Kementerian Agama (Kemenag) terus mempersiapkan penyelenggaran haji dan umrah 1443 H secara professional, inklusif, dan tidak diskriminatif. Keterbukaan dan profesionalitas penting karena ibadah haji dan umrah menjadi ajang silaturahim antarumat Islam dari berbagai latar belakang.
semarak.co-Baik ormas, golongan, daerah, dan lain sebagainya. Ini seperti disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Hilman Latief di Jakarta, Sabtu (30/10/2021).
“Kemenag memastikan persiapan dilakukan secara profesional, inklusif, terbuka, dan tidak diskriminatif. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendorong percepatan persiapan ibadah haji dan umrah 1443 H secara profesional, terbuka, inklusif, dan tidak diskriminatif,” tegas Hilman seperti dirilis humas melalui WAGroup Jurnalis Kemenag.
Menag juga, kutip Hilman, minta persiapan dilakukan dengan sigap dan cermat, baik terkait jemaah, PPIU dan PIHK, protokol kesehatan, serta persiapan lainnya. “Arahan Menag jelas dan tegas, pengelolaan dan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah harus lebih inklusif,” kutip Hilman.
Karena ibadah ini milik semua umat Islam Indonesia dari berbagai kalangan, nilai Hilman, tanpa ada diskriminasi dan perbedaan, baik prioritas jemaah, penyelenggara maupun para pembimbing haji dan umrah. “Jemaah memiliki latar belakang tradisi keagamaan yang bermacam-macam. Semua harus dilayani dengan baik,” ucapnya.
Dirjen PHU yang merupakan kader terbaik Muhammadiyah menyebut, penyelenggaraan ibadah haji dan umrah betul-betul disiapkan dan dilaksanakan. Hilman memastikan, pihaknya akan mempersiapkan penyelenggaraan haji dan umrah secara profesional, termasuk dengan memperhatikan perbedaan karakter, baik pembimbing, petugas, serta jemaah. (smr)