Duet Pemersatu Bangsa

Grafis untuk deklarasi Capres Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit Surabaya Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023). Foto: internet

Oleh Legisan Samtafsir *)

semarak.co-Rasanya, sudah selesai pilpres, dan pemenangnya Anies-Muhaimin. Wow..!! Mengapa? Karena semua kelompok pemilih di level mana saja bahkan di level grass root akan memilih pasangan yang super pemersatu ini. Inilah duet pemersatu Indonesia.

Bacaan Lainnya

Pernyataan ini bukan untuk kemudian, semua pihak khususnya relawan dan partai Koalisi (NasDem, PKS, dan PKB) menurunkan tensi perjuangannya, tapi untuk meyakinkan bahwa semua kekuatan rakyat saat ini akan berkumpul pada pasangan Anies-Muhaimin.

Alasannya, pertama, rakyat akar rumput di Jawa dan di luar Jawa mayoritas yang berbasis NU, mereka akan tersedot ke Muhaimin. Bagi kelompok yang di luar NU yang telah berafiliasi ke Muhammadiyah, PKS, dan Partai Ummat, dan juga kelompok Muslim perkotaan, tampak jelas akan tersedot ke Anies.

Mungkin yang tersisa hanyalah kaum abangan dan personil generik pendukung partai dan ini jumlahnya tidak signifikan. Dengan demikian, nyaris semua suara di akar rumput dan kelas menengah perkotaan akan tersedot habis ke Koalisi Perubahan yang baru ini.

Kedua, duet Anies-Muhaimin akan menghilangkan keterbelahan masyarakat yang selama ini ada, seperti yang ditulis oleh Ichsanuddin Noorsy (Bangsa yang Terbelah, 2022). Surya Paloh sendiri yang memproklamirkan itu, ‘selamat tinggal politik cebong-kampret’. Ini benar. Duet Anies-Muhaimin akan mengikis habis perseteruan.

Nanti, tidak akan ada lagi kelompok yang berafiliasi ke cebong atau sebaliknya ke kampret. Selama ini, memang pihak-pihak yang menyebut pihak lain sebagai kampret adalah mereka yang berafiliasi ke rezim penguasa, sebaliknya mereka yang mengatakan pihak lain cebong adalah mereka yang tampak berafiliasi ke oposisi.

Kini, baik kekuatan perubahan maupun statusquo telah menyatu dan bersama-sama menuju tema yang sama yaitu ‘perbaikan’ untuk hal-hal yang memang harus berubah, dan pertahankan untuk hal-hal yang sudah baik (al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah).

Ketiga, Anies yang dikader di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah menyatu dengan Muhaimin yang dikader PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Bisa dibayangkan, HMI akan berkolaborasi dengan PMII untuk suatu tujuan yang sama, kejayaan Indonesia. Ini akan membawa kesegaran bagi proses kaderisasi kepemimpinan di kampus, akan membawa pemikiran politik yang lebih mencerahkan ke kampus.

Keempat, keterbelahan pemikiran Islam tradisional NU dengan Islam yang Modernis akan segera mencair. Stigma Islam kultural NU akan menyatu dan saling menyempurnakan dengan tradisi pemikiran Islam ideologis.

Telah lama berlangsung, masyarakat dengan tradisi NU selalu berseberangan pemikiran dengan masyarakat PKS. Dengan duet Anies-Muhaimin, NU diharapkan saling mencairkan ketegangannya dengan PKS, demikian juga sebaliknya.

Kelima, duet Anies-Muhaimin akan menyatukan semua komponen bangsa laksana Gajah Mada menyatukan Nusantara. Dan tidak kebetulan, kalau keduanya adalah lulusan Universitas Gajah Mada (UGM). Anies dari Studi Ilmu Ekonomi dan Muhaimin dari Sosial Politik. Artinya ini memberi pesan bahwa ke depan Indonesia harus dibangun di atas landasan Politik Ekonomi Nasional bukan politik ekonomi liberal.

Penutup

Duet Anies-Muhaimin memberikan kita harapan baru, Indonesia yang lebih bersatu dalam misi dan visi kemajuan dan kejayaan. Dan ini dimulai dari pemenangan Anies-Muhaimin sebagai Presiden RI. fa’tabiru ya ulil albab.

 

sumber: WAGroup FORUM UMMAT ISLAM (postSenin4/9/2023/hasan)

Pos terkait