Sejumlah program terkait Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur (Jabodetabek-Punjur), tengah dilakukan.
semarak.co-Dharma Wanita Persatuan (DWP) Ikatan Istri Karyawan dan Karyawati (IKAWATI) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) turut mendukung Perpres tersebut melalui kegiatan pembuatan biopori dan sumur resapan demi mencapai keberlangsungan lingkungan.
Ketua Umum IKAWATI Kementerian ATR/BPN Diah Himawan, berkata pihaknya melakukan kegiatan pembuatan biopori ini menjadi bagian dari kegiatan HANTARU 2021 yang telah berlangsung hingga Senin (08/11/2021) lalu. Tak hanya itu, kegiatan ini juga sebagai wujud dukungan dalam program Jabodetabek-Punjur.
“Pembuatan sumur resapan dan biopori yang telah dilakukan di Kantor Pusat Kementerian ATR/BPN ini sebagai bentuk komitmen Kementerian ATR/BPN dalam pengendalian banjir dan air tanah,” terang Diah Himawan yang hadir secara live via sambungan telepon dalam program Dialog Kentongan, Radio Pro 1 RRI Jakarta Selasa (9/11/2021).
Bicara soal tema HANTARU 2021, yakni “Pesan Puncak untuk Penyelamatan Kawasan Puncak”, Diah Himawan menceritakan bahwa ia benar-benar melihat bagaimana kondisi sesungguhnya kawasan Puncak saat perayaan HANTARU 2021.
“Kita melakukan napak tilas dan melihat beberapa permukaan tanah yang sudah gundul, ditambah saat ini perubahan iklim terjadi begitu cepat. Itulah mengapa kita perlu segera menanam beberapa pohon tertentu,” tuturnya.
Diah Himawan juga menjelaskan bahwa pada Perayaan HANTARU 2021 lalu, pihak Kementerian ATR/BPN menanam beberapa bibit pohon, mulai dari kopi, jambu, pala, sirsak, lemon, dan nangka. Hal ini bukan tanpa alasan, bibit pohon tersebut termasuk ke dalam jenis tanaman buah-buahan yang produktif serta kemampuannya dalam menahan potensi tanah longsor.
Ketua Bidang Lingkungan IKAWATI Lina Budi Situmorang yang juga hadir pada program Dialog Kentongan oleh RRI ini menjelaskan bahwa banjir masih menjadi masalah yang terjadi di berbagai perkotaan besar.
“Hal ini dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi, diperparah oleh minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan tingkat kepadatan bangunan yang tinggi. Hal ini membuat air resapan sedikit masuk ke tanah,” jelas Lina Budi.
Bicara soal kegiatan pembuatan biopori, Lina Budi Situmorang berkata bahwa seluruh anggota IKAWATI yang terlibat begitu antusias dalam mengikuti jalannya pembuatan biopori. Seluruh anggota IKAWATI bersama-sama menanam pipa pvc ke dalam tanah di 35 titik di Kantor Pusat Kementerian ATR/BPN.
“Pada kegiatan ini, kami juga mengajak ibu-ibu untuk melakukan pembuatan biopori di lingkungan mereka masing-masing, sebagai upaya turut serta bersama pemerintah dalam menjaga keberlangsungan lingkungan,” jelas Lina Budi Situmorang.
Terkait langkah ke depan dari program lingkungan yang digagas IKAWATI, Diah Himawan berkata, akan terus melakukan berbagai kegiatan yang sifatnya peduli terhadap lingkungan. Sebenarnya tidak hanya biopori saja, tapi karena sudah masuk musim penghujan, diprioritaskan penanaman biopori dan sumur resapan, ditambah penanaman pohon saat kegiataan HANTARU 2021. (ar/ls/smr)