PT Bank Mandiri melakukan sinergi BUMN dengan PT Pos Indonesia untuk memperluas layanan top up Mandiri e-money yang mengakselerasi gerakan nasional non-tunai. Lewat kerja sama ini, Bank Mandiri secara bertahap akan menempatkan mesin pembaca (reader) e-money di loket-loket Kantor Pos di seluruh Indonesia.
Mulai hari ini, PT Pos melayani aktivitas top up atau isi ulang uang elektronik atau e-money milik bank pelat merah. Rencananya, layanan top up e-money ini akan dapat dinikmati pada 3.000 loket Kantor Pos.
Direktur Keuangan PT Pos Eddy Santosa menyatakan, kerja sama dengan Bank Mandiri ini merupakan bentuk dukungan perusahaannya terhadap perluasan transaksi non-tunai yang telah berjalan di berbagai sektor sebelumnya.
“Dengan layanan ini, kami bisa menjadi intermediary dari perbankan, pada daerah yang tidak ada kantor bank di sana,” kata Eddy dalam acara peluncuran kerja sama ini di Kantor PT Pos Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (9/1).
“Kami juga berharap PT Pos bisa jadi salah satu pionir dari pembayaran micro-payment. Nantinya, Bank Mandiri akan menempatkan mesin pembaca atau reader e-money milik mereka di loket-loket kantor pos di seluruh Indonesia,” ujar Eddy.
Untuk promo, dari 9 -31 Januari 2019, layanan isi ulang e-money di loket kantor pos tidak dikenakan biaya administrasi. Setelah itu barulah biaya Rp 1.500 per transaksi diberlakukan.
SEVP Consumer and Transaction Bank Mandiri Jasmin mengatakan, sinergi ini sangat strategis karena akan mengoptimalisasi jaringan loket Kantor Pos yang saat ini telah melayani berbagai jenis transaksi pembayaran dan pembelian seperti tagihan utilitas, pembelian tiket dan lain-lain.
“Harapan kami, langkah ini dapat semakin mensosialisasikan penggunaan uang elektronik ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk para pengguna jasa Kantor Pos. Ke depan, kami akan terus mengeksplorasi potensi kerjasama dengan korporasi yang memiliki jaringan bisnis atau value chain untuk semakin membudayakan cara pembayaran non tunai di masyarakat,” kata Jasmin.
Saat ini penetrasi mandiri e-money ke masyarakat sangat baik. Hingga Desember 2018, perseroan telah menerbitkan sebanyak 16,4 juta kartu dengan akseptansi mandiri e-money di lebih dari 45 ribu merchant dan 60 ribu lokasi top up.
Dari jumlah tersebut, frekuensi transaksi Mandiri e-money pada Januari-Desember 2018 telah mencapai 1,1 milyar dengan nominal transaksi Rp 13,4 triliun. Frekuensi transaksi terbesar terjadi di sektor transportasi yang mencapai 94%, terutama jalan tol seperti ruas tol Trans Jawa, tol Bali Mandara, ruas tol Medan-Kualanamu serta ruas tol Ujungpandang Seksi 1 dan 2.
Keberadaan outlet Pos Indonesia yang saat ini berjumlah lebih dari 4.800 (operate by own) dan 24.500 titik layanan dan agen Pos yang terkoneksi secara real time online, kata Eddy, terus ditingkatkan peran dan fungsinya dalam melayani kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang pengiriman barang, pengiriman uang dan pembayaran.
Salah satu upaya peningkatan utilitas outlet Pos adalah melalui penambahan fitur layanan. Dengan semakin lengkapnya layanan pengiriman barang, pengiriman uang dan berbagai pembayaran maka masyarakat akan lebih mudah melakukan berbagai transaksi (one stop service).
Jasa Keuangan Pos Indonesia melayani pengiriman uang baik cash2cash, cash2account, giropos, penerimaan setoran, tabungan, pendistribusian dana dan berbagai pembayaran biller. “Kami terkoneksi ke lebih dari 420 biller dengan tahun 180juta transaksi selama tahun 2018,” timpalnya.
Menurutnya, kerjasama dengan Bank Mandiri dalam top up Mandiri e-money ini akan memudahkan maysarakat dalam melakukan top up dan transaksi secara non tunai. Ke depan akan terus dikembangkan kerjasama khususnya dalam rangka mendukung penggunaan uang elektronik ke berbagai lapisan masyarakat. (lin)