PT Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melakukan edukasi cyber crime kepada santri di Pesantren Nurul Huda Bekasi, untuk meningkatkan pengetahuan digitalisasi keuangan termasuk potensi risiko di dalamnya.
Semarak.co – Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, BSI terpanggil untuk meningkatkan awareness santri melek keuangan digital termasuk ke dalamnya mengenali risiko-risiko di dalamnya.
“Pesantren menjadi salah satu bagian dalam islamic ecosystem yang sedang dikembangkan menjadi salah satu uniqueness value di bank syariah,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media BSI, Kamis (23/10/2025).
Anggoro mengungkap BSI bermitra dengan lebih dari 12ribu pesantren di seluruh Indonesia. Di antara jumlah tersebut, baru sekitar 34% dari keseluruhan pesantren yang terintegrasi dengan layanan keuangan digital.
Layanan keuangan digital yang disediakan BSI kepada ekosistem pesantren mencakup keseluruhan di antaranya berkolaborasi dengan unit usaha pesantren menyediakan Warung BSI, BSI QRIS, dan BSI Agen Pesantren yang saat ini jumlahnya lebih dari 800 agen.
Selain itu, ada juga manajemen ZISWAF melalui Baiq Core, BYOND by BSI dan juga layanan cash management system agar seluruh transaksi pesantren bisa transparan dan tercatat dengan baik di sistem perbankan.
BSI berharap dapat terus meningkatkan pemahaman keuangan digital di Pesantren. Tahun ini BSI optimis bisa menambah kolaborasi dengan lebih dari 1.000 (seribu) pesantren sebagai komitmen nyata meningkatkan potensi peran pesantren untuk kemandirian ekonomi umat. (hms/smr)





