Dukung Amanat Kementerian BUMN, Program Kemitraan Jamkrindo Libatkan 2.333 UMKM

Praktik dari pelatihan petani kopi oleh perwakilan direksi Jamkrindo di Garut. Foto: Humas Jamkrindo

Perusahaan umum Penjaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) terlibat aktif mendukung program kemitraan yang merupakan amanat dari Kementerian BUMN. Sepanjang program itu berjalan, Jamkrindo menyalurkan pinjaman kemitraan kepada 2.333 mitra, atau senilai Rp 82 miliar.

Pinjaman kemitraan merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan akses UMKM terhadap permodalan untuk memberi solusi bagi UMKM yang memerlukan pendampingan sekaligus penyediaan permodalan.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas UMKM yang mendapat program kemitraan, perusahaan pelat merah bidang penjaminan ini menyelenggarakan pelatihan bagi para petani kopi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (4/7/2019).

Terpisah, Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto menjelaskan, selain merupakan amanat Kementerian BUMN, program kemitraan menjadi sarana perusahaan untuk hadir secara nyata di tengah-tengah masyarakat.

“Selain menjalankan bisnisnya, perusahaan juga harus memberi manfaat langsung kepada masyarakat. Melalui program kemitraan, kami juga ingin hadir langsung menjawab kebutuhan masyarakat, terutama terkait pendampingan usaha dan akses modal,” ujar Randi dalam rilis Humas Jamkrindo, Jumat (5/7/2019).

Jamkrindo mendampingi 21 penerima pinjaman kemitraan dengan realisasi pinjaman kemitraan sebesar Rp 1,05 miliar sejak Desember 2018 di Garut. Jenis usaha yang mendapat pinjaman kemitraan adalah kerajinan kulit, konveksi, dan pengolahan kopi.

Hadir dalam pelatihan tersebut, Kepala Divisi Bisnis I Jamkrindo Hafizah, Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Pemeringkatan UMKM serta Konsultasi Manajemen Jamkrindo Ceriandri Widuri, Pemimpin Wilayah IV Bandung Dody Novarianto, dan Pemimpin Cabang Bandung Andri Septianto.

Kepala Divisi Bisnis I Jamkrindo Hafizah mengatakan, setelah menyelesaikan  program kemitraan, UMKM memiliki kesempatan untuk mengakses KUR (kredit usaha rakyat) dari perbankan yang merupakan program pemerintah dengan bunga yang terjangkau yakni 7%.

Namun demikian, kata Hafizah, untuk mengakses KUR tentu saja UMKM harus tetap memenuhi kriteria sebagai calon penerima KUR yaitu feasible, tetapi belum bankable dan tentu saja memiliki kualitas pinjaman kemitraan sebelumnya kategori baik (lancar).

Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Pemeringkatan UMKM serta Konsultasi Manajemen Jamkrindo Ceriandri Widuri menjelaskan, Jamkrindo mengembangkan aplikasi pemeringkatan UMKM bernama J-Score dan UMKM juga bisa mendaftarkan diri melalui aplikasi UMKM Layak.

“Melalui aplikasi itu, Perum Jamkrindo akan memiliki basis data UMKM yang makin lengkap sehingga profil risiko atas penjaminan kredit UMKM bisa makin terukur,” ujar Ceriandri.

Ketua Kelompok Tani Kopi Garut Agus Wahidin menuturkan, pinjaman kemitraan tersebut sangat membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan permodalan. Apalagi, selain mendapatkan pinjaman kemitraan, para petani juga mendapatkan pendampingan, antara lain melalui pelatihan yang bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Sesuai penetapan Kementerian BUMN, Jamkrindo ditargetkan menyalurkan pinjaman kemitraan sebesar Rp 2,4 miliar untuk 49 mitra binaan. Sampai Mei 2019, realisasi penyaluran pinjaman kemitraan tercatat sebesar Rp 865 juta untuk 19 mitra. Adapun pada 2018, realisasi pinjaman kemitraan Perum Jamkrindo sebesar Rp 5,4 miliar untuk 153 mitra binaan.

Setelah mendapat pinjaman kemitraan dan pendampingan, mitra binaan diharapkan bisa meningkatkan skala usaha. Setelah itu, mitra binaan bisa mengakses modal melalui fasilitas KUR dan kemudian kredit komersial.

Terkait kinerja bisnis, pada tahun 2019, Perum Jamkrindo menargetkan volume penjaminan sebesar 182,36 triliun atau naik 16,5 persen dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2018 sebesar Rp 156,6 triliun.

Hingga Mei, volume penjaminan telah mencapai Rp 90,38 triliun yang tumbuh 22,5 persen dengan laba sebelum pajak (EBT) tercatat sebesar Rp302,52 miliar atau 42,37% dari RKAP Laba (Rugi) sebelum pajak tahun 2019 sebesar Rp714 miliar.

Adapun  aset pada bulan Mei tahun 2019 sebesar Rp17,19 triliun atau meningkat sebesar 5,81% dari Aset per 31 Desember 2018. Sementara pencapaian ekuitasnya sebesar Rp11,55 triliun atau naik 2,34% dibandingkan Per 31 Desember 2018. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *