Garap Kontrak Angkutan Batu Bara dengan PLN, Djakarta Lloyd Adakan Kapal Curah

Menteri BUMN Rini Soemarno didampingi Dirut Djakarta Lloyd tinjau kapal curah yang baru dibeli

Kementerian BUMN menyambut baik langkah perusahaan pelayaran milik negara PT Djakarta Lloyd (DL) yang melakukan pengadaan kapal curah. Kapal ini akan menambah armada perseroan dalam rangka menggarap kontrak pengangkutan batu bara PT PLN.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, kapal yang baru dibeli DL bernama MV Dharma Lautan Intan memiliki bobot sebesar 50.000 DWT – 60.000 DWT atau masuk dalam kelas supramax. Kapal tersebut dibeli seharga US$12 juta atau sekitar Rp164 miliar lewat proses lelang. Dana pembelian kapal bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan.

“Ini adalah momen yang baik, sebagai bagian sinergi BUMN, antara Djakarta Lloyd dan PLN,” kata Rini, pada acara delivery atau serah terima kapal di Batam, Rabu (11/4) seperti dirilis Humas Kementerian BUMN, Kamis (12/4).

Kapal MV Dharma Lautan Intan ini, lanjut Rini, bisa memenuhi kebutuhan jasa pengangkutan batu bara PT PLN yang meningkat untuk tahun ini.  Dimana DL dan PLN telah berkontrak kerja pengangkutan 3,7 ton batu bara. Selain itu, lanjut Rini, BUMN yang berdiri sejak 1951 itu juga meraup kontrak baru dari Grup Surya Mega Adiperkasa dengan volume angkutan 500 ribu ton untuk durasi 5 tahun. “Volume tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan dengan kontrak yang diperoleh pada 2017,” ungkapnya.

Direktur Utama DL Suyoto menambahkan, ke depan pihaknya memerlukan kapal tanker guna memperluas segmen jasa angkutan seperti pengangkutan minyak. Saat ini saja, DL tengah dalam penjajakan kontrak pengangkutan minyak berdurasi maksimal 10 tahun dengan PT Pertamina.

Untuk itu, Djakarta Lloyd pun sudah meneken kontrak pembangunan kapal tanker dengan PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero) sejak Oktober 2017 lalu. “Nilai kontrak pembangunan kapal tanker berukuran 6.500 DWT tersebut mencapai Rp170 milliar. Diharapkan kontrak kerja sama pengangkutan BBM dengan Pertamina bisa meningkatkan pendapatan perseroan,” ujar Suyoto.

Padat Karya Tunai

Selain meresmikan MV Dharma Lautan Indah, Rini turut meninjau program padat karya tunai persembahan sinergi antara PT Pelindo I, PT Biro Klasifikasi Indonesia, PT Sucofindo dan PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam.

Kegiatan Padat Karya Tunai yang dilakukan di Desa Panau, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa ini meliputi pembangunan drainase sepanjang 300 meter dengan biaya pekerjaan berkisar Rp 720 juta dan pembangunan MCK/kamar mandi sebanyak tiga unit di tiga sekolah dimana setiap unitnya terdiri dari empat ruang kamar mandi (dua pria dan dua wanita) dengan biaya pekerjaan berkisar Rp 281 juta.

Tiga sekolah dimaksud adalah SMK 6 Kampung Panau, SDN 7 Kampung Panau, dan SDN 5 Telaga Punggur. Sehingga total biaya pengerjaan padat karya tunai yang dikerjakan oleh 300 warga ini berkisar Rp 1 miliar.

Menteri berharap program padat karya tunai ini bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat. Terlebih, program ini bertujuan untuk mendukung program Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat bawah. “BUMN harus mengusahakan perbaikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat melalui padat karya tunai untuk meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat sekitar,” kata Rini.

Tak hanya itu, Pelindo I juga turut memberikan bantuan pendidikan atau beasiswa kepada 50 pelajar berprestasi di sejumlah sekolah yang ada di Kepulauan Riau, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi.

Beasiswa diberikan kepada 25 siswa berprestasi di tingkat SD dengan nominal Rp 1 juta tiap siswa, 9 siswa tingkat SMP dengan nominal Rp 1,5 juta per siswa, 10 siswa tingkat SMA dengan nominal Rp 2 juta per siswa serta 6 pelajar tingkat Perguruan Tinggi dengan nominal Rp 2,5 juta per pelajar. Sehingga total nilai beasiswa yang digelontorkan kepada 50 pelajar tersebut mencapai Rp 73,5 juta.  (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *