Didukung Selandia Baru, Kemendes PDT Kolaborasi Surfaid Gelar Sumba Barat Bercerita Berisi tentang Sukses Desa Naik Kelas

Wamendes PDT Ahmad Riza Patria (keempat dari kanan) bersama Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Phillip Taula (kelima dari kanan) foto bersama dalam acara Sumba Barat Bercerita di Taman Ismail Marzuki, kawasan Cikini Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2025). Foto: heryanto/semarak.co

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) melalui Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) berkolaborasi dengan organisasi nirlaba internasional Surfaid dan Kedutaan Besar Selandia Baru menggelar acara Sumba Barat Bercerita di Taman Ismail Marzuki, kawasan Cikini Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2025).

Semarak.co-Dalam sambutan acara itu, Wakil Menteri Desa (Wamendes) PDT Ahmad Riza Patria mendorong program Makan Bergizi Gratis (MBG). Wamendes A Riza mendukung keberlanjutan pelaksanaan program MBG dari desa berkembang hingga ke desa tertinggal di Kabupaten Sumba Barat.

Bacaan Lainnya

Dikatakan Wamendes A Riza, Program MBG juga harus didukung dengan ketahanan pangan, pengembangan pertanian, dan pengolahan pangan lokal. MBG sudah masuk di Sumba Barat beberapa bulan lalu dan akan terus ditambah dan ditingkatkan.

Ke depan pasokan dari bahan baku untuk MBG akan juga dipasok ya dari masyarakat setempat. Masyarakat desa juga dapat berkontribusi dalam menyediakan bahan baku program MBG di Sumba Barat. Menurut dia, keterlibatan masyarakat desa dapat memastikan ketahanan pangan hingga menangani permasalahan stunting di Sumba Barat.

“Mendorong desa-desa di Sumba Barat bisa hadirkan pertanian dari dukungan Selandia Baru, membantu masyarakat untuk bercocok tanam. Berkontribusi dalam program MBG, coklat sudah dapat diolah di beberapa daerah Indonesia bahkan sudah di ekspor,” