Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mendapat cibiran dari para buzzer seiring beredarnya foto dan video dirinya yang sedang memasang hio di Vihara Dharma Jaya Toasebio Jakarta Barat, Minggu (5/9/2021).
semarak.co-Para buzzer langsung bereaksi dengan mengecam tindakan Anies yang telah melakukan berbagai cara hingga menerabas Aqidah dan syariat agama hanya untuk menarik simpati demi maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menanggapi cibiran dan kecaman terhadap Anies itu, tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma menyebut para buzzer itu telah salah persepsi dalam menyikapi kehadiran Anies di vihara tersebut. Bahkan Lieus menilai buzzer mengambil kesempatan untuk bahan membully Anies yang survei capres unggul tinggi.
“Bukan baru kali ini Anies datang ke vihara atau rumah ibadah agama lain. Sebelumnya dia juga pernah datang ke gereja dan pura. Dan Anies tidak datang untuk beribadah, tapi dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta yang penduduknya terdiri dari berbagai suku dan agama,” kata Lieus seperti rilis diterima redaksi semarak.co, Selasa (7/9/2021)
Seperti diketahui, Anies datang ke vihara Dharma Jaya Toasebio dalam rangka memberi apresiasi atas upaya pengurus vihara membantu pemerintah DKI Jakarta melakukan vaksinasi Covid-19 kepada warga.
“Kedatangan Anies adalah untuk menyampaikan terima kasih kepada pihak pengurus vihara karena telah turut membantu menyukseskan kegiatan vaksinasi di Ibukota hingga warga di Jakarta dapat mencapai herd immunity,” pesan Lieus.
Lagi pula, kata Lieus, sebagai gubernur lumrah jika Anies memberi penghormatan dengan membakar hio di vihara. “Itu bukan sembahyang. Tapi bentuk penghormatan Anies pada Vihara Dharma Jaya Toasebio sebagai salah satu situs keagamaan yang bersejarah di Jakarta yang berdiri sejak 1751 dan masih terawat dengan baik hingga saat ini,” ujarnya.
Dalam ritual agama di vihara (klenteng), kata dia, ada tiga unsur utama yang harus dipenuhi untuk bisa disebut sembahyang. “Yakni pembakaran Dupa, kertas emas, dan lilin. Ketiga ritual itu wajib dilakukan dalam sembahyang di vihara maupun klenteng,” terang Lieus.
Dan Anies, kata Lieus, tak melakukan ketiga hal itu. “Dia hanya membakar dan memasang dupa atau hio lalu memberi hormat. Jadi apa yang dilakukannya tak memenuhi syarat untuk disebut sebagai ritual sembahyang. Itu hanya bentuk penghormatan saja,” tutupnya. (smr)