Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan Festival Pesona Danau Limboto 2024 menjadi momen untuk mengamplifikasi pesan perdamaian dan nilai luhur masyarakat Gorontalo.
semarak.co-Dalam pembukaan Festival Pesona Danau Limboto 2024 di Pentadio Resort, Minggu (23/6/2024), Menparekraf Sandiaga mengungkapkan rasa kagumnya terhadap asal usul Danau Limboto yang sarat akan pesan perdamaian.
Ditambahkan Menparekraf Sandi Uno, pesan-pesan perdamaian ini sendiri disuguhkan dalam pementasan sendratari yang meramaikan pembukaan festival yang digelar pada 22-24 Juni 2024 itu. Sendratari ini mengisahkan konflik antara dua kerajaan yang berada di sekitar Danau Limboto.
Akibat terjadinya konflik tersebut, sambung Menparekraf Sandi Uno, kedua kerajaan pun sepakat untuk mengadakan perjanjian perdamaian dan bersumpah tidak akan saling menganiaya yang dikenal dengan sebutan Perjanjian Payato.
“Saya melihat luar biasa sekali tari kolosalnya. Kita belajar untuk senantiasa menghadirkan perdamaian dalam membangun sebuah peradaban,” kata Menparekraf Sandi Uno dirilis humas usai acara melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf, Senin (24/6/2024).
Untuk itu, Menparekraf Sandi Uno pun mendorong agar kisah ini diangkat dalam bentuk film pendek “Ada subsektor film yang berkembang pesat dan saya mendorong ini dijadikan film pendek dulu 10 sampai 15 menit dan dimasukkan ke dalam Festival Film Bulanan yang kami gagas,” katanya.
Sementara Penjabat (Pj.) Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin, mengapresiasi dukungan yang diberikan Kemenparekraf terhadap Festival Pesona Danau Limboto yang sudah hadir sejak 2011 ini. Terlebih, event ini telah berkembang dari event tingkat daerah menjadi event berkelas nasional.
Hal ini terbukti dengan keberhasilan Festival Pesona Danau Limboto masuk ke dalam kalender event Kemenparekraf, Kharisma Event Nusantara (KEN). Danau Limboto sebagai potensi wisata kaya akan keragaman hayati, serta nilai budaya, adat istiadat Gorontalo.
“Bahkan sampai saat ini masih sangat kental dengan prosesi, tata laksana, dan peraturan hidup yang diatur dengan sendi-sendi adat Gorontalo dengan falsafah berbunyi Adat Bersendikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah,” terang Rudy.
Kesempatan serupa, Bupati Gorontalo Nelson Pomolango mengatakan, event ini diharapkan mampu mendorong meningkatkan kesadaran wisatawan atas potensi wisata yang ada di Gorontalo. “Kita berharap dengan ini investasi dan perhatian masyarakat luar negeri bisa terus berkembang terhadap Gorontalo,” ujar Nelson. (smr)