Donald Trump menjadi presiden ketiga Amerika Serikat (AS) yang dimakzulkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS setelah Rabu malam (18/12/2019) waktu setempat lembaga itu sepakat Trump telah menyalahgunakan kekuasaannya menekan Pemerintah Ukraina serta menghalangi upaya penyelidikan Kongres.
semarak.co -Keputusan tersebut dicapai sebagai hasil sidang pemungutan suara di DPR AS dengan perolehan suara 230 berbanding 197, yang menganggap Trump menyalahgunakan kekuasaan. Sementara itu pada sesi pemungutan suara kedua, sebanyak 229 anggota DPR AS sepakat Trump telah menghalangi upaya Kongres dan 198 lainnya memilih tidak sepakat.
Partai Demokrat yang mendominasi parlemen berhasil mengumpulkan suara untuk memakzulkan Trump atas dua artikel pelanggaran, yaitu penyalahgunaan kuasa dan upaya menghalangi Kongres. Hasil keputusan itu akan menjadi dasar sidang pemakzulan Trump di Senat yang didominasi Partai Republik.
Sidang Senat AS pada bulan berikutnya akan memberi keputusan akhir soal pemakzulan Trump. Hasil dua sesi pemungutan suara itu telah melampaui batas suara minimal yang harus diperoleh untuk memakzulkan Trump, yaitu 216 suara “ya”.
Oleh karena itu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi langsung mengesahkan hasil dua sesi pemungutan suara, yang berlangsung pada Rabu malam itu. Ia lanjut mengumumkan sidang ditunda dan akan kembali dilanjutkan pada Kamis pagi pukul 09:00 waktu setempat.
Langkah DPR AS itu membuka jalan bagi pelaksanaan sidang lanjutan pemakzulan Trump oleh Senat pada Januari (2020). Di tengah proses pemungutan suara pemakzulan berlangsung di DPR, Presiden Trump menemui pendukungnya dalam acara kampanye di Battle Creek, Michigan.
Dalam 243 tahun sejarah AS, belum ada presiden yang dicopot dari jabatannya lewat pemakzulan. Pasalnya, pemakzulan presiden membutuhkan dua pertiga suara mayoritas dari 100 anggota Senat.
Artinya, pendukung pemakzulan Trump harus mengumpulkan 20 suara dari Partai Republik untuk bergabung dengan Partai Demokrat melawan Trump. Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda Partai Republik akan berbuat demikian.
Trump, yang mengincar untuk kembali terpilih dalam pemilihan presiden pada November 2020, menyebut proses sidang pemakzulan sebagai upaya kudeta Partai Demokrat yang ingin menggagalkan kemenangannya pada pemilu 2016.
Anggota Senat senior Partai Republik Mitch McConnell memprediksi tidak ada peluang bahwa Senat akan memakzulkan Trump saat mereka menguasai sidang. Dalam sesi pemungutan suara pertama Rabu malam waktu AS, Trump, 73, diduga telah menyalahgunakan kekuasaannya menekan Pemerintah Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat yang akan menjadi pesaing utama sang petahana.
Tidak hanya itu, Trump diduga terlibat menyebarkan kabar bahwa Demokrat bersekongkol dengan Ukraina untuk ikut campur pada pemilihan umum 2016. Partai Demokrat mengatakan Trump menahan dana bantuan keamanan senilai 391 juta US dolar bagi Pemerintah Ukraina untuk memerangi kelompok separatis yang didukung Rusia.
Trump juga diduga memaksa Kiev untuk ikut campur dalam pemilu 2020 dengan menyelidiki Biden. Sementara itu, sesi pemungutan suara kedua menduga Trump telah menghalangi upaya penyelidikan Kongres dengan mengarahkan pejabat dan lembaga di bawah kekuasaannya agar tidak mematuhi panggilan DPR untuk memberikan kesaksian
Serta menyerahkan dokumen terkait dugaan pemakzulan. Walaupun demikian, Trump menyangkal telah melakukan pelanggaran itu dan menyebut upaya pemakzulan terhadapnya sebagai tindakan yang dibuat-buat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Rabu waktu setempat atau Kamis (19/12/2019) mengatakan, dirinya dengan senang hati akan bersaksi di persidangan pemakzulan terhadap Donald Trump di Senat jika hal itu diharuskan oleh hokum.
