Dorong Pengembangan UMKM Koperasi, ASIPPINDO Tegaskan Komitmen Wujudkan Asta Cita Pemerintah

ASIPPINDO untuk pertama kalinya menyelenggarakan Indonesia Guarantee Summit 2025 dengan tema Peran Perusahaan Penjaminan dalam Pemberdayaan UMKM untuk Mewujudkan Asta Cita di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025). Hadir Menteri UMKM Maman Abdurraham (ketiga dari kanan), Ketua ASIPPINDO Ivan Soeparno, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono, dan Ketua Penyelenggara Indonesia Guarantee Summit 2025 yang juga Wakil Ketua Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kerjasama ASIPPINDO Abdul Bari (paling kiri). Foto: humas Jamkrindo

Dalam semangat memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Koperasi sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional, Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (ASIPPINDO) untuk pertama kalinya menyelenggarakan Indonesia Guarantee Summit 2025 dengan tema Peran Perusahaan Penjaminan dalam Pemberdayaan UMKM untuk Mewujudkan Asta Cita.

Semarak.co-Acara berlangsung di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025) yang dihadiri para pemangku kepentingan industri penjaminan nasional dari perusahaan penjaminan di tingkat nasional dan daerah, Kementerian/Lembaga terkait, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pelaku industri keuangan, serta perwakilan UMKM dari berbagai daerah.

Bacaan Lainnya

Ketua ASIPPINDO Ivan Soeparno menegaskan, industri penjaminan kini tidak lagi menjadi pelengkap, melainkan aktor utama dalam ekosistem pembiayaan UMKM. ASIPPINDO yang berdiri tahun 2012 saat ini beranggotakan 23 perusahaan yaitu 3 grup BUMN, 18 perusahaan daerah (Jamkrida) serta 2 swasta.

“Perusahaan-perusahaan ini memainkan peran cukup penting dalam menjamin pembiayaan modal kerja, investasi produktif, hingga proyek strategis nasional yang melibatkan UMKM,” ujar Ivan dirilis humas Jamkrindo usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Rabu sore (16/4/2025).

Ivan menyoroti peran strategis lembaga penjaminan dalam mendukung misi besar pemerintah yang tertuang dalam Asta Cita, terutama tiga poin yang sejalan dengan peran penjaminan yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat melalui ekonomi berkeadilan, pembangunan Indonesia yang adil dan makmur,

“Serta penjagaan keutuhan negara dan integritas bangsa. Perusahaan penjaminan memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara pelaku UMKM dan lembaga keuangan,” ujar Ivan lagi.

Melalui skema penjaminan, mereka membantu menurunkan risiko lembaga keuangan sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap UMKM sebagai pelaku usaha yang layak dan potensial. Secara internal anggota Asippindo telah saling menguatkan dengan membuat kerja sama penjaminan bersama atau co-guarantee diantaranggotanya.

Indonesia Guarantee Summit 2025 ini juga menghadirkan Keynote Speech dari Maman Abdurrahman, Menteri UMKM Republik Indonesia dan Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono.

Keduanya menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung akses pembiayaan bagi UMKM, peran strategis lembaga penjaminan, dan sinergi lintas sektor antara regulator, pemerintah, dan industri untuk mendorong pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan.

Menteri Maman menyoroti pentingnya kehadiran pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dalam membangun ekosistem UMKM yang tangguh. Salah satunya memperkuat peran industri penjaminan sebagai garda depan dalam memperlancar penyaluran kredit kepada pelaku usaha kecil.

“Aspek keberlanjutan dan semangat kolaboratif harus menjadi fokus utama dalam membangun ekosistem pembiayaan UMKM yang sehat,” ujar Menteri Maman sambil mengajak semua pihak untuk bergotong royong dalam mengembangkan dan menjaga keberlanjutan UMKM karena tantangan dan kompleksitas sector UMKM cukup berat.

Kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Keuangan, baik perbankan maupun nonperbankan dan Perusahaan penjaminan dalam ekosistem pembiayaan menjadi salah satu kunci dalam pengembangan UMKM.

“Kita tidak bisa hanya mengejar angka penyaluran kredit saja. Pada Penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR kita harus memastikan kualitas penyaluran kredit juga meningkat, agar keberlanjutan ekosistem pembiayaan UMKM bisa terus dijaga,” ujarnya.

Ia menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Indonesia Guarantee Summit 2025 yang dinilai sebagai forum strategis untuk mendengar langsung dinamika di lapangan dari para pelaku industri penjaminan. Ia menegaskan bahwa Kementerian UMKM memerlukann masukan dari ASIPPINDO dalam merancang kebijakan dan program yang lebih relevan dan tepat sasaran.

