Dua pekan jelang pendaftaran capres dan cawapres di Pilpres 2019, Komite Persatuan Nasional-Ganti Presiden (KPN-GP) 2019 melakukan aksi meminta Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto maju sebagai capres. Deklarasi dilakukan Sabtu (21/7) siang dengan tagline ‘Kami Mau 2019 Prabowo Presiden’ di depan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Berbeda dengan gerakan #2019GantiPresiden yang tidak menyebut nama capres, seperti berlangsung di kota Medan Sumatera Utara, Minggu (22/7).
Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Raden Syafii (Romo) dan aktris era 1990 an, Neno Warisman memimpin deklarasi akbar Gerakan Nasional Relawan #2019GantiPresiden, di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Persisnya di depan Masjid Raya Al Mahsum, Medan. Ribuan orang sudah memadati lokasi acara. Mereka kompak memegang bendera #2019GantiPresiden.
Selain itu, massa juga kompak mengenakan kaos bertuliskan #2019Ganti Presiden. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indomesia Raya. Turut hadir dalam kesempatan itu sejumlah anggota DPRD Medan, yakni Ihwan Ritonga dan Ahmad Arif. Sebelumnya, lagu hits #2019GantiPresiden juga sempat diperdengarkan kepada seluruh relawan.
Salah seorang relawan aksi deklarasi #2019GantiPresiden Noni mengaku hadir atas inisiatif sendiri. Menurutnya, sebagai ibu rumah tangga ada beberapa alasan mengapa ia sepakat dengan gerakan #2019GantiPresiden. “Sudah cukup satu priode. #2019GantiPresiden. Harga kebutuhan pokok naik, BBM juga naik,” ucap Noni dilansir medanbisnisdaily.com.
Relawan #2019GantiPresiden, Ustad Masri Sitanggang mengibaratkan negara Indonesia seperti perjalanan sebuah bus. Menurutnya, selama memimpin Indonesia presidennya terlalu semena-mena dan ugal-ugalan, meskipun sudah diingatkan. Masri Sitanggang menyebut, supir bus sudah ugal-ugalan ketika membawa penumpang maka harus diganti.
“Kalau tidak bisa supirnya diganti di tengah jalan, maka tunggu sampai ke stasiun, di stasiun kita ganti. Jokowi sudah diingatkan, kita tunggu sampai stasiun, 2019 kita ganti Presiden,” kata Masri saat orasi pada acara Deklarasi Relawan #2019GantiPresiden, di depan Masjid Raya Al Mahsum.
Selain itu, Ustaz Masri juga mengibaratkan negara Indonesia seperti sholat berjamaah. Ketika imam tidak mau diingatkan, maka jangan dijadikan imam kembali ketika sholat berjamaah lagi. “Ketika imam sholat berjamaan salah, makmum wajib diingatkan. Kalau imam yang tidak mau dikoreksi kembali menjadi imam, siapa yang salah. Yang salah makmumnya. Ketika negara ini carut marut, pemimpin itu diberikan kesempatan, siapa yang salah, yang salah masyarakat nya,” teriaknya.
Kepada seluruh Relawan #2019GantiPresiden, ia berpesan agar tidak mendukung partai politik pendukung penista agama. “Apakah kita semua setuju ganti presiden,” tanya dia. “Setuju,” jawab seluruh relawan yang hadir.
Koordinator KNP-GP Yudi Syamhudi Suyuti mengatakan, deklarasi Kami Mau Prabowo Presiden 2019 itu diadakan sebagai bentuk penegasan sikap jelang Pilpres 2019. Yudi mengklaim, Komite itu terdiri dari gabungan organisasi, kelompok, komunitas, jaringan, hingga individu yang sama-sama untuk memantapkan dukungan kepada Prabowo Subianto, sebagai calon presiden.
“Deklarasi kami mendukung Prabowo berdasarkan keputusan yang diputuskan dalam rapat rakyat Indonesia beberapa waktu lalu di gedung Joang 45, Jakarta. Rapat merupakan rapat nasional komite yang dilakukan melalui musyawarah,” kata Yudi di di depan Taman Proklamator, Jalan Proklamasi, Jakarta, dikutip kumparan.com, Sabtu (21/7).
Dukungan kepada Prabowo, kata Yudi, karena kondisi bangsa saat ini semakin tidak berdaulat. Sehingga sosok Prabowo, diyakini dapat membawa perubahan bagi Indonesia. “(Dukungan terhadap Prabowo karena) situasi Indonesia yang rakyat, bangsa, da negara semakin tidak berdaulat, sehingga mengarah pada negara gagal. Dibutuhkan sebuah perubahan, (dan) pintu masuk perubahan melalui memenangkan Prabowo sebagai presiden,” ujarnya.
Penggalangan Dana
Dalam acara itu juga digelar penggalangan dana perjuangan, atau galang perjuangan yang merupakan program Prabowo dengan menjual kaus ‘Kami Mau 2019 Prabowo Presiden’. Hasil penjualan akan ditransfer ke rekening galang perjuangan. Di sinilah peran komite rakyat untuk memiliki negaranya kembali dengan ikut andil langsung dalam perjuangan. Jadi jelas, kami bukan massa bayaran, tapi hari ini kami bayar partai untuk perjuangan,” kata dia.
Selain penggalangan dana, KPN-GP juga membentangkan spanduk raksasa sepanjang 100 meter dengan tulisan ‘Kami Mau 2019 Ganti Presiden’. Yudi mengklaim ini adalah spanduk dukungan politik terpanjang di Indonesia. Menurut Yudi, jika Prabowo menang maka akan ada perubahan di Indonesia.
Yudi menuturkan Prabowo adalah sosok yang berjiwa nasionalis, kerakyatan, dan dekat dengan umat beragama. “Ini alasan penting pilihan dukungan komite ke Prabowo. Dalam situasi Indonesia yang rakyat, bangsa, dan negaranya semakin tidak berdaulat sehingga mengarah pada negara gagal, Prabowo akan menjadi solusi,” belanya.
Terkait calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo, KPN-GP tidak merekomendasikan siapapun. Yudi menyerahkan sepenuhnya pada para partai pendukung Prabowo. Deklarasi KPN-GP 2019 yang dimulai pukul 14.19 WIB atau jam 2 lewat 19 menit ini. Kata Yudi, ini sebagai simbol 2019 akan ada pergantian presiden dari Joko Widodo kepada Prabowo Subianto. (kum/tpc/lin)