Aktris kawakan tanah air, Widyawati menjadi salah satu pemeran utama dalam film Mama Mama Jagoan. Istri mending sutradara kondang Sophan Sophian ini beradu akting dengan Ratna Riantiarno, Niniek L. Karim.
Widya mengaku senang membintangi film bergenre drama komedi tersebut. Meski sempat kaget karena peran utama akan diperankan oleh artis peran senior. Dalam film tersebut mereka diceritakan sebagai sahabat dekat yang akan berpetualang ke Bali untuk menemukan seseorang. Tapi malah terlibat pertengkaran satu sama lain.
Mereka melalui perjalanan panjang menuju Bali, bermodalkan kartu pos terakhir dari anaknya Mirna bernama Monang. Pecinta film drama komedi bisa menikmati keseruan film tersebut yang tayang 22 November 2018.
“Pertama kali diminta, saya senang tapi saya tanya.’Berani ya, minta kita yang sudah tua memerankan pemeran utama,” canda Widyawati yang berperan sebagai Dayu, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (16/11).
Dayu, sahabat Mirna (Ninik L Karim) dan Hasna (Ratna Riantiarno) yang ikut membantu Mirna menemukan putranya, Monang di Bali. Dalam film tersebut dirinya tampil tomboi dan sangat menikmati perannya. “Memang menarik saja. Di sini, Sidi (Saleh, Sutradara) mengarahkan dengan baik, semua berjalan begitu saja. Saya menikmati perannya itu,” ujar Widyawati yang pernah menyabet piala citra.
Selain aktris senior yang menjadi pemeran utama, turut ditemani Nadine Alexandra, David John Schaap, JRX, Lolox, Willem Bevers, Cok Simbara, Joshua Pandelaki, Nadira Octova. Sedangkan naskha ditulis Tian Pranyoto Gafar, lalu produser Wilza Lubis dan Co-Produser Restu Sinaga.
Drummer grup band Superman Is Dead (SID) I Gede Ari Astina atau lebih dikenal Jerinx, turut dipercaya main. Keputusannya terlibat dalam film bergenre drama komedi itu karena muncul sosok aktris senior Widyawati. “Tentang main film ini banyak alasan, Widyawati alasannya,” ungkap Jerinx.
Bahkan, pria yang suka sepeda ‘lowrider’ itu mengungkapkan kekaguman kepada istri dari mendiang Sophan Sophiaan itu. Karena dianggapnya sebagai andalan kecantikan. “Saya anggap Widyawati saat muda ujung tombak kecantikan. Yang jelas saya menikmati proses film ini, daripada kuliah film mahal-mahal, terlibat di sini saya banyak belajar,” ungkap pria kelahiran Kuta, 10 Februari 1977 itu.
Film ini, nilai dia, memiliki pesan moral yang bagus dan jarang ditemui pada film lain. “Secara cerita, sampai mengiyakan berarti ceritanya keren, pesannya yang jalan ceritanya jarang enggak ada yang seperti ini,” tukas JRX sapaannya yang lagi berseteru dengan penyanyi dangdut Via Vallen soal cover. (lin)