Karya Pipiet Senja
semarak.co–Ambil ini puisi yang kupintal dinihari
Dentàng peronda dùa kali
Pucuk rindu ditelan senyap
Dibuai mimpi yang lelap
Ambil ini puisi yang menyemak di dada
Ada geram dalam diam
Terseret tak sengaja
Dari penghujung senja
Oh, wahai geramku dalam diam
Adalah semesta dusta
Kibasan kemeja putih
Menyebar petaka di cakrawala
Indonesia
Ambil ini puisi luka
Terdedah dari airmata
Anak anak menahan lapar
Ibu pulang hampa
Bapak entah ke mana
Tiada kabar dari mancanegara
Oh, wahai geramku dalam diam
Adalah suara rakyat dibungkam
Hukum dipermainkan
Keadilan diperjual belikan
Ulama dipenjarakan
Aktivis dikerangkeng
Oligarki ongkang ongkang kaki
Ambil ini puisi geramku dalam diam
Kuteriakkan amarah jelata
Kami yang terpuruk oleh nista
Kalian para koruptor
Kalian para bedebah
Kalian para penghisap darah
Terkutuklah!
Oh, wahai engkau yang merajalela di Istana
Ambil ini puisi geramku
Usah kau hutang
Kuberi gratis bersama darah yang mendidih
Api neraka menantimu
Sekejap lagi, sekejap lagi, sekejap lagi
Yakinlah Tuhan takkan biarkan
Kezaliman senantiasa menang
Allahu Akbar
Indonesiaku: bangkitlah dan lawan rezim zalim!
sumber: WAGroup FORUM UMMAT ISLAM (postSenin7/11/2022/mochamadsajono)