“Saya senang untuk mengeluarkan dokumen, saya senang untuk bersaksi jika itu sesuai, diharuskan oleh hokum. Departemen Luar Negeri telah melakukan semua hal yang sama, kami akan terus melakukannya,” kata Pompeo saat konferensi pers dengan menteri luar negeri dan pertahanan India serta Menteri pertahanan AS Mark Esper.
Pernyataan Pompeo muncul saat DPR yang dimotori Fraksi Demokrat berdebat sebelum pemungutan suara bersejarah atas tuduhan bahwa Trump menyalahgunakan kekuasaannya dan menghalangi Kongres.
Penyelidikan DPR berfokus pada permintaan Trump dalam percakapan telepon Juli dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Trump meminta Zelenskiy memata-matai mantan wakil presiden Joe Biden, musuh politiknya, dan putranya Hunter Biden, yang duduk di kursi dewan perusahaan gas Ukraina Burisma.
Awal penyelidikan, dengan tegas Pompeo menolak upaya untuk memperoleh deposisi dari mantan dan pejabat Departemen Luar Negeri saat ini. Ia menuding Demokrat melakukan perundungan dan intimidasi.
Ia menolak untuk mengindahkan surat pemanggilan atas sejumlah dokumen. Sejak itu, sejumlah senior Kementerian Luar Negeri Ukraina dan diplomat Rusia bersaksi di hadapan Komite Intelijen DPR sebagai bagian dari penyelidikan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Partai Demokrat AS memakzulkan Presiden Donald Trump dengan alasan yang dibuat-buat untuk memutarbalikkan kemenangannya pada pemilu 2016.
Kamis (19/12/2019) dilansir Reuters, Putin berbicara saat konferensi pers akhir tahun dan menyinggung pemakzlan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Putin pun berharap Trump mengikuti prosesnya dan tetap menjabat.
DPR AS sepakat memakzulkan Trump Rabu (18/12/2019), namun Putin, seperti kebanyakan pengamat, menyebutkan dirinya berharap Senat Republik membuktikan bahwa Trump tidak bersalah.
“Tidak mungkin mereka ingin menghilangkan kekuasaan wakil dari partai mereka berdasarkan apa, yang menurut saya, alasan yang sungguh tidak wajar. Ini adalah kelanjutan dari pertikaian intra politik AS,” imbuhnya.
Di mana satu partai yang kalah dalam pemilu, lanjut Putin, Partai Demokrat berupaya mencapai hasil dengan menggunakan metode dan cara yang lain. Mereka sebelumnya menuduh Trump berkonspirasi dengan Rusia.
“Kemudian faktanya tidak ada konspirasi dan bahwa itu tidak dapat menjadi dasar untuk pemakzulan. Kini mereka memimpikan ide semacam tekanan yang diberikan terhadap Ukraina,” kecam Putin.
Meskipun begitu Putin mengkritik Amerika Serikat secara umum atas apa yang ia sebut langkah tak bersahabat terhadap Rusia, dengan mengatakan Moskow mengadopsi kebijakan dengan melakukan hal yang sama.
Secara khusus, dirinya keberatan atas penolakan terkait usulan Moskow untuk memperpanjang pakta kontrol senjata New START, yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat digunakan oleh kekuatan nuklir terbesar di dunia.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup memerah seiring drama pemakzulan Presiden AS Donald Trump, Kamis (19/12/2019). Artinya, IHSG ditutup melemah 37,32 poin atau 0,59 persen ke posisi 6.249,93.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 9,59 poin atau 0,94 persen menjadi 1.009,5. Dibuka melemah, IHSG terus berada di zona merah sepanjang hari hingga penutupan perdagangan saham.
“Pelaku pasar masih “wait and see” terkait dengan proses dinamika politik AS yang memasuki drama pemakzulan Trump melalui Kongres AS,” kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual asing bersih atau “net foreign sell” sebesar Rp269,89 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 530.880 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,04 miliar lembar saham senilai Rp7,98 triliun.
Sebanyak 180 saham naik, 210 saham menurun, dan 173 saham tidak bergerak nilainya. Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain indeks Nikkei melemah 69,58 poin atau 0,29 persen ke 23.864,85, indeks Hang Seng melemah 83,72 poin atau 0,3 persen ke 27.800,49, dan indeks Straits Times melemah 2,12 poin atau 0,07 persen ke posisi 3.207,42. (net/lin)
sumber: indopos.co.id