Dijajah Proxy, Pesan untuk Rakyat Indonesia Menuju 2030

Grafis penguasa zalim. Foto: tarbawia di internet

Oleh Bastian P. Simanjuntak *)

semarak.co-Sampaikan kepada seluruh Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke bahwa Rakyat Indonesia miskin bukan karena Rakyat Indonesia malas melainkan karena masih ada penjajahan di atas bumi Indonesia.

Bacaan Lainnya

Penjajahan adalah ketika pekerja di gaji murah namun biaya pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan dibiarkan melambung tinggi. Penjajahan masa kini menggunakan Politisi Proxy yang tampil didepan untuk memikat hati.

Proxy adalah pemimpin boneka yang didandani sehingga dalam proses demokrasi mereka akhirnya terpiliih. Dibelakang Proxy ada penjajah yang mengendalikan, di sekeliling Proxy ada ahli-ahli titipan di atas Proxy ada juragan-juragan di bawah proxy ada pensiunan Jenderal yang siap pasang badan.

Di bawah kepemimpinan Proxy Undang-undang dan turunannya tidak akan berpihak kepada Rakyat & Negara. Sehingga dampaknya membuat rakyat semakin sengsara dan negara semakin tidak punya daya.

Pembangunan didominasi oleh Investasi Asing. Lembaga keuangan didominasi Asing. Lowongan pekerjaan diisi oleh tenaga kerja asing sumber daya alam dikelola asing, manufaktur didominasi Asing. Eksport Import dikuasai Asing. Sektor jasa dikuasai Asing. Properti dikuasai Asing.

Lembaga pertahanan negara sengaja dilemahkan. Korupsi Kolusi Nepotisme sengaja di biarkan. Nilai mata uang rupiah sengaja dilemahkan. Devisa kita terbang kelular negeri identitas kebangsaan semakin terdegradasi, generasi muda semakin hilang jati diri.

Memang benar, bendera Merah putih masih berkibar, lagu Indonesia Raya masih dinyanyikan namun semuanya hanya formarlitas saja tidak ada bedanya dengan Negara Singapura, warga negaranya masih menyanyikan lagu kebangsaan berbahasa Melayu.

Judulnya “Majulah Singapura” namun itu hanya formalitas saja, sebab kenyataanya mayoritas warga negara Singapura bukan lagi Bangsa melayu, melayu menjadi minoritas di tanah Nenek Moyangnya sendiri. Jika Engkau masih Merah Putih, jangan pilih pemimpin Boneka!

(2018)

*) Presiden Gerakan Pribumi Indonesia

Pos terkait