Diskusi Global Wakaf – ACT, Selamatkan Bangsa dengan Wakaf: Optimisme di Tengah Pandemi

Peluncuran Program Wakaf Modal Usaha Mikro oleh Global Wakaf – ACT, Rabu (19/8/2020). foto: internet

Global Wakaf – ACT memberi solusi untuk kita semua yang ingin sama-sama menyelamatkan bangsa. Menyusul acara diskusi Waqf Business Forum 2020: Selamatkan Bangsa dengan Wakaf, digedung Menara 165, kawasan TB Simatupang, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020).

semarak.co– Acara ini membahas seputar bagaimana wakaf dapat menopang suatu peradaban dan menjadi salah satu cara terbaik untuk membangkitkan perekonomian di tengah pandemi. Selain dihadiri tokoh agama, Waqf Business Forum juga dihadiri para pelaku bisnis yang telah konsisten dalam berwakaf.

Bacaan Lainnya

Wakaf yang ditunaikan akan dioptimalkan dan disalurkan sebagai modal usaha untuk para petani, UMKM, dan berbagai usaha ultra mikro lainnya. Wakaf ini akan terus berputar dan produktif, dan digunakan untuk menyelamatkan para pelaku usaha dari riba.

Presiden Global Islamic Philanthropy (GIP) Ahyudin mengatakan, lewat dana wakaf yang terkumpul saat ini, Global Wakaf – ACT (Aksi Cepat Tanggap) membangun aset-aset yang bermanfaat untuk umat.

Ia mencontohkan melalui Lumbung Beras Wakaf (LBW), dana wakaf tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur pertanian sedemikian rupa dan pembiayaan UMKM sehingga hasilnya murni digunakan untuk membangun kembali perekonomian.

Dalam diskusi ini ditekankan pula terkait manfaat dan keutamaan wakaf sebagai amal ibadah yang tak terputus. Wakaf termasuk amal ibadah yang istimewa bagi kaum muslim. Hal ini karena pahala amalan wakaf bukan hanya dipetik ketika wakif masih hidup, namun juga tetap mengalir meskipun wakif telah meninggal dunia.

Semakin banyak orang yang memanfaatkannya, maka semakin bertambah pula pahalanya. Siapa yang tidak mau pahala, pasti tidak ada. Di era pandemi Covid-19 yang membuat krisis ini lah salah satu lumbung pahala yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Dalam forum ini, juga dibahas bagaimana Sulaiman Al Rajhi, salah satu orang terkaya di dunia, pendiri Bank Syariah terbesar di dunia yang mewakafkan seluruh hartanya sebagai bentuk kecintaannya kepada Allah dan tujuannya ingin menggerakan peradaban Islam.

Ia menjadi contoh konglomerat dunia yang terus berjuang memperbesar kekuatan umat dari sisi ekonomi. Semangat kedermawanan inilah yang ingin terus digaungkan di Indonesia.

“Kami ingin sekali wakaf menjadi gerakan besar tidak hanya di nasional tetapi juga internasional. Supaya gerakan wakaf menjadi masif di Indonesia, kita angkat objek wakaf yang paling strategis, yaitu wakaf tunai. Karena nominal dan waktunya fleksibel, tidak eksklusif,” ujar Ahuudin.

Wakaf tunai tidak hanya dapat dilakukan oleh orang yang banyak hartanya, lanjut dia, tetapi siapa saja. “Jika kita pahami manfaatnya, wakaf adalah ladang amal terbesar kita bahkan hingga kita meninggal,” ungkapnya.

Gerakan wakaf tunai pun menjadi salah satu jawaban dari persoalan kemiskinan paling relevan saat ini. Hal itu karena permasalahan kemiskinan tidak dapat diatasi jika umat tidak memiliki kekuatan ekonomi dan modal.

Bila ditelisik lebih jauh, Islam telah menjadi bekal untuk menjawab persoalan-persoalan saat ini, salah satunya pemanfaatan wakaf untuk kebangkitan ekonomi.

Presiden ACT Ibnu Khajar memperkuat narasi tersebut bahwa gemilangnya sebuah peradaban Islam dimulai dari Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya yang selalu memisahkan hartanya untuk umat.

“Momentum pandemi saat ini adalah momentum kita untuk semangat, membangun kembali peradaban, bangkit kembali. Mari bayangkan bila semakin banyak orang berwakaf, maka akan ada perputaran uang yang besar juga, pahala berlipat-lipat akan tersebar di seluruh penjuru dan elemen bangsa,” jelas Ibnu secara optimis.

Melalui wakaf, kata Ibnu, masyarakat dapat berkolaborasi baik dalam skala kecil seperti tidak hanya melalui wakaf tunai, namun juga wakaf saham. Nantinya aset-aset yang berkembang kemudian akan diberikan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan.

Hingga saat ini, program-program wakaf yang digulirkan Global Wakaf – ACT fokus pada pemberdayaan UMKM. Harapannya, aliran dana wakaf yang terhimpun menjadi cara mempercepat bangkitnya UMKM yang menjadi salah satu penyokong utama perekonomian bangsa.

Ustadz Ahmad Faris BQ yang turut hadir meramaikan diskusi tersebut, juga menjelaskan bahwa di zaman Rasulullah ekonomi menjadi fokus utama ketika akan membangun peradaban Islam.

Ia menyampaikan bahwa sekitar 93% perjuangan Rasulullah berfokus pada membangun ekonomi yang berkeadilan, membangun perpolitikan yang bermartabat, menjaga hak asasi manusia, dan menegakkan keadilan hukum.

“Rasulullah menumbuhkan semangat berwakaf tidak hanya di kalangan sahabat namun seluruh umat Islam pada masa itu. Jadi, sudah saatnyalah kita juga mengikuti apa yang paling diperjuangkan Rasulullah yaitu membangun peradaban ekonomi umat. Wakaf bergerak dalam bidang ekonomi. Karena ada faktor nazir dan institusi professional untuk mengelola keuangan,” imbuh Ustaz Faris.

Di luar esensi kebangkitan ekonomi, ia juga menambahkan bahwa kualitas agama seseorang juga dilihat dari cara ia berperilaku terhadap anak yatim dan orang miskin. “Maka celakalah orang yang salat, tetapi menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Seperti yang terkandung dalam surat Al-Ma’un,” tutupnya.

Ibnu menambahkan lagi, “Salah satu pahala yang akan terus mengalir meskipun seseorang mati adalah wakaf. Maka dia pun mengajak agar masyarakat memahami pentingnya bersedekah melalui wakaf.”

Cara yang bisa dipakai adalah dengan mewakafkan harta kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Pihaknya sendiri pun telah meluncurkan program Wakaf Modal Usaha Mikro untuk membantu mereka yang memiliki usaha, namun terkendala modal karena pandemi.

“UMKM pasca terkena resesi ekonomi saat ini tumbang, pada saat semua tumbang, akan ada banyak orang yang mencoba berpikir untuk bangkit, lalu bagaimana sumbernya dari mana, harus ada modal usaha yang diberikan,” terang dia.

Bencana begitu ramainya terjadi, kutip dia, namun saat ini bencana kemiskinan adalah bencana yang terbesar yang kita rasakan di tengah pandemi. Jihad akhir zaman adalah membebaskan umat dari kemiskinan.

“Dan kita tahu bahwa pekerjaan membangun peradaban adalah tidak mudah. Sehingga, diperlukan energi dan dukungan yang besar,” ungkap Ahyudin dalam diskusi tersebut.

Nantinya, lanjut Ahyudin, akan ada pendamping yang akan memberikan bantuan untuk membangun usaha menggunakan modal usaha. Adanya pendampingan, di karenakan banyaknya bantuan modal yang tidak digunakan dengan semestinya.

“Kita paham betul, ketika modal diberikan kepada UMKM, banyak di antara kita kenapa gagal dalam pemberdayaan, sering tergabung modal kerjanya (dipakai) untuk kesehatan atau pendidikan,” ujarnya.

Adapun program tersebut akan membantu para pelaku usaha dengan nominal Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Mereka pun tidak akan dikenakan bunga sepeserpun ketika meminjam modal. “Mereka tidak diwajibkan untuk bagi hasil, 100 persen buat mereka,” ungkapnya.

Apa yang mereka berikan ke kita, lanjut dia, walaupun seribu atau dua ribu setiap pekan dalam pembinaan mereka berikan, itu bukan bagi hasil, apalagi bunga, itu adalah sedekah mereka, itu wakaf mereka, jadi jangan kaget, pahala mereka akan mengalir kepada wakaf para wakif, karena wakaf kita menjadi modal usaha yang membuat mereka bisa berwakaf. (jpc/okc/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *