PT Sucofindo hadir di konferensi batubara se-Asia atau Coaltrans Asia 2019 di Bali International Convention Center (ICC), 23-25 Juni 2019. Kegiatan yang diselenggarakan setiap tahun ini bertujuan menyatukan komunitas batubara global untuk berbagi ide dan mengembangkan networking mereka.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot mengatakan, lima tahun lalu lebih suka mengekspor batubara untuk mendapatkan pajak, tapi sekarang, secara perlahan namun pasti, dimulai memprioritaskan kebutuhan domestik.
Direktur Utama Bachder Djohan Buddin mengatakan, dengan tema yang diusung “Re-Grab Lost Customer” dan konsep executive lounge, memberikan kesempatan dan peluang bagi seluruh leader pengelola portofolio Batubara di Sucofindo untuk dapat melayani para pelanggannya dengan prospek yang lebih baik di masa datang.
Lebih dari 50 perusahaan mendatangi executive lounge Sucofindo, di antaranya PT KPC (Kaltim Prima Coal), PT Berau Coal, PT. KIDECO, PT Ganda Alam Makmur, PT Asmin Bara Baronang, PT. Bukit Asam, Multi Harapan Utama, PT Indominco, KCH Energy Co, dan lainnya.
“Melalui kegiatan Coaltrans 2019, respon pelanggan kepada Sucofindo sangat positif dan puas sekali terhadap konsep executive lounge Sucofindo. Hal tersebut selaras dengan upaya Sucofindo untuk lebih dekat dan akrab dengan seluruh pelanggan kami,” ujar Bachder dalam rilis Humas Sucofindo, Selasa malam (2/7/2019).
Melihat prospek bisnis batubara yang terus berkembang serta diiringi dengan kemajuan teknologi yang pesat, Sucofindo memberikan inovasi terbaru dengan menghadirkan kecanggihan alat Auto Coal Sampling Device.
Alat tersebut berfungsi untuk melakukan sampling batubara dengan hasil yang lebih akurat, cepat juga lebih representatif terhadap pengambilan sampling. “Harapannya melalui Coaltrans 2019, akan meningkatkan kinerja dan semangat karyawan dalam melayani pelanggan serta inovasi yang diberikan Sucofindo akan semakin beragam,” tutupnya.
Dalam sektor bisnis batubara, Sucofindo berperan dalam proses upstream hingga downstream. Di antaranya adalah ikut melakukan pengawasan terhadap kegiatan coal getting, control produksi, reklamasi tambang, verifikasi dokumen, pengujian untuk menentukan kualitas batubara di laboratorium dan pengawasan pengangkutan dan survey kuantitas serta pengawasan pengapalan. (lin)