Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menghadiri Scout Wisdom Forum yang merupakan rangkaian World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025, di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, pada Kamis (11/9).
Semarak.co – Mu’ti menegaskan, kepanduan merupakan instrumen penting dalam kebijakan pendidikan nasional. Menurutnya, program jambore ini sangat penting dan sejalan dengan amanat konstitusi dan kebijakan Presiden Prabowo.
“Program ini sangat penting untuk membangun jiwa kepanduan di kalangan generasi muda muslim, memperkuat jejaring di antara generasi muda muslim lintas negara dengan pramuka sebagai medianya,” ujar Muti, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Jumat (12/9/2025).
Mu’ti menilai generasi muda kini rentan sebagai fragile generation karena pola hidup tidak sehat, malas bergerak, dan kurang bersosialisasi. Dia mendorong lahirnya Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai upaya perbaikan generasi, agar anak muda berubah dari fragile generation menjadi agile generation.
“Inilah yang coba kita perbaiki, kita jawab dengan gerakan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat dan berbagai kegiatan yang dimaksudkan agar generasi muda ini perlahan-lahan berubah from fragile generation menjadi agile generation,” jelas Abdul Muti.
Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat selaras dengan nilai-nilai dalam praktik kepanduan. Keterkaitan tersebut tercermin dalam ajakan untuk hidup sehat melalui pola makan bergizi, rajin berolahraga, gemar belajar sepanjang hayat, serta aktif bersosialisasi dan bermasyarakat.
“Nilai-nilai kepanduan ini menjadi bagian penting bagaimana kita membangun agile generation, generasi yang punya mentalitas yang kuat, generasi yang memiliki kemandirian, generasi yang memiliki kesiapan untuk berbuat yang terbaik bagi sesama,” jelasnya.
Mendikdasmen juga menekankan pentingnya generasi muda gemar belajar sepanjang hayat, termasuk belajar dari alam. Menurutnya, kelebihan pramuka terletak pada kedekatannya dengan alam yang mengajarkan kemandirian dan pengalaman langsung tanpa bergantung pada teknologi.
“Kami berharap penyelenggaraan jambore ini dapat menjadi bagian dari upaya kita untuk membangun generasi muda yang lebih cinta tanah air, cinta alam, dan sesama manusia, dan juga memiliki komitmen dan kepedulian untuk bersama-sama menciptakan tata dunia yang damai,” tegasnya.
Sementara itu, Dhoha, peserta dari Aljazair, menekankan pentingnya pertemuan pramuka internasional sebagai ruang pertukaran budaya. “Sangat penting bagi kami untuk berbagi budaya kami saat bertemu. Kami bisa menikmati kehidupan alami, kami bisa belajar hal-hal baru, budaya baru dari pramuka,” tutur Dhoha. (hms/smr)





