Oleh M Amin Husen *
semarak.co-Kita kerapkali mendengar ungkapan atau pernyataan dari penggiat atau mujahid da’wah tentang pentingnya merapatkan Shaf dalam menyikapi problematika umat dan tantangan krusial dari pihak-pihak luar yang tidak bersahabat terhadap ummat Islam
Berbicara mengenai Rapatkan Shaf.. mengenai Imamah-Jamaah.. mengenai komando ulama dan seruan jihad lewat Iqomah.. narasi itu sangat berkenaan dengan interaksi komunitas berjamaah di Mesjid
Karna itu, mendekatkan diri ke Mesjid.. memakmurkan mesjid.. meletakkan Fungsi Mesjid sebagai Base Camp atau Home Base dan Sentra Pembelajaran dalam rangka Mencerahkan dan Mencerdaskan Ummat atau menjadi Mesjid sebagai Benteng Pertahanan membangun kekuatan Mental-Spiritual Ummat..
Melakukan Rekonsiliasi dan Rekonsolidasi Ummat.. menggagas dan merancang Skenario Pergerakan Da’wah dan Politik.. merancang dan mengatur Strategi dan Taktik Pergerakan Da’wah dan politik..pembelajaran tentang strategi dan taktik intelijen dan kontra intelijen.. membaca pergerakan lawan serta mengcounter propaganda lawan.. semua itu harus berawal dan dimulai dari Mesjid sebagai Sarana Pemberdayaan dan Pembangunan Ummat.
Tanpa hal itu, maka bicara tentang Rapatkan Shaf hanya sekedar sebagai Wacana dan Retorika Politik saja tanpa menyentuh Substansi dan Esensi dari Filosofi dan Maknanya
Rapatkan Shaf bukanlah Issu politik insidental dan kondisional tapi merupakan substansi ajaran Islam yang fundamental dalam konteks membangun dan mengokohkan ukhuwah Islamiyah dalam segala situasi dan kondisi
Jakarta, 6 Syawal 1442 H
*) Ulul Albab FOUNDATION
sumber: WAGroup ALUMNI HMI (post Jumat 21/5/2021)