Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyindir Presiden AS Donald Trump bikin malu tak mengaku kalah pada pemilu presiden (Pilpres) 2020 dan menyebut sengketa itu tak penting. Biden sendiri umumnya banyak mengabaikan Trump atas tindakan dan ucapannya.
semarak.co-“Saya hanya menganggap ini memalukan, jujur saja,” kata Biden ketika ditanya apa pandangan dia terhadap keengganan Trump untuk mengakui kalah Pilpres 3 November 2020.
“Bagaimana saya bisa mengatakan hal ini secara bijaksana? Saya pikir hal ini tidak akan membantu yang diwariskan presiden,” kata Biden kepada wartawan di kota kelahirannya Wilmington, Delaware.
Satu pekan setelah Pilpres AS, capres petahana Trump tetap bungkam di Gedung Putih dengan terus merasa menang pemilu dan mengajukan gugatan kecurangan pemilu yang sejauh ini tidak didukung bukti yang kuat.
“Fakta mereka tak mau mengakui kami menang untuk saat ini adalah tidak banyak mempengaruhi perencanaan kami,” kata Biden seperti dikutip AFP, Rabu (11/11/2020).
Dalam rangkaian pembicaraan terakhirnya dengan para pemimpin dunia, Biden sudah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin.
Ketika ditanya apa pesan dia kepada mereka, Biden menjawab, “Saya beri tahu mereka bahwa Amerika sudah kembali. Kami akan kembali ke permainan. Bukan Amerika seorang.”
Trump sendiri masih bersikukuh menang. Pada Selasa (10/11/2020) dia mencuit, “Kita Akan Menang!”, menunjuk kepada gugatan hukumnya yang ternyata tidak berhasil. “Perhatikan kecurangan penghitungan suara besar-besaran.”
Sementara itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya menyelamati Joe Biden atas kemenangan dia melawan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS, pada Selasa (10/11/2020) waktu setempat. Dia juga mendesak hubungan yang lebih erat di antara kedua negara bersekutu anggota NATO.
Pernyataan Erdogan itu baru disampaikan tiga hari setelah media massa AS mengumumkan Biden sebagai pemenang pemilu. Sikap itu menunjukkan hubungan pribadi yang dekat antara sang Presiden Turki dengan Trump.
Erdogan juga mengirimkan pesan kepada Trump dengan mengatakan bahwa apa pun hasil pemilu AS itu dia menyampaikan terima kasihnya atas persahabatan yang hangat dari Trump selama empat tahun menjabat presiden AS.
Namun Turki dan AS juga pernah tegang selama era Trump, termasuk menyangkut dukungan AS kepada milisi Kurdi Suriah yang dianggap Turki sebagai ancaman besar keamanannya. Erdogan berkata kepada Biden bahwa dia ingin lebih jauh mengembangkan dan memperkuat hubungan kedua negara.
“Selamat kepada Anda atas keberhasilan pemilu Anda dan menyampaikan keinginan tulus saya untuk perdamaian dan kesejahteraan rakyat AS,” kata Erdogan dalam pernyataan yang disiarkan kantornya seperti dikutip AFP, Rabu (11/11/2020).
Masalah-masalah lain yang membuat tegang Ankara dan Washington adalah pembelian sistem pertahanan peluru kendali canggih Rusia oleh Turki dan penolakan AS dalam mengekstradisi ulama Turki yang dituding Erdogan merancang kudeta gagal pada 2016.
Pemerintah Turki sempat terusik oleh pernyataan Biden dalam wawancara dengan New York Times Desember tahun lalu yang menyebut Erdogan otokrat. Biden juga mengkritik kebijakan Erdogan terhadap Kurdi. Pihak Erdogan membalas dengan menyebut pernyataan Biden itu arogan dan hipokrit.
Sementara itu masih ada Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang belum memberi selamat kepada Joe Biden sebagai presiden AS terpilih 2020-2024. (pos/smr)