Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Bogor menggelar acara silaturahim para pimpinan ormas dan lembaga Islam se-Bogor Raya, Kamis (18/10). Pertemuan yang diadakan di aula Masjid Ijtihad Walidain Bogor ini sekaligus untuk menyikapi masalah LGBT (lesbian gay biseks dan transgender) khususnya di Bogor.
Di antaranya dari Majelis Az Zikra, PERSIS, FPI, HASMI, ICMI, FMB, DDII, Salimah, BKsPPI, Wahdah Islamiyyah, Giga Indonesia, PPPA Darul Qur’an, Teman Hijrah, LDK, Dewan Pendidikan Kota Bogor, DKM Masjid di Bogor dan lainnya.
Anggota Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Bogor Iwan Suryawan menerangkan, keberadaan LGBT di Bogor sudah cukup mengkhawatirkan. Salah satunya ia mengungkapkan jumlah gay yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Bogor per Desember 2017 saja itu sudah 2.495 orang, dan diantara mereka sudah positif HIV-AIDS.
“Dan penularan HIV nomor satu di Kota Bogor itu melalui kaum gay, jauh lebih banyak dari penularan melalui praktek prostitusi WTS. Dengan kondisi itulah, para pimpinan ormas Islam bersepakat untuk melakukan gerakan bersama untuk mencari solusi bagaimana mengatasi masalah LGBT ini,” ujar Iwan di sela acara.
Para tokoh umat juga menyepakati membentuk Forum Masyarakat Anti LGBT dengan koordinatornya Ustaz Abdul Halim dari Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) Kota Bogor. Dan sebagai gerakannya, disepakati pula Forum tersebut akan menggelar Aksi Damai Tolak LGBT pada Jumat 2 November 2018 bertempat di Balaikota Bogor.
“Aksi ini dalam rangka mengingatkan semua pihak akan bahaya LGBT yang bisa mengundang azab dari Allah SWT. Selain itu kita juga berharap aksi ini bisa mengingatkan pemerintah daerah Bogor agar lebih peduli dalam menyelesaikan masalah ini,” ujar Ustaz Halim.
Target aksi damai tersebut, lanjut dia, lahirnya aturan pelarangan LGBT di Bogor. “Kita minta pemerintah agar mengeluarkan semacam SK atau Perda Anti LGBT, yang dengan payung hukum tersebut harapannya bisa melarang secara tegas kegiatan LGBT di Bogor,” jelas Ustaz Halim.
Untuk itu, ia mengajak seluruh pihak yang peduli akan masalah ini bisa meluangkan waktunya untuk berjuang bersama-sama para ulama, pimpinan ormas Islam, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan berbagai pihak lainnya dalam Aksi Damai Tolak LGBT pada 2 November 2018 mendatang. (zaa)