Dukung Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Aceh, BNI Syariah Relokasi Kacab

Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman (kiri), Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo (kanan) saat meresmikan relokasi Kantor Cabang Banda Aceh dalam rangka meningkatkan layanan dan mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Propinsi Aceh. Lokasi baru KC Banda Aceh saat ini di Jalan TM Daud Beureuh yang lebih strategis, representatif dan lebih nyaman khususnya bagi masyarakat dan nasabah BNI Syariah (13/12/2018). foto: dok humas BNI Syariah

Bank BNI Syariah meresmikan relokasi Kantor Cabang (Kacab) Banda Aceh dalam rangka meningkatkan layanan dan mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Provinsi Aceh.

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan, Provinsi Aceh merupakan provinsi yang dikenal religius dan memiliki umat muslim terbesar di Indonesia sebesar 98,5% dari total penduduk sebesar 5,19 juta.

Besarnya jumlah penduduk muslim tersebut merupakan sumber daya dan potensi utama bagi pertumbuhan ekonomi di provinsi Aceh, khususnya potensi ekonomi syariah dan industri halal.

“Pertumbuhan ekonomi provinsi Aceh tercatat tumbuh sebesar 5,74% yoy, posisi Juni 2018. Ini meningkat signifikan dari periode sama 2017 sebesar 3,54 persen. Pertumbuhan tersebut didorong sektor pertanian, konstruksi, perdagangan serta administrasi pemerintahan,” ujar Firman dalam rilis Humas BNI Syariah, Jumat (14/12/2018).

Dari sisi pengeluaran, lanjut Firman, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah menjadi lokomotif utama pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor ekonomi tersebut merupakan potensi bisnis bagi industri perbankan termasuk perbankan syariah.

Market Share Tertinggi

Dalam perkembangan perbankan syariah, provinsi Aceh merupakan provinsi yang memiliki market share perbankan syariah tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 58,36 persen dari total asset perbankan provinsi Aceh yang sebesar Rp 49 triliun (per Juni 2018).

“Didorong konversi Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah juga. Market share tersebut jauh di atas market share perbankan syariah nasional sebesar 5,7 persen. Hal tersebut menunjukkan dukungan pemerintah daerah Aceh terhadap kemajuan ekonomi dan perbankan syariah,” pujinya.

Dukungan pemerintah daerah terhadap ekonomi dan perbankan syariah juga ditunjukkan dengan rencana penerapan kebijakan Qonun Aceh No. 8 Tahun 2014 yang menyatakan lembaga keuangan di Aceh harus berdasarkan prinsip syariah.

Lembaga keuangan konvensional yang sudah beroperasi pun, sebut dia, harus membuka Unit Usaha Syariah (UUS), transaksi keuangan pemerintahan Aceh dan pemerintahan Kabupaten/Kota wajib melalui lembaga keuangan syariah.

Dengan mempertimbangkan potensi daerah dan potensi ekonomi Provinsi Aceh tersebut, maka BNI Syariah memandang perlu untuk meningkatkan layanan di Provinsi Aceh. Antara lain melakukan relokasi KC Banda Aceh ke lokasi baru di Jalan TM Daud Beureuh yang lebih strategis, representatif dan lebih nyaman.

“Khususnya bagi masyarakat dan nasabah BNI Syariah dan rencananya tahun depan kami akan menambah 17 outlet menjadi 21 outlet dari 5 outlet yang dimiliki saat ini,” ujarnya.

Sebagai wujud Hasanah, BNI Syariah bersama Yayasan Hasanah Titik memberikan bantuan sosial kepada Yayasan BFLF Rumah Bermain bagi penderita Thalasemia Hemofilia dan Kanker serta Pondok Pesantren Dayah Mini yang diserahkan oleh Direktur Utama BNI Syariah kepada pimpinan yayasan dan pimpinan pondok pesantren.

“BNI Syariah siap mendukung penerapan kebijakan Qonun Aceh dengan dukungan jaringan dan layanan induk BNI siap untuk melayani masyarakat Aceh. Sebagai Hasanah Banking Partner ingin bersinergi dengan seluruh stakeholders dalam membangun ekonomi syariah khususnya di Kota Banda Aceh,” ujarnya.

Semoga hadirnya BNI Syariah KC Banda Aceh dapat memberikan keberkahan dan manfaat bagi masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan kota Banda Aceh dan sekitarnya”, papar Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo.

Dirut BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo di hadapan lebih 400 mahasiswa/i Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh di auditorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) (13/12). Foto: dok Humas BNI Syariah

“Alhamdulillah, kehadiran BNI syariah diterima baik oleh masyarakat kota Banda Aceh, terbukti dengan pertumbuhan kinerja BNI Syariah KC Banda Aceh. Per Juni 2018, pertumbuhan aset sebesar 55 persen, DPK sebesar 80 persen dan pembiayaan sebesar 72 persen meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya”, pungkasnya.

Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman sangat apresiasi kehadiran BNI Syariah menambah semangat baru dalam mengembangkan perbankan syariah di Kota Banda Aceh. Peran perbankan syariah melalui dana dan pembiayaan sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

“Potensi perbankan syariah dari sisi aset, DPK dan pembiayaan yang semakin meningkat dan dengan adanya kebijakan Qonun Aceh diharapkan menjadikan perbankan syariah menjadi leader dalam pengembangan ekonomi syariah di kota Banda Aceh,” papar Usman dalam sambutannya.

BNI Syariah dalam rangka mendukung literasi dan inklusi keuangan syariah melaksanakan Hasanah Public Lecture dengan tema Hasanah Leadership yang disampaikan oleh Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo di hadapan lebih dari 400 mahasiswa/i Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Acara dilaksanakan di auditorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) (13/12).

Dihadiri oleh Wakil Rektor 2 Unsyiah, Agus Sabti. Ditengah kondisi tren VUCA (volatile, uncertain, complex, ambiguous) BNI Syariah mengajak kepada generasi muda untuk meneladani Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan bergaya hidup yang halal sesuai dengan prinsip syariah. BNI Syariah dengan hasanah way memberikan solusi melalui berbagai layanan dan produk perbankan syariah sejak lahir sampai masa tua dan kehidupan di akhirat kelak. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *