Syech Ali Jaber, ulama kondang berdarah Arab mengucap syukur kepada stasiun TVOne karena sudah mewujudkan keinginannya untuk bertemu dengan Muhammad Gifari Akbar (16 tahun) adalah seorang pemulung yang viral karena fotonya membaca Alquran di Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat.
Dalam tayangan berita Kabar Petang TVOne, Sabtu (7/11/2020) yang dipandu penyiar Andromeda Mercuri mengundang Syech Ali Jaber dan Akbar, sapaan akrab Muhammad Gifari Akbar secara virtual. Andromeda pun memberi kesempatan untuk Syech Ali berkomunikasi langsung dengan Akbar.
“Saya bersyukur dan berterimakasih kepada TVOne karena sudah bisa mempertemukan saya dengan Akbar. Saya sudah lebih dulu ingin sekali berjumpa dengan Akbar begitu ikut baca foto viral Akbar di media social,” ungkap Syech dengan aksen kental Arab melalui teleconference.
Dalam kesempatan itu, Syech Ali Jaber memohon kepada Akbar jika berkenan untuk diangkat menjadi anak. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan program Sejuta Penghapal Alquran di Indonesia. “Jadi nanti saya mau kamu hapal Alquran dan saya bombing sampai menjadi imam besar. Saya melihat ada potensi itu dalam diri kamu,” ucapnya.
Dengan terharu seperti akan meneteskan air mata, Akbar yang di seberang teleconference menjawab menerima permohonan Syech bahkan mendoakan Syech Ali Jaber dan keluarga, sehat-sehat selalu dan murah rezeki.
Sebelum mengakhiri sesi tayangan berita wawancara ini, Andromeda dan rekannya sempat meminta Akbar untuk membaca Alquran. Kemudian Akbar memenuhinya dan didengarkan langsung Syech Ali Jaber.
“Suaranya sangat bagus. Potensi besar jadi imam besar. Tinggal dibenahi panjang pendek dan tajuid. Nanti tanggal 10 saya akan ke Bandung, saya akan mampir untuk proses administrasi serta imigrasi atau paspor Akbar,” ujar Syech sebelum ditutup Andromeda.
Seperti diberitakan, Akbar seorang pemulung tamatan Sekolah Dasar (SD) kelas IV bercerita tidak mengetahui sudah difoto saat berteduh. Sambil menunggu hujan reda ia membaca Alquran di Jalan Braga, Bandung. Karung yang dibawa memulung diletakkan di depan kedua kakinya untuk penghalang cipratan air.
Foto Akbar itu viral di media social tanpa atau belum diketahui siapa yang mengunggah di media social Instagram dengan tambahan tulisan dan dikomenin banyak netizen. Akbar mengaku tak pernah lupa membawa Alquran setiap keluar rumah. Ketika ada waktu luang, Akbar pun akan membaca Alquran itu.
Saat media online ibu kota republika.co.id berkunjung ke rumahnya di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (5/11), Akbar bercerita tetap menjaga pesan orang tuanya untuk selalu ingat shalat lima waktu dan mengaji.
“Yang ngajarin bawa Quran terus itu Bapak. Dari kecil dikasih pesan kalau mau ke mana-mana jangan lupa shalat, ibadah lima waktu, sama ngaji dan dzikir,” kenang Akbar.
Akbar berasal dari keluarga sederhana di Kabupaten Garut. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan. Sementara ibu kandungnya meninggalkannya sejak masih balita. Di Garut, Akbar tinggal bersama kakek dan neneknya.
Nenek Akbar, Uti (71) mengatakan, cucunya itu telah ditinggal oleh ibu kandungnya sejak masih berusia 8 bulan. Ketika itu, ibunya berkata hendak bekerja ke Arab Saudi. Namun, hingga saat ini kabar ibunya tak jelas.
Sementara ayah kandungnya menikah lagi. Akibatnya, ia tak betah di rumah dan tak melanjutkan sekolah. Setelahnya, Akbar selalu hidup di luar rumah dengan mengamen dan mengumpulkan barang rongsokan. “Dia keluar awalnya mau nyari ibunya juga ke Jakarta. Dia nekad dengan jalan kaki ke Jakarta sambil nyari makan dengan mulung,” kata Uti.
Menurut dia, Akbar sangat jarang berada di rumah. Remaja itu hanya kembali satu atau dua hari, setelahnya pergi lagi dari rumah hingga ber bulan-bulan. Meski tak hidup di rumah, Uti menilai, Akbar selalu ingat untuk beribadah.
Sebab, sejak kecil anak itu sudah diajarkan untuk selalu sholat lima waktu dan mengaji. “Memang dari dulu juga saya ajarin ngaji terus,” kata dia.
Kini, akbar ditawari banyak orang untuk menimba ilmu di pesantren. Akbar mengaku sangat ingin mondok di pesantren karena ia memiliki niat untuk membangun pesantren pada masa tuanya mendatang.
Keluarganya pun sudah mendukung. Apalagi, sudah sejak lama remaja itu putus sekolah. “Niatnya mau pesantren, soalnya niat nanti kalau sudah tua masa depannya mau bangun pesantren. Mudah-mudahan tercapai,” kata dia.
Sebenarnya kelas IV SD itu didapatkan Akbar saat di pesantren, namun disebut ia cenderung nakal dalam pergaulan sehari-hari. “Bapak yang ngajarin membaca Alquran, di pesantren dulu nakal. Sekarang ingin hidup tenang di pesantren,” sesal Akbar.
Akbar mengatakan selalu membawa Alquran dimana pun dan kapan pun. “Selalu bawa Alquran, meski gimana penampilan, yang penting nggak boleh lupa ibadah. Itu pelajaran keluarga,” katanya.
Terkait keberadaannya di Bandung, ia mengaku tidak dapat memastikan sampai kapan berada di Kota Bandung. “Saya mulung bisa dapat Rp50-100 ribu. Kadang tidak dapat juga. Nah, kalau lapar dan tidak punya uang, saya baca Alquran saja. Lama-lama hilang laparnya dan santai saja tidak pegang duit,” ungkap menjawab Andromeda.
Usai viral di media sosial, sejumlah lembaga kemanusiaan dan sosial berupaya mencarinya. Tim Pesantren Al-Hilal salah satunya berhasil menemukannya yang sedang memulung di Jalan Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/11/2020). (net/smr)
sumber: republika.co.id di WA Group ANIES GUBERNUR DKI