Dukungan BUMN Terhadap Pelaku Usaha Milenial Agar Jadi Role Model Transformasi UMKM Digital

Tangkapan layar monitor dari webinar Radio Sonora. Foto: internet

Perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat, segala sesuatu dapat diakses dengan mudah. Salah satu bentuk perkembangan tehnologi yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia saat ini adanya layanan internet dan media sosial.

semarak.co– Indonesia sendiri masuk kedalam 10 negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Melihat fakta tersebut BUMN memanfaatkan tehnologi yang tengah berkembang pesat untuk memakmurkan masyarakat Indonesia salah satunya pengusaha UMKM.

Bacaan Lainnya

Hal ini dibahas dalam Webinar Radio Sonora dengan tema Dukungan BUMN Pada Pelaku Usaha Milenial Yang Menjadi Role Model Transformasi UMKM Digital yang diadakan, Sabtu (15/8/2020).

Webinar ini menghadirkan pembicara Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, SVP Enterprise Telkomsel Dharma Simorangkir, Head of Business & Marketing Fore Coffee Shintia Xu, dan Ketua Ikatan UKM Bisnis Indonesia (IKUBI). Jarot Trisunu

Prof. Marsudi menuturkan bahwa ditengah gempuran teknologi yang semakin canggih, Indonesia hingga saat ini hanya mampu menjadi konsumen. Marsudi menekankan bahwa cara terbaik yang dapat dilakukan Indonesia saat ini untuk mendongkrak ekonomi adalah dengan memanfaatkan tehnologi digital yang ada.

“Satu hal yang menyedihkan kita jadi bangsa pemakai, kalo kita gak bisa bikin industrinya sekarang bagaimana cara kita untuk memanfaatkan teknologi digital tersebut untuk memperkuat bisnis kita,” tutur Marsudi.

Saat ini, nilai dia, sebenarnya Indonesia sudah mampu untuk menjadi role model transformasi UMKM Digital. Buktinya, banyak produk-produk lokal yang kualitasnya tidak kalah bagus dengan produk luar negeri. Salah satu produk yang patut dipertimbangkan adalah CloudX Meeting by Telkomsel yang merupakan aplikasi serupa seperti Google Meet dan Zoom.

Senior Vice President (SVP) Enterprise Telkomsel Dharma Simorangkir menuturkan bahwa saat ini provider Telkomsel tengah menyiapkan beberapa program yang diperuntukan untuk membantu aktivitas para pelaku UMKM.

“Kita telah menyiapkan beberapa program diantaranya Nexdev yang merupakan program dari telkomsel untuk para start-up awal agar berkembang, Tinc, program kerjasama Telkomsel, dan yang terakhir ada program pendanaan seperti program TMI,” tutur Dharma dalam Webinar bersama dengan Sonora FM.

Selain itu salah satu platfrom multifungsi yang disedikan Telkomsel untuk para pelaku UMKM adalah ‘99% Usahaku’. Platform 99% Usahaku sendiri merupakan suatu platfrom yang menyediakan barang yang berasal dari UMKM.

Mulai dari pengadaan, pemasaran produk, serta pemberian akses pembiayaan modal dan meningkatkan produktivitas dilakukan dalam ekosistem Telkomsel. Platfrom multifungsi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan para pelaku UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan juga income, terutama selama masa pandemi covid-19.

Salah satu UMKM yang dapat bertahan dimasa pandemi covid-19 seperti sekarang ini adalah Fore Coffee. Bahkan menurut penuturan Head of Business and Marketing Fore Coffee Shintia Xu, saat ini bisnis kopi yang digelutinya berangsung membaik dan kembali mengeliat.

Shintia menuturkan, memang pada saat pandemi seperti sekarang ini pelaku UMKM diharuskan untuk berjuang jauh lebih keras dari biasanya. Lantaran pandemi covid-19 ini merupakan pandemi pertama kali yang mampu mengoncang ekonomi Indonesia maupun dunia.

Untuk dapat bertahan, Fore Coffee sendiri melakukan beberapa langkah agar dapat beradaptasi di situasi yang terbilang baru ini. “Buat temen-temen UMKM yang lain mungkin harus mengidentifikasi dulu mana yang lemak dan mana yang otot,” terang Shintia.

Karena kita, nilai Shintia, perlu memangkas yang tidak terlalu penting. “Namanya bisnis yang ingin berkembang, kalau tidak ada kebutuhan yang dipangkas ya harus bisa grow-up, hal ini dilakukan agar cashflow tetap ada,” tutur Shintia.

Untuk dapat bertahan, kata dia, maka harus meneliti keinginan dari konsumen itu sendiri. “Hal ini lah yang memicu hadirnya Fore Coffe dalam ukuran 1 liter, karena itu bentuk permintaan dari customer yang kita dengarkan,” tutur Shitia Xu.

Pertimbangan Fore Coffee selain mendengarkan customer adalah menyesuaikan dengan keadaan yang saat ini terjadi di Indonesia. Saat pandemi orang akan lebih sering melakukan aktivitas di rumah, seperti bekerja dari rumah atau bahkan belajar dari rumah.

Maka konsep Fore Coffee dalam kemasan satu liter dirasa sangatlah tepat untuk dipasarkan di tengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Ternyata pertimbangan Shintia mengenai hal tersebut disambut baik oleh konsumen Fore Coffee, hal ini terlihat dari omset yang didapat Fore Coffee sejak bulan Juni hingga sekarang yang mengalami kenaikan.

Senada dengan Shintia Xu, Ketua Umum Komunitas Ikatan UKM Bisnis Indonesia (IKUBI), Ir Jarot Trisunu menuturkan bahwa disaat yang kritis seperti sekarang ini memang penting mendengarkan permintaan dan keinginan dari konsumen.

Selain mendengarkan permintaan konsumen saat ini adalah kesempatan yang tepat untuk terjun langsung ke dunia digital. Meski ketika kita masuk ke platform digital, maka persaingan baru harus kita hadapi.

“Ketika terjun ke dunia digital maka harus siap menghadapi pertarungan bebas dari brand besar dan juga brand kecil, hal ini akan menjadi sebuah tantangan dan juga kesempatan baru,” tutur Jarot.

Jarot sebagai Ketua Umum IKUBI juga menuturkan bahwa pada saat pandemi saat ini penggunaan platfrom digital sangat membantu usaha dari UMKM di Indonesia. “Mau gak mau, suka gak suka, kita harus melakukan transformasi digital. Karena dengan transformasi digital kecepatan kita memasarkan produk akan meningkat,” ungkap Jarot.

Platfrom digital ini dinilai sangat menguntungkan bagi konsumen maupun bagi penjual. Karena dengan kondisi seperti sekarang ini para konsumen akan lebih memilih toko atau UMKM yang meminimalisir kontak langsung.

Selain menuruti keinginan konsumen dan juga memasuki dunia digital, kata dia, maka para pelaku UMKM harus mengerti apa yang saat ini tengah dihadapi dan tantangan pada dunia digital.

Karena bisnis di dunia digital sangat berbeda dengan bisnis konvensional seperti yang dilakukan. Jika tidak melakukan gerak perubahan yang cepat, akan merugikan pelaku UMKM itu sendiri.

“Orang yang biasa bisnis di zona nyaman akhirnya banyak pelaku UMKM malas melakukan perubahan besar dan cepat. mau gak mau suka gak suka harus belajar dan mengeluti usaha dengan mengunakan platfrom digital,” tutup Jarot. (net/smr)

 

sumber: sonora.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *