Garap Angkutan Barang, Pelni Targetkan 20,9% dari Target Pendapatan Rp 7 T

sejumlah wartawan akan berlayar untuk meliput acara yang digelar PT Pelni dalam rangka merayakan Malam Tahun Baru 2017

PT Pelayaran nasional Indonesia (Pelni) serius menggarap angkutan barang seiring beralihnya penumpang dari moda transportasi laut ke udara. Sebab, arus penumpang terus turun.

Dirut Pelni Insan Purwarisya L. Tobing menargetkan pendapatan dari bisnis angkutan barang tumbuh dua kali lipat lebih dari total target pendapatan tahun ini. Ini, kata Insah, mengantisipasi fenomena tersebut sejak 2015. Tepatnya, sejak makin banyak orang yang memilih bepergian dengan pesawat karena harganya tiket terjangkau.

“Sebagai operator, kami melihat angkutan barang sangat dibutuhkan masyarakat. Kali ini, saya yakin target pendapatan dari angkutan barang bisa tercapai. Kami mematok angka 20,9 persen dari total pendapatan Pelni yang ditargetkan mencapai Rp 7 triliun tahun ini,” ujar Insan, di Senin (4/2).

Pada 2018 realisasi pendapatan dari angkutan barang hanya berkisar 9%. Untuk mendukung bisnis itu, Pelni menyiapkan sarana penunjang berupa kontainer mini. Ukurannya sekitar 5 feet atau 1,5 meter.

Ukuran kontainer mini tersebut hanya seperempat kontainer normal yang sekitar 20 feet atau 6 meter. “Salah satu dinamikanya, masyarakat butuh space yang tidak terlalu besar. Hanya sekitar 100–200 kg. Jika menggunakan kontainer biasa, siapa yang mau mengangkut?” ujarnya.

Kontainer mini, menurut Insan, juga mudah dimasukkan ke kapal-kapal perintis. Komoditas yang bisa diangkut kontainer mini bermacam-macam. Di antaranya, rumput laut dan kopra.

Secara keseluruhan, Pelni mengoperasikan 26 armada berukuran besar, 46 kapal perintis plus lima cadangan, delapan kapal barang, satu kapal ternak, dan sepuluh kapal rede. “Kapal rede adalah kapal yang digunakan untuk menjangkau wilayah laut dangkal. Saat ini kami baru punya puluhan dan itu belum bisa memenuhi kebutuhan,’’ ungkapnya.

Diperkirakan, kebutuhan kontainer mini mencapai 200 unit. Perhitungan kebutuhan tersebut mempertimbangkan keberadaan kontainer mini pada tiap pelabuhan.

Sebab, kontainer harus ada di pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan. Selain bisnis pengangkutan barang, yang potensial adalah pariwisata. Pada 2017 Pelni mampu mengangkut 12 ribu penumpang dari Semarang ke Karimunjawa. (lin)

 

Sumber: jpnn.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *