Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memaparkan arah kebijakan pengelolaan zakat nasional untuk tahun 2025 dalam acara Fundraising Development Program (FDP) yang digelar di BAZNAS Institute, Jakarta, Jumat (27/12/2024).
semarak.co-FDP ini merupakan program pendidikan dan pelatihan yang dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetisi para fundraiser di BAZNAS Pusat, BAZNAS Provinsi/Kabupaten/kota.
Wakil Ketua BAZNAS RI H. Mo Mahdum menyampaikan visi strategis untuk meningkatkan pengelolaan zakat yang efektif, transparan, dan berorientasi pada pemberdayaan umat. Tidak hanya itu, Mo Mahdum juga menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi untuk mencapai target pengelolaan zakat di tahun mendatang.
“Tahun 2025 adalah momentum untuk memperkuat sinergi dalam pengelolaan zakat nasional, baik di tingkat pusat maupun daerah. Inovasi digital dan kolaborasi lintas sektor akan menjadi prioritas utama,” ujar Mahdum dalam paparannya.
Mahdum mengungkapkan, kinerja pengumpulan dan penyaluran ZIS-DSKL Nasional memiliki tren yang positif. Pengumpulan Zakat pada tahun 2023 sebesar Rp32,32 triliun dengan proyeksi pengumpulan 2024 sesuai target sebesar Rp41 triliun.
Pertumbuhan pengumpulan tertinggi terjadi pada tahun 2022 yaitu sebesar 59.2% secara tahunan atau year on year (yoy), sementara pada 2024 diproyeksikan mencapai angka sebesar 26,86% yoy. Penyaluran ZIS DSKL tahun 2023 mencapai Rp31,20 triliun dengan proyeksi penyaluran 2024 sebesar Rp38,95 triliun.
“Pertumbuhan penyaluran selama 2018-2024 mengalami fluktuasi. Tahun 2022 dan 2023 menjadi tahun dengan pertumbuhan penyaluran tertinggi yoy,” jelas Mahdum dirilis humas usai acara melalui WAGRoup Baznas Media Center (BMC), Jumat malam (27/12/2024).
Mahdum menyoroti pentingnya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi landasan utama dalam pengelolaan zakat. Dengan kepercayaan yang tinggi, partisipasi masyarakat dalam menunaikan zakat akan meningkat secara signifikan.
Menurutnya, BAZNAS terus berkomitmen untuk menerapkan prinsip 3A dalam pengelolaan ZIS-DSKL yakni Aman Syar’i, Aman Regulasi dan Aman NKRI. Mahdum juga menekankan bahwa kebijakan pengelolaan zakat pada tahun 2025 akan difokuskan pada pemberdayaan ekonomi umat.
“Pengumpulan zakat harus berorientasi pada program-program yang dapat mengangkat kesejahteraan mustahik secara berkelanjutan. Program pemberdayaan ekonomi berbasis zakat akan menjadi fokus utama BAZNAS,” jelasnya.
Selain itu, ia menyampaikan, BAZNAS RI akan memperkuat integrasi data dan teknologi digital untuk mendukung proses pengumpulan dan pendistribusian zakat. “Kami akan memaksimalkan penggunaan teknologi untuk mempercepat proses pengelolaan zakat yang lebih transparan, efisien, dan mudah diakses masyarakat,” ujarnya.
BAZNAS memiliki peran strategis dalam menciptakan keadilan sosial dan pemberdayaan umat. Oleh karena itu, seluruh pihak yang terlibat harus memiliki komitmen yang sama untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Adapun peserta Fundraising Development Program (FDP) ini terdiri atas amilin dan amilat BAZNAS RI, BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota. Kegiatan ini juga akan dilaksanakan selama tiga bulan mulai Desember 2024 hingga Februari 2025.
Para peserta juga akan mendapatkan materi terkait Arah kebijakan pengelolaan zakat nasional, dasar-dasar fundraising ZIS, komunikasi fundrising, manajemen strategis dalam fundrising, fundrising UPZ, hingga fundrising digital.
“Program FDP ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas lembaga, melaihrkan kader di bidang fundraising, mendorong pertumbuhan dan penguatan penggalangan dana pada lingkup nasional,” ucap Mo Mahdum dipenutup rilis humas Baznas.
