Dituding Gunakan Propaganda Rusia, Kubu Prabowo Sandi Senang Terus Diserang

Pidato presiden petahana Joko Widodo di Solo, Minggu (3/2) menyebut pemakai konsultan asing dalam berpolitik cenderung tak menghiraukan dampaknya bagi rakyat Indonesia. Joko Widodo lantas menyebut teori Propaganda Rusia dalam pidatonya tersebut.

Calon Presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto seolah menanggapi tudingan Konsultan Rusia (propaganda Rusia) itu. Soalnya Prabowo menyampaikan tidak secara formil,tapi dengan melalui video yang diunggah Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Dahnil Anzar Simanjuntak, di akun Instagramnya, Senin (4/2).

Dilansir TribunWow.com berbunyi, “Pak ada tuduhan bahwa kita memakai konsultan Rusia,” kata Dahnil Anzar mengawali video.

Prabowo yang memakai baju putih lantas menjawab bahwa tuduhan itu sama sekali tidak benar. “Tidak ada itu, bahwa saya punya teman di mana-mana, ada orang Jepang, orang Korea, orang Rusia, orang Jerman, saya kan 20 tahun bisnis di luar negeri, tapi tidak ada konsultan,” kata Prabowo.

“Bagaimana? Bayarnya mahal dan dia tidak mengerti apa-apa politik di Indonesia, tidak ada itu,” lanjut Prabowo disambut tawa Dahnil Anzar.

“Kalau untuk bidang-bidang lain mungkin, ekonomi, bisnis dan sebagainya, tapi untuk politik sama sekali enggak ada,” tegas Prabowo.

“Berarti politik kita ala-ala Bojong Koneng saja ya Pak ya,” sahut Dahnil Anzar.

Mendengar omongan itu, Prabowo langsung tertawa keras. “Iya benar, Bojong Koneng, ya kita belajar dari rakyat kitalah,” imbuh Prabowo.

Cawapres Sandiaga Uno mengaku ditanya kawannya di Rusia atas munculnya tudingan mengenai konsultan asing dan teknik propaganda Rusia. Sandiaga menyebut kawannya memprotes negaranya ikut dibawa-bawa ke urusan politik pilpres di Indonesia.

“Memang kemarin ada rekan-rekan dari Rusia, kawan-kawan saya bertanya, apa maksudnya ini, apakah kami dituduh mencampuri urusan Indonesia?’,” kata Sandiaga menirukan protes dari kawannya dalam wawancara dengan wartawan di lapangan basket Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/2).

Atas pertanyaan itu, Sandiaga meminta kawannya tak terlalu menanggapi. “Saya bilang jangan terlalu ditanggapi karena ini tahun politik semua, semua yang disampaikan itu mungkin ada urusannya dengan politik dalam negeri. Tidak ada urusannya dengan persahabatan kita dengan Rusia,” sambungnya.

Sandiaga mengaku tak ingin menambah kegaduhan. Dia hanya berharap pro-kontra teknik propaganda ala Rusia tak dibesar-besarkan. “Jangan terlalu dibesar-besarkan, kita harapkan polemik yang disampaikan pak Presiden ini tidak dijadikan ajang sahut-menyahut dan akhirnya merusak hubungan internasional kita,” ujarnya.

Seperti diberitakan petahana menepis berbagai hoax. Dia juga menyebut ada timses yang menyiapkan propaganda Rusia. “Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia, yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoax, ini yang segera harus diluruskan Bapak-Ibu sebagai intelektual,” ujarnya.

Pernyataan itu langsung direspon akun twitter resmi Kedubes Rusia di Indonesia @RusEmbJakarta, yang menjelaskan jika istilah Propaganda Rusia sendiri direkayasa pada tahun 2016 saat pemilu presiden Amerika Serikat.

Namun Rusia menolak akan hal tersebut dan menyatakan mereka tak akan mencampuri urusan dalam negeri orang, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat negeri Beruang.

“Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami,” tulis Kedubes Rusia dalam cuitannya.

Tak dipungkiri jika propaganda di dunia memang benar adanya akan tetapi dalam konteks peperangan hal tersebut lumrah digunakan. Maskirovka atau jamak dikenal dengan Russian Military Deception/The Russian Art of Deception sudah akrab di telinga para pemerhati militer di dunia. Dikutip dari Global News, Maskirovka sendiri ialah teknik penggaburan informasi (disinformasi), penipuan militer, kamuflase dan menyaru.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin meminta Rusia tak salah paham. “Itu kan yang dimaksud konsultan-konsultan politik yang dari Rusia, bukan Rusia-nya. Jangan digeneralisasi terus negara Rusia. Bukan. Itu sih anu aja, propaganda yang di dalamnya itu konsultan politik Rusia,” ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding, saat dihubungi, Senin (4/2/2019)

Karding menjelaskan, yang dimaksud ‘propaganda Rusia’ adalah keterlibatan konsultan politik asal negara di Benua Eropa itu. Hal itu tidak berkaitan dengan pemerintahan Rusia. “Jadi nggak ada kaitannya dengan Rusia-nya. Negara Rusia terlalu besar. Konsultan politik itu nggak boleh direpresentasi sebagai negara Rusia. Terlalu menyederhanakan masalah itu,” katanya.

Politikus PKB itu mengatakan propaganda tersebut menggunakan strategi firehose of falsehood. Strategi tersebut sempat digunakan oleh sejumlah kandidat dalam pemilu di negara seperti Amerika Serikat dan Filipina.

“Itu kan teori politik baru dan juga strategi politik yang orang biasa bilang firehose of falsehood. Teorinya adalah orang pakai strategi menebar ketakutan, pesimisme, memproduksi hoax sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Jadi untuk menyentuh impuls saraf tertentu di pemilih itu, lanjut dia, agar para pemilih secara emosional tersentuh dan tidak lagi peduli tentang prestasi-prestasi yang sudah ada, data yang sudah ada menjadi tidak penting. Dan itu yang dipakai oleh Amerika, dipakai Brasil, di Asia misalnya Filipina, dsb.nya. Dan itu di negara kita nggak cocok. Iya (jadi), nggak ada urusan Rusia. Rusia teman baik kami, jangan salah paham,” imbuhnya

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon merasa senang Joko Widodo menyerang Prabowo Subianto dalam kampanyenya. Menurutnya dengan menyerang, Jokowi tampak seperti putus asa menghadapi Pemilu 2019.

“Ya biasa kalau orang itu sudah kepepet ya, jadi kita senang sekali terus saja serang. Karena biasanya kalau petahana menyerang itu artinya sudah bener-bener sudah desperate,” ujar Fadli di Pengadilan Tinggi Jakarta, Senin, (4/2).

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandi itu mengatakan sikap petahana yang terus menyerang Prabowo semakin meyakinkan pihaknya akan memenangkan Pemilu Presiden 2019. “Jokowi tidak tenang seperti awal kampanye dan tampak panik. Tapi kalau ternyata jualan janji itu sudah tidak didengar lagi dan mulai menyerang, ya berarti tanda-tanda kekalahan,” katanya.

Seperti diketahui, serangan itu mulai dari pidato Prabowo soal Indonesia bubar 2030, soal Indonesia yang setara dengan Haiti, dan terkait kebohongan Ratna Sarumpaet, serta menuding Prabowo menggunakan teknik propaganda Rusia. (tbc/dtc/gri/lin)

 

sumber detik.com/tribunnews.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *