Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Kementerian Agama (Kemenag) RI meluncurkan Peta Jalan Zakat 2045 sebagai upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) guna mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
semarak.co-Peta Jalan Zakat 2045 diluncurkan Ketua BAZNAS RI Prof. KH. Noor Achmad didampingi Wakil Ketua BAZNAS RI Mokhamad Mahdum, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian dan Pengembangan Prof (HC) H. Zainulbahar Noor.
Serta Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. Waryono Abdul Ghafur dalam rangkaian acara International Conference on Zakat (ICONZ) ke-8 di Gedung Sabuga, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/12/2024).
Dalam rangka memaksimalkan peran strategis zakat, BAZNAS bersama Kemenag telah menyusun Peta Jalan Zakat 2045. Peta Jalan Zakat 2045 tersebut menjadi pedoman penting dan strategis bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan sistem pengelolaan zakat yang profesional, modern, dan berdaya saing global.
Ketua Baznas Prof KH Noor mengatakan, Pemerintah menempatkan pengelolaan zakat sebagai salah satu strategi penting dalam mencapai visi Indonesia 2045. Sebagai instrumen keuangan sosial Islam, zakat memiliki potensi besar untuk mendukung pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan, dan penguatan ekonomi umat.
Prof KH Noor menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan Peta Jalan Zakat 2045. “Kolaborasi yang baik ini menjadi fondasi kuat bagi keberhasilan pengelolaan zakat yang lebih terarah, terukur dan berdampak luas,” jelas Prof KH Noor dalam sambutan.
Prof KH Noor berharap, Peta Jalan Zakat 2045 ini dapat dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kebijakan, pelaku industri, serta lembaga pengelola zakat dalam merancang dan melaksanakan berbagai program strategis peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM serta optimalisasi pengelolaan zakat.
“Semoga Allah SWT senantiasa meridai segala upaya kita dalam memajukan pengelolaan zakat sebagai salah satu instrumen utama dalam mewujudkan kesejahteraan umat dan keberlanjutan pembangunan bangsa,” harap Prof KH Noor seperti dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Kamis (19/12/2024).
Di bagian lain dirilis humas Baznas berikutnya, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Dirzawa) Kemenag RI, Prof. Waryono Abdul Ghafur menyampaikan, hadirnya BAZNAS menunjukkan bahwa negara telah hadir memfasilitasi rukun Islam yang ketiga (zakat) untuk membantu masyarakat dan mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki lembaga zakat resmi pemerintah seperti BAZNAS, yang memfasilitasi masyarakat dan umat Islam untuk dapat menunaikan zakatnya. “Kita sebagai bangsa patut bersyukur, karena meskipun kita ini bukan negara Islam, tapi negara telah memfasilitasi terselenggaranya rukun Islam yang ketiga,” ungkap Prof Waryono sambil melanjutkan.
“Yaitu dapat dilaksanakan dengan baik, tadi kita mendengar dari perwakilan Thailand, Myanmar, dan Kamboja, di negara-negara tersebut belum ada lembaga seperti BAZNAS, sehingga untuk memperkuat masyarakat miskin itu belum terorganisir secara baik seperti di Indonesia,” ujar Prof Waryono di Gedung Pendopo Kota Bandung, Rabu malam (18/12/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Prof Waryono juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Konferensi Zakat Internasional ke-8 atau The 8th International Conference on Zakat (ICONZ) 2024 yang dilaksanakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 17-19 Desember 2024.
Atas nama Kemenag, disampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada BAZNAS, LAZ dan juga pimpinan daerah yang telah memfasilitasi sekaligus mengadakan kegiatan ini sehingga dihadiri pemikir-pemikir muda dari kalangan mahasiswa dan juga dosen.
Mereka yang memikirkan bagaimana perzakatan khususnya di Indonesia, dan juga di tempat-tempat lain. Prof. Waryono berharap ICONZ 2024 dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang progresif dan berkontribusi nyata dalam memajukan perzakatan di Indonesia maupun negara-negara lainnya.
“Insya Allah acara ini bukan hanya membicarakan mengenai zakat, tapi lebih jauh dari itu adalah bagaimana zakat yang kita kumpulkan ini, betul-betul berkontribusi memberdayakan dan menguatkan masyarakat yang paling dasar yaitu mereka yang membutuhkan,” ujar Prof Waryono dirilis humas Baznas usai acara melalui WAGroup BMC, Kamis (19/12/2024).
Prof Waryono berharap, konferensi tersebut dapat melahirkan pemikiran progesif untuk memajukan perzakatan di Indonesia dan negara-negara yang boleh jadi minoritas, seperti di Thailand, di Kamboja, di Myanmar dan seterusnya. (smr)