Ogi Prastomiyono menyampaikan bahwa salah satu latar belakang terbitnya UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan adalah menunjang kebijakan pemerintah dalam membantu sektor UMKM menghadapi salah satu kendala utamanya yaitu kendala pembiayaan/pendanaan.

Keberadaan industry penjaminan menjadi jembatan bagi sektor UMKM kepada lembaga pembiayaan dalam memberikan jaminan pemenuhan kewajiban finansial, atau dengan kata lain membantu sektor UMKM yang feasible namun unbankable menjadi bankable.

Secara statistik, Ogi juga menjelaskan bahwa terdapat 23 perusahaan penjaminan di Indonesia dengan total aset pada Februari 2025 mencapai Rp 46,59 triliun, turun -0,30% secara tahunan atau year on year (yoy). Namun secara CAGR pada 2020-2024, pertumbuhan industri penjaminan tercatat sebesar 16,53%.

Dari segi peserta atau terjamin, industry penjaminan sudah mengcover 26,19 juta peserta penjaminan. Outstanding penjaminan per Februari 2025 sudah mencapai Rp 411,24 triliun atau tumbuh 1,44% yoy dengan gearing ratio sebesar 22,18 kali dari batas threshold 40 kali.

Sehingga bias dikatakan bahwa masih banyak ruang bagi industri penjaminan untuk tumbuh dan berkembang. Saat ini OJK sedang melakukan finalisasi terhadap perubahan POJK Perizinan Lembaga Penjamin (POJK 1/2017) dan POJK Penyelenggaraan Usaha Lembaga Penjamin (POJK 2/2017 dan POJK 30/2018).

Beberapa hal baru yang akan diatur antara lain peningkatan permodalan, penghapusan batas maksimum gearing ratio untuk usaha produktif, serta perluasan wilayah operasional bagi Jamkrida pada daerah yang belum memiliki perusahaan penjaminan.

Ketua Penyelenggara Indonesia Guarantee Summit 2025 yang juga Wakil Ketua Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kerjasama ASIPPINDO Abdul Bari mengungkapkan, acara ini juga diramaikan oleh dua sesi diskusi panel yang menghadirkan pembicara dari berbagai institusi.

Seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian UMKM, Bank BRI, Bank Syariah Indonesia, GAPENSI, LPDB-KUMKM, Praktisi serta pendamping UMKM profesional. Diskusi difokuskan pada strategi kolaboratif dalam menghadapi tantangan pembiayaan dan pengembangan UMKM di era transformasi ekonomi.

Menambah semarak acara, ASIPPINDO juga menggelar pameran produk UMKM dari mitra binaan perusahaan penjaminan di berbagai daerah. Produk-produk kreatif dan khas daerah ini menunjukkan besarnya potensi UMKM bila didukung oleh system pembiayaan dan penjaminan yang inklusif.

“Kami berharap seminar ini menjadi titik tolak bagi langkah konkret dalam memperkuat ekosistem pembiayaan UMKM. ASIPPINDO siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun Indonesia yang sejahtera, adil, dan inklusif,” tutup Ivan.

Penjaminan UMKM untuk Mewujudkan Asta Cita Industri penjaminan kredit memiliki posisi strategis dalam mendukung pencapaian Asta Cita, khususnya memfasilitasi akses pembiayaan bagi UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional yang menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB dan menyerap hingga 97% tenaga kerja Indonesia.

Melalui ASIPPINDO, perusahaan-perusahaan penjaminan di Indonesia berkomitmen memperluas akses pembiayaan bagi UMKM melalui skema penjaminan yang terus disempurnakan agar lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan pelaku usaha.

Selain itu, perusahaan penjaminan juga aktif memberikan pendampingan dan pembinaan, termasuk mendorong inovasi, digitalisasi, dan transformasi model bisnis UMKM agar mampu bersaing di pasar domestik maupun global.

Seluruh upaya ini dijalankan melalui kolaborasi erat dengan pemerintah, industri jasa keuangan, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya demi membangun ekosistem usaha yang sehat, produktif, dan berkelanjutan. Industri penjaminan menjadi jembatan dalam mengatasi kesenjangan akses pembiayaan.

“Melalui skema penjaminan kredit modal kerja dan investasi, kami menurunkan risiko lembaga keuangan, mendorong pemerataan ekonomi hingga pelosok, mendukung digitalisasi UMKM, serta memfasilitasi pendampingan agar UMKM naik kelas dan berdaya saing global,” ujar Ivan Soeparno.

Melalui Indonesia Guarantee Summit 2025 ini, ASIPPINDO berharap dapat memperkuat sinergi antara regulator, perusahaan penjaminan, perbankan, pemerintah, akademisi dan para pelaku UMKM, sehingga tercipta ekosistem keuangan yang inklusif dan tangguh. (hms/smr)

Pos terkait