kata, kalimat, hingga nasihat kehidupan. Watak perilaku awal mula seseorang terbentuk. Terbiasa diajarkan berbuat kebaikan, niscaya akan bertumbuh dalam afirmasi kebaikan, begitu pula sebaliknya.

Diketahui, saat ini Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah bertransformasi menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga).

Transformasi ini membawa angin kuat, bahwa peran BKKBN dalam pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga semakin kuat dan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam merumuskan kebijakan nasional.

Untuk mendukung penguatan peran Kemendukbangga/BKKBN, Mendukbangga Wihaji meluncurkan lima program unggulan, yaitu Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (SIDAYA), dan SuperApps.

Dengan tetap memprioritaskan penggunaan alat kontrasepsi dalam program KB (Keluarga Berencana), kelima program quick wins merupakan strategi ampuh percepatan untuk mencapai target pembangunan keluarga yang berkualitas dengan pendekatan yang lebih efektif.

Dengan Quick Wins diharapkan setiap kebijakan yang dijalankan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam waktu singkat, tanpa harus menunggu siklus program jangka panjang.

“Dari Keluarga Untuk Indonesia Maju”, merupakan tema  Harganas 2025. Tema tersebut diambil mengingat peran keluarga pada era ini semakin tergerus, tergantikan oleh gawai, dan atau perangkat social modern lainnya.

Salah satu momentum HARGANAS ke-32, ditandai banyaknya kendaraan bermotor pengelola Program Lini Lapangan Kemendukbangga/BKKBN yang melewati ujung desa di berbagai daerah di Indonesia, Kirab Bangga Kencana 2025.

Salah satu lokasi awal Kirab Bangga Kencana adalah Pulau Jawa. Kirab dimulai dari Kota Situbondo, bergerak melewati Ngawi, Klaten, Prambanan, Kota Pekalongan di Jawa Tengah, selanjutnya merapat menuju ke DKI Jakarta, setelah sebelumnya menyentuh Kota Depok.

Titik Temu Kirab Bangga Kencana 2025

Sosialisasi kelima quick wins diejawantahkan dalam perlambang lima buah pataka yang dikirab melintas Pulau Jawa. Klaten dan Kota Pekalongan, dua kabupaten/kota yang terpilih untuk menjadi homebase Kirab Bangga Kencana 2025 Regional Jawa.

Tidak hanya terletak di wilayah strategis titik perbatasan antara DIY – Jawa Tengah serta titik tengah Jawa Tengah – Jawa Barat, capaian Program Bangga Kencana di kedua wilayah ini cukup signifikan.

Di titik Kabupaten Klaten dan Kota Pekalongan, dilaksanakan pula implementasi program TAMASYA di Tempat Penitipan Anak (TPA) Baiturrahman Klaten, dengan k3giatan “Mari Mendongeng Bersama.

Sedangkan di Kota Pekalongan, dilaksanakan senam untuk Lansia Berdaya, dengan pengharapan lansia masa kini adalah lansia yang tangguh dan berdaya. Selain itu juga dilaksanakan Pelayanan KB Serentak, dalam rangka HARGANAS ke-32.

Momentum Harganas merupakan tonggak pengingat arti pentingnya sebuah keluarga. Hal ini harus menjadi ditelaah khusus mengingat saat ini Bangsa Indonesia tengah menikmati bonus demografi, yang secara sederhana diartikan bahwa jumlah usia penduduk produktif lebih banyak daripada usia non produktif. (hms/smr)

 

Pos terkait