Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai pengembangan bandara (bandar udara) yang menjadi Proyek Strategis Nasional seperti pembangunan Bandara Baru di Yogyakarta dan revitalisasi Bandara Syamsuddin Noor di Banjarmasin.
Pembangunan infrastruktur yang terus dikerjakan pemerintah memerlukan dukungan semua pihak terutama BUMN. PT Bank Tabungan Negara (BTN) bersinergi dengan PT Angkasa Pura I (AP I) meningkatkan pengembangan bandar udara (bandara) dan fasilitas bandara untuk memperlancar arus transportasi udara.
Direktur utama BTN Maryono mengatakan, bentuk sinergi tersebut dituangkan dalam bentuk komitmen Bank BTN untuk mengucurkan kredit korporasi. Dalam kerjasama tersebut, Bank BTN memberikan fasilitas pembiayaan (non revolving loan) kepada PT AP I untuk aktivitas usaha, pengembangan bandara dan investasi rutin.
“Sebagai bentuk sinergi BUMN dan komitmen Bank BTN untuk mendukung pembangunan infrastruktur kami memberikan komitmen pendanaan senilai Rp 2 triliun,” kata Maryono di Jakarta, Selasa (18/12) seperti dirilis Humas BTN.
Pembiayaan sektor infrastruktur ini, nilai Maryono, akan terus ditingkatkan dengan membuka kerja sama BUMN lain yang terkait infrastruktur, transportasi, dan pendukungnya seperti BUMN Karya untuk membangun, jalan, jembatan dan sebagainya.
Menurut Maryono, latar belakang dari kredit ini adalah sektor infrastruktur memberikan efek bergulir bagi industri lain, khusus bandara pengembangannya langsung bisa dirasakan masyarakat, dan membuat industri lain bergerak, yang istimewa pengembangan bandara juga bisa dilihat dan dirasakan langsung oleh asing karena bandara merupakan fasilitas vital transportasi orang dan barang.
“Melalui sinergi dengan AP-I ini, akan menjadi langkah strategis perseroan untuk mendukung pengembangan infrastruktur. Selain rencana pemberian kredit korporasi (non revolving loan) senilai Rp2 triliun, Bank BTN juga membuka peluang kerjasama lainnya dengan AP-I untuk mendukung ekonomi dalam negeri,” ujarnya.
Adapun beberapa peluang kerjasama yang bakal dijajaki diantaranya penyediaan jasa layanan dana, pemanfaatan fasilitas kredit dan pembiayaan, serta jasa layanan perbankan lainnya.
Selain itu, beberapa layanan yang bisa dimanfaatkan AP-I seperti Pengelolaan Dana Operasional Korporasi, Fasilitas Kredit/Pembiayaan Korporasi dalam bentuk Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Sindikasi.
Hingga akhir tahun ini, emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini menargetkan realisasi kredit korporasi mencapai Rp 4 triliun, kendati Bank BTN baru fokus mengejar pertumbuhan kredit tersebut sejak awal tahun ini.
Pada tahun 2019 perseroan menargetkan mematok peningkatan segmen kredit korporasi sebesar 50 persen dari realisasi kredit 2018 dengan menimbang rencana pemerintah yang akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur.
Direktur Utama AP I, Faik Fahmi mengungkapkan perseroan berencana terus melakukan pengembangan bandara yang dikelola dalam rangka pengembangan transportasi udara di Indonesia.
Sebagai pengelola 13 bandara di Indonesia, AP I mengalokasikan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) guna mengembangkan usaha dan peningkatan fasilitas bandara baru yang akan dikelola.
Dalam pemenuhan kebutuhan dana capex tersebut, Angkasa Pura I mencari pendanaan salah satunya dengan menggandeng anggota Himpunan Bank Negara (Himbara) yakni Bank BTN.
“Kebutuhan bandara meningkat tidak diimbangi ketersediaan infrastruktur. Ada 10 bandara baru dalam lima tahun ke depan yang akan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia serta mendukung pariwisata. Ini tentunya membutuhkan dukungan pendanaan,” tutupnya. (lin).