Di bagian lain dirilis humas Baznas terbaru, BAZNAS RI bersama para mustahik menggelar mujahadah di akhir 2024, sebagai langkah memperkuat spiritualitas mustahik dan amil, juga sebagai wujud syukur atas capaian tahun ini.
Serta doa untuk kekuatan dalam menghadapi tantangan menyejahterakan umat di tahun 2025. Acara berlangsung khidmat seperti digelar di Gedung BAZNAS RI, Kawasan Matraman Jakarta Timur, Jumat (27/12/2024) dan disiarkan melalui kanal YouTube BAZNAS TV.
Hadir Pimpinan BAZNAS RI Bidang Koordinasi Nasional H. Achmad Sudrajat, Guru Besar UIN Jakarta Bidang Tafsir Hadis, Ushul Fikih, Filsafat Hukum Islam, dan Sosiologi Prof. H. Said Agil Husin Al Munawar.
Serta dihadiri oleh lebih dari 200 peserta yang terdiri atas mustahik, serta seluruh amilin dan amilat BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia baik secara online maupun offline. Achmad Sudrajat menyampaikan pentingnya penguatan spiritual melalui dzikir dan doa untuk menghadapi tantangan di masa depan.
“Hari ini, tahun 2024 akan segera berakhir, dan kita akan memasuki 2025 dengan tantangan yang lebih besar. Kita membutuhkan ‘vitamin spiritual’ berupa dzikir dan doa untuk memperkuat langkah ke depan,” ujar Achmad dalam sambutan.
Achmad menyampaikan, hingga akhir tahun 2024, BAZNAS RI telah berhasil mengumpulkan zakat sebesar Rp37 triliun, mendekati target Rp41 triliun. Menurutnya, capaian ini mencerminkan antusiasme masyarakat dalam berzakat sekaligus peran strategis BAZNAS sebagai solusi ekonomi dan sosial di Indonesia.
Meskipun demikian, tantangan ke depan masih besar. Achmad mengatakan, saat ini masih ada sekitar 5 juta penduduk Indonesia yang hidup dalam kemiskinan ekstrem dan sebanyak 4 juta anak yang mengalami stunting.
“Pemerintah telah mengamanatkan BAZNAS untuk berkontribusi aktif dalam mengatasi masalah ini. Tantangan di depan sangat besar, tetapi dengan sinergi dan cinta kita kepada Allah, bangsa, dan negara, kita yakin dapat memberikan kontribusi terbaik,” ujar Achmad.
Ditambahkan Achmad, “Kita berharap, melalui refleksi akhir tahun ini, teman-teman amil dapat terus mendoakan dan memperkuat diri dalam menghadapi tantangan ke depan. Dengan semangat, kita bisa menghimpun lebih banyak zakat sehingga manfaatnya semakin luas dirasakan oleh masyarakat.”
Achmad juga menyampaikan doa khusus untuk para muzaki, orang-orang yang memberikan kontribusi besar melalui zakat, infak, dan sedekah. “Semoga kegiatan ini menjadi ‘charger’ spiritual bagi kita semua agar dapat menjalani tahun 2025 dengan lebih optimis dan produktif,” ucapnya.
Kesempatan sama, Guru Besar UIN Jakarta Prof. H. Said Agil Husin Al Munawar menyampaikan pesan mendalam terkait makna mujahadah dan muhasabah. “Sebagai umat Islam terbesar di dunia, kita harus senantiasa berzikir, berdoa, dan bersyukur kepada Allah,” tuturnya.
Dzikir dan syukur tidak dapat dipisahkan, dan keduanya adalah inti dari mujahadah. Lebih lanjut, ia menekankan, refleksi akhir tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk introspeksi diri dan memperkokoh keimanan.
“Banyak ujian dan cobaan yang harus kita lalui, namun dengan sabar dan ilmu pengetahuan, kita akan menemukan jalan keluarnya. Mujahadah adalah cara kita mempererat hubungan dengan Allah dan memperbaiki diri,” ucapnya.
BAZNAS RI secara rutin mengadakan Mujahadah pada hari Jumat, yang bertujuan untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, meningkatkan amalan dan ibadah, meningkatkan spiritualitas mustahik, amilin, dan amilat, mendoakan para muzaki yang telah menunaikan zakatnya melalui BAZNAS.
“Serta sarana syiar zakat kepada masyarakat. Mujahadah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berzakat sebagai solusi dalam menyejahterakan umat,” tutur Achmad dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Sabtu (29/12/2024). (smr)