Setelah menemui Sri Sultan Hamengku Buwono X, calon presiden (capres) Prabowo Subianto meninggalkan Kompleks Kepatihan Kantor Gubernur DIY siang ini sekitar pukul 12.50 WIB.
Prabowo mengatakan, kedatangannya ke Kepatihan Yogyakarta yakni untuk sowan kepada Ngarso Dalem Sri Sultan HB X selaku Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
“Ya tadi kami mendapat kehormatan diterima Sri Sultan Hamengku Buwono X. Beliau memberi waktu kepada saya, ini kunjungan kehormatan. Pembicaraannya bagus, kita bicarakan hal-hal mendasar, ada beberapa titipan beliau. Saya sebagai calon presiden, saya kira kita terima (titipan pesan Sri Sultan HB X). Beliau (Sri Sultan HB X) sangat konsen tentang NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, kemandirian bangsa, dan sebagainya. Oke, terima kasih, terima kasih,” ujar Prabowo usai pertemuan tertutup di Kepatihan, Senin (8/4).
Disinggung berapa targetnya di pemilu 2019, Prabowo menjawab diplomatis yakni memenangkan pesta demokrasi lima tahunan besok. “Targetnya menang,” tegas Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno.
Sementara dalam kampanye akbar di Jogjakarta itu, Prabowo menyampaikan pidato politiknya di acara kampanye yang digelar di Stadion Kridosono, Yogyakarta. Prabowo sempat melontarkan kata ‘bajingan’.
Namun sebelum itu, dia sempat meminta izin apakah boleh berbicara keras dalam orasinya. Awalnya, Prabowo menyampaikan bahwa kondisi Indonesia sedang sakit. Dia menyebut banyak terjadi ketidakadilan. “Ini bukan republik yang diperjuangkan oleh Bung Karno, Bung Harta, oleh Ahmad Dahlan, oleh Hashim Asyari, bukan ini!. Ini adalah saya tidak tahu bagaimana terjadi, segelintir orang menguasai kekayaan ratusan juta bangsa Indonesia,” katanya.
Prabowo kembali mengulangi pernyataannya bahwa Ibu Pertiwi sedang ‘diperkosa’. “Negara kita sedang sakit, Ibu Pertiwi sedang diperkosa, hak rakyat sedang diinjak-injak. Segelintir orang, elite di Jakarta seenaknya saja merusak negara ini, mereka adalah… ini boleh nggak bicara agak keras di sini Pak?” kata Prabowo sambil menengok ke kursi di belakang keberadaan Prabowo berdiri untuk berorasi di atas panggung.
Deretan kursi itu diduduki para petinggi parpol koalisi, BPN, pendukung dan relawan. Prabowo juga sempat bertanya ke massa pendukungnya yang memadati stadion. “Tinggal… tinggal 10 hari lagi deh, mereka adalah ‘bajingan-bajingan’,” ucap Prabowo yang disambut riuh dan tepuk tangan massa.
Prabowo lantas melanjutkan orasinya yang ditujukan kepada para awak media yang datang meliput kampanye ini. “Nanti ada yang tanya, nanti ada yang tanya, ‘Prabowo, sebut dong siapa itu yang dimaksud?’, ‘Prabowo sebut dong’, eh bener? bener? Ini ada kamera ini, ini miliknya miliknya ‘mereka’ tu, halo media, halo media. Gue kasihan sama wartawannya, dia rekam lama nggak pernah ditayangkan,” ujar Prabowo sambil goyang gatot kaca.
“Lo minta gue sebut namanya satu-satu? Eh nanti gue sebut namanya lengkap dengan alamatnya. Nggak berani kan?” sambungnya.
Prabowo melanjutkan orasinya bahwa rakyat Indonesia saat ini sudah tidak mau dibohongi lagi. Dia menyebut masalah bangsa Indonesia adalah kekayaan negara yang telah dirampok.
“Udah deh rakyat kita sudah nggak mau dibohongi lagi, aku lihat tampang-tampang kalian ini tampang-tampang nggak mau dibohongi lagi, iya betul? Kita mengerti masalahnya, masalahnya kekayaan Indonesia dirampok, kekayaan Indonesia dicuri. Kita perlu memilih pemerintah yang akan menghentikan perampokan ini,” tanya Prabowo yang dijawab ‘Betuull!’ oleh para massa.
Prabowo lantas mengajak kepada para pendukungnya untuk tidak sebatas berpikiran bahwa menyoblos Prabowo-Sandiaga pada 17 April mendatang hanya untuk memilih presiden dan wakil presiden saja.
“Nanti 17 April, ini adalah kesempatan Saudara-saudara berbuat sejarah untuk masa depan bangsa Indonesia. Jadi nanti Saudara, waktu menyoblos 02 jangan berpikir kau coblos 02 untuk menjadikan Prabowo presiden, Sandi wakil presiden, tidak, itu tidak cukup,” tandasnya.
“Kau menyoblos 02 untuk menyelamatkan masa depan anak-anak dan cucu-cucumu. Dan hei kau pemuda-pemuda, pemudi-pemudi, kau nyoblos 02 untuk orang tuamu, supaya orang tuamu tidak lagi dalam kesulitan,” imbuh Prabowo.
Di bagian lain orasinya, Prabowo mengutip pidato Bung Karno tahun 1930. “Pidatonya Bung Karno di depan pengadilan Belanda tahun 1930, saya kutip ya, ‘Pergerakan, pemberontakan, dan lain sebagainya, lahir bukan karena hasutan kaum intelektual, pergerakan lahir adalah alamiah karena penderitaan rakyat yang tak tertahankan’,” kutipnya.
Prabowo lantas bertanya kepada ribuan massa yang hadir di kampanye tersebut, apakah kedatangan mereka dibayar oleh pihak-pihak tertentu. “Saudara-saudara sekalian, kalian hadir di sini, emak emak yang saya cintai, saudara berdiri himpit-himpitan, saudara jalan kaki dari tempat yang jauh, saudara ke sini saya tanya apakah saudara dikasih duit atau tidak?” tanya Prabowo yang dijawab serentak oleh massa ‘Tidaakkk!’.
Menurut Prabowo, massa pendukungnya yang menghadiri acara kampanye ini disebutnya karena paham bahwa kondisi Indonesia sedang sakit. “Saudara ke sini karena saudara mengerti, saudara paham bahwa negara kita dalam keadaan tidak benar, emak-emak yang lebih tahu, negara ini sedang sakit. Telah terjadi ketidakadilan yang sangat-sangat parah di republik ini,” ujarnya.
Selanjutnya Prabowo menyebut banyak BUMN dirampok. Prabowo mencontohkan BUMN seperti Garuda, Pertamina dan PLN. “BUMN-BUMN kebanggaan kita, BUMN-BUMN milik rakyat kebanggaan kita, Garuda, Pertamina, PLN, semua dirampok saudara-saudara sekalian,” ucap Prabowo dalam orasinya.
“Nanti, nanti mereka tanya ‘mana buktinya? Mana buktinya?’ Bung, bung. Buktinya ada segudang ada di BPK. BPK mengumumkan ada ribuan, belasan ribu temuan tidak ada tindak lanjut,” sambungnya.
Prabowo mengaku muak dengan perbuatan elite-elite di Jakarta. Menurutnya, banyak elite di Jakarta yang suka membohongi rakyat. Tak hanya itu, Prabowo juga menuding elite di Jakarta jahat. “Saya muak-muak dengan ulah-ulah elite yang jahat di Jakarta itu, muak. Selalu bohong, selalu bohong, bohong, bohong. Bohong kepada rakyat,” tuturnya.
Dalam orasinya Prabowo juga menyinggung adanya media televisi yang suka menunggu dirinya salah berbicara. Prabowo mengklaim dirinya tak pernah salah berbicara dalam setiap orasinya.
“Itu (jurnalis) TV datang ke sini itu tahu nggak, bukan untuk meliput. Itu menunggu saya salah bicara. Saya tidak takut! Karena saya tidak salah bicara. Saya bicara apa yang ada di hati saya,” tutupnya. (lin)
sumber: detik.com