Dorong Sinergi Lintas Pesantren, Menag Yaqut: Bisa Jadi Raksasa Ekonomi Baru

Menag Yaqut Cholil saat bertemu para kiai muda se-Jawa di Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah Cipulus, Wanayasa, Purwakarta, Minggu (28/5/2023). Foto: humas Kemenag

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil mendorong pondok-pondok pesantren untuk bersinergi membangun ekosistem ekonomi pesantren. Dalam acara halalbihalal dan silaturahmi ini dihadiri Katib Aam PBNU KH Said Asrori, Staf Khusus Menteri Agama dan Tenaga Ahli.

semarak.co-Hal ini disampaikan Menag Yaqut saat bertemu para kiai muda se-Jawa di Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah Cipulus, Wanayasa, Purwakarta, Minggu (28/5/2023). Menag Yaqut menilai, banyak program pemberdayaan ekonomi hanya dilakukan secara parsial di masing-masing pesantren, bukan dalam jejaring.

Bacaan Lainnya

“Problem kita (pondok pesantren) adalah tidak kuat secara ekonomi. Tidak pernah atau belum pernah ada untuk menguatkan ekosistem ekonomi pesantren yang mensinergikan seluruh pesantren,” ungkap Menag Yaqut, Minggu (28/5/2023) dirilis humas Kemenag usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Minggu malamnya.

Dilanjutkan Menag Yaqut, “Jangan lagi main sendiri-sendiri. Ini yang harus diubah. Padahal, kalau saling bersinergi, pesantren sangat potensial menjadi raksasa ekonomi baru di Indonesia. Potensi perputaran ekonomi di dalam aktivitas pesantren amat besar.”

Berdasarkan data Kemenag, kutip Menag Yaqut, saat ini terdapat hampir 32 ribu pondok pesantren di Indonesia dengan lebih dari empat juta santri. “Kita hitung secara kasar, semua aktivitas ekonomi yang terjadi dalam lingkungan pesantren seluruh Indonesia nilainya bisa mencapai Rp200 miliar per hari,” tuturnya.

Kalau diakumulasi, rinci Menag Yaqut, bisa mencapai Rp72 triliun per tahun. “Tapi kemana ini sekarang? Siapa yang menikmati? Saat ini yang menikmati ya industri-industri besar seperti produk mie instan, sabun, dan lain-lain,” imbuhnya.

Melihat potensi ini, Menag berharap semestinya pihak pengelola pesantren memiliki kepekaan yang tinggi. “Tolong dipikirkan, bagaimana Gus-gus, Ajengan, kiai muda semua di sini mulai bersinergi. Mari kita bangun pesantren ini bersama-sama,” ajaknya.

“Saya berharap, misalnya, nanti ke depan, kalau masuk di pesantren, tidak ada lagi tuh kacang kulit kemasan merk pabrik ternama. Tapi ada kacang goreng produksi pesantren sendiri. Kementerian Agama juga siap untuk memberikan dukungan terhadap upaya-upaya peningkatan ekosistem ekonomi pesantren ini. Ada program-program kemandirian pesantren yang siap mendukung perekonomian pesantren,” tandasnya. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *