Guru Digorok karena Kartun Nabi Muhammad, PM Prancis: Republik Inilah yang Ditikam Jantungnya

Demonstran Muslim membawa spanduk dalam aksi protes menentang penertiban kartun Nabi Muhammad pada majalah satire mingguan Charlie Hebdo dekat Downing Street, London, Minggu (8/2). Sebanyak 1000-an muslim mengikuti aksi protes di pusat kota London pada hari Minggu atas apa yang mereka sebut penggambaran menghina dari Nabi Muhammad oleh mingguan Charlie Hebdo. Aksi ini terjadi beberapa minggu setelah 17 orang tewas dalam kekerasan selama tiga hari bulan lalu di Perancis, dimulai dengan serbuan ke kantor Paris Charlie Hebdo oleh sejumlah muslim, sebagai pembalasan atas kartun Nabi. Pengunjuk rasa mengutuk serangan tersebut, tetapi mengatakan mingguan itu seharusnya tidak menerbitkan kartun Nabi. Foto: internet

Perdana Menteri (PM) Prancis bereaksi tegas usai mendapat laporan seorang guru digorok di jalan pinggiran kota Paris, pada Jumat (16/10/2020). Gara-gara guru ini menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

semarak.co– PM Prancis Jean Castex melalui cuitannya di twitter mengatakan, “Melalui salah satu pembelanya, Republik inilah yang telah ditikam jantungnya oleh terorisme Islamis.”

Bacaan Lainnya

Dalam cuitan di twitter, Sabtu (17/10/2020) itu Castex menulis, “Dalam solidaritas dengan para guru, Negara akan bereaksi dengan ketegasan terkuat agar Republik dan warganya hidup, bebas! Kita tidak akan pernah menyerah. Tidak akan pernah.”

Sebagaimana diberitakan Jumat (16/10/2020), pejabat Prancis mengutip bahwa seorang guru sejarah sekolah menengah di Prancis digorok di dekat sekolah di mana di awal bulan ini dia memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya. Tindakan guru tersebut dianggap menghujat umat Islam.

Penyerang ditembak mati oleh polisi tidak jauh dari lokasi serangan pada Jumat sorenya (16/10/2020), di daerah pemukiman di pinggiran barat laut Paris Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pun bereaksi. “Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi,” kata Macron kepada wartawan di lokasi serangan itu, Jumat (16/10/2020).

Macron menambahkan seperti dilansir Reuters, “Rekan kami diserang secara mencolok, menjadi korban serangan teroris Islam. Mereka tidak akan menang. Kami akan bertindak dengan tegas, dan cepat. Anda dapat mengandalkan tekad saya.”

Insiden tersebut menggemakan serangan lima tahun lalu di kantor majalah satir Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Penerbitan karikatur Nabi Muhammad itu menimbulkan masalah di masyarakat Prancis.

Kurang dari sebulan yang lalu, seorang pria asal Pakistan menggunakan pisau daging untuk menyerang dan melukai dua orang yang sedang merokok di luar kantor tempat Charlie Hebdo bermarkas pada saat serangan 2015.

Prancis selama beberapa tahun terakhir mengalami serangkaian serangan kekerasan oleh militan Islam, termasuk pembunuhan Charlie Hebdo 2015 dan pemboman serta penembakan pada November 2015 di teater Bataclan dan lokasi-lokasi di sekitar Paris yang menewaskan 130 orang itu. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *