FKMB Dorong Rekonstruksi Kebetawian dalam Songsong Era Milenial Masyarakat Betawi

pengurus FKMB dilantik

Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi (FKMB) mengamati dan menyikapi berbagai fenomena dinamika perkembangan kebetawian kekinian. Pengurus FKMB yang baru dilantik menyatakan sikap siap menjadi garda terdepan kemajuan Betawi dalam menghadapi tantangan dan peluang zaman. Ini dilakukan melalui rekonstruksi pemaknaan kebetawian dalam upaya proaktif dan menjalin sinergis dengan berbagai elemen masyarakat maupun instansi pemerintah untuk bahu membahu membangun marwah kearifan lokal kebetawian.

Dalam rilis FKMB menyebutkan, Jakarta adalah sebuah tempat sorotan nasional yang menjadi miniataur pembangunan nasional dari Indonesia. Dalam prosesi pembangunan tentu menjadi ikhwal mendasar bahwa ritme keterlibatan masyarakat dan kebijakan pemerintah tentu harus proaktif dalam pembangunan nasional. Jakarta dan Kebetawian merupakan satu elemen dasar yang saling melekat secara historis maupun sosial kebudayannya.

“Rekonstruksi Kebetawian dan tantangan zaman yang kini cukup masif dengan adanya hegemoni kebudayaan subculture menjadi reflektif penguatan moral kebudayaan dalam menyambut tantangan zaman. Identitas etnik Kebetawian dan Pembangunan berwawasan kebudayaan adalah implementasi mendasar yang harus diterapkan secara holistik,” ujar Hanif, humas FKMB usai pelantikan di Balai Agung, Balaikota, Jakarta, Minggu (22/10).

Betawi menjadi pondasi dasar marwah kearifan lokal yang ada di ibukota, lanjut Hanif, ini menjadi satu penguatan penanaman nilai dan norma bagi generasi betawi. Dalam era millenial, kata dia, menjadi sebuah peluang dan tantangan bagi generasi muda betawi untuk merefleksikan eksistensi budaya betawi baik di tingkat nasional maupun internasional.

Menjadi sebuah keharusan bahwa masyarakat betawi harus berdikari dan proaktif membangun narasi baik untuk pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kebudayaan. Karakter masyarakat betawi yang berazaskan semangat kekeluargaan dalam kearifan lokalnya menjadi sumbangsih besar bagi nawacita pembangunan. Karena bangsa yang besar ialah bangsa yang berbudaya.

Namun, tulis dia, realitas saat ini Betawi seakan kurang menjadi perhatian dalam keterlibatan pembangunan dan terkesan pemerintah juga subversif dari penerapan kebijakan pun juga kurang menyentuh hingga tingkat akar rumput. Tentu ini menjadi hal penting bahwa Rekonstruksi pembangunan harus bersifat strategis dan membangun masyarakat betawi pada umumnya.

Berkaca pada kondisi subversif kebetawian ini diterbitkanlah sebuah payuing hukum dalam penerapan kebudayaan betawi yang termaktub dalam Peraturan Daerah (PERDA) No. 4 Tahun 2015 mengenai Pelestarian Budaya Betawi di Ibukota DKI Jakarta.

Perda ini mengatur mengenai beberapa aturan baku dari pemerintah daerah yang mengatur mulai dari pemasangan ornament kebetawian di setiap instansi pemerintah-swasta dan beberapa revitalisasi cagar budaya betawi di Jakarta. Namun, Penerapan pedoman hukum ini juga harus disinergiskan dengan berbagai pihak dalam upaya pelestarian kebudayaan Betawi. Dengan ini betawi merupakan poros penting pembangunan berwawasan kebudayaan yang bersifat berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Di era modern saat ini tentu kebetawian harus menjadi Habitus moral kebudayaan dari masyarakat Betawi dalam menyambut dan survive terhadap berbagai tantangan zaman. Arus Hegemoni kebudayaan dalam era postmodernisme seperti Gelombang Westernisasi, Globalisasi dan berbagai macam sub kebudayaan pop culture yang sejatinya masyarakat betawi harus adaptif dalam filterasi masuknya berbagai macam hegemoni kebudayaan asing. Budaya kini seharusnya direkonstruksi dan direvitalisasi sesuai zamannya agar memunculkan culture interesting bagi generasi millennial era kontemporer saat ini.

Dalam hal ini, FKMB akan merekonstruksi kebetawian agar dapat berprestasi dan berkarya baik kancah nasional maupun Internasional.Melalui berbagai stimulus inovasi kebetawian dan sinergitas dengan kebijakan pelestarian kebudayaan Betawi untuk menumbuhkan pembangunan berwawasan kebudayaan yang berkarakter dan berwawasan global. Untuk itu kami dari Forum Komunikasi Mahasiwa Betawi juga akan menjalin sinergitas dengan Instansi Kedutaan Besar untuk membangun stimulus pengenalan kebetawian di tingkat Internasional. (lin)

Untuk itu FKMB menyatakan dan bersikap:

1. Menjalin sinergitas Program Kerja kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

2. Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi siap menjadi social control terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

3. Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi Akan membangun kerjasama (MoU) kepada seluruh Instansi Pemerintah maupun lainnya dalam hal kebudayaan dan Pertukaran Pemuda antar Negara ( FKMB Go International)

4. Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi sebagai Putra Daerah Mendorong kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bersama membangun generasi emas pemuda pemudi betawi dalam hal Pendidikan,Beasiswa dan Hal konstruktif lainnya kepada Mahasiswa Betawi dalam Menyongsong Generasi Emas Muda Mudi Betawi.

5. Menjadi Roda Penggerak Rekonstruksi Kebetawian dalam menyambut Tantangan zaman dan Membangun generasi emas betawi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *