Dihadiri Gubernur Jatim Khofifah, Menteri PANRB Anas Sulap Gedung Djakarta Lloyd Jadi Galeri Seni Budaya

Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas didampingi Gubernur Jawa Timur (kanan) Khofifah Indarparawansa (tengah) saat mengunjungi pameran ArtOs Nusantara di bekas Gedung Djakarta Lloyd di Banyuwangi. Foto: humas PANRB

Siapa sangka gedung tua bekas ekspedisi Djakarta Lloyd, perusahaan BUMN di bidang pelayaran angkutan barang bisa disulap menjadi galeri seni yang apik? Di Kabupaten Banyuwangi, bangunan berarsitektur gaya kolonial itu dijadikan pameran seni Art Osing atau ArtOs Nusantata.

semarak.co-Karya seni yang dipamerkan dalam gedung tua itu dianggap menjadi penghargaan atas budaya masa lalu dan masa yang akan datang. Decak kagum terlihat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas saat mengunjungi pameran ArtOs Nusantara.

Bacaan Lainnya

“Mudah-mudahan dengan adanya seniman ini penghargaan terhadap masa lalu dan masa depan bisa dinikmati dengan karya-karyanya,” ujar Menteri PANRB Anas saat berbincang dengan para seniman, Senin (22/5/2023) dirilis humas usai acara melalui WAGroup JURNALIS PANRB, Selasa (23/5/2023).

Pameran yang digagas Langgar Art Banyuwangi ini mengusung tema bertemunya kebudayaan Osing asli Banyuwangi, dengan kebudayaan Nusantara lainnya. Pemilihan lokasi gedung pameran pun bukan tanpa arti.

Perusahaan ekspedisi Djakarta Lloyd menjadikan gedung ini sebagai gudang dan masih berdiri kokoh di pelabuhan lama Banyuwangi. Hal ini menjadi saksi bahwa Banyuwangi pernah menjadi hub penting jalur perdagangan intenasional, bahkan sejak era kedatangan Persatuan Perusahaan Hindia Timur Belanda, atau lebih dikenal dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Bukti sejarah itu menjadi penanda Banyuwangi telah lama bersinggungan dengan budaya barat dan Nusantara. Fakta bertemunya berbagai budaya di Banyuwangi itu dituangkan secara magis oleh para perupa ke dalam karya seninya, baik berupa lukisan maupun instalasi seni.

Menteri Anas dikenal sebagai seorang yang peduli terhadap seni budaya lokal. Saat memimpin Banyuwangi, berbagai festival digelar secara rutin sehingga seni asli Banyuwangi tetap bertahan.

Bahkan, hotel-hotel berbintang di Banyuwangi, diharuskan memiliki muatan seni lokal, baik dari sisi interior, bentuk bangunan, maupun motif-motif yang ada di hotel itu. “Karena dari arsitektur, kita bisa menitipkan ciri peradaban kita,” ungkap Anas.

Kunjungan Menteri Anas ke kampung halamannya ini dalam rangka mengikuti Rakor Kearsipan yang digelar Arsip Nasional RI atau ANRI. Di hadapan para seniman, Menteri Anas menyampaikan bahwa ANRI bertugas menjaga memori kolektif bangsa.

ANRI memiliki koleksi berupa dokumen, foto masa lalu, perkamen, atau literasi kuno mengenai Banyuwangi. Saat menjabat sebagai bupati, Menteri Anas pernah meminta para seniman untuk menciptakan lukisan dari berkas sejarah. “Saya minta para pelukis untuk itu dilukiskan. Maka banyak lukisan di pendopo adalah hasil repro dari dokumen historis yang kita dapatkan,” pungkas Anas.

Menteri Anas meninjau pameran tersebut dengan mengajak Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kepala ANRI Imam Gunarto, Kepala LAN Adi Suryanto, serta Penasihat Ahli ANRI Bidang Arsip Kemaritiman Connie Rahakundini Bakrie. (don/hms/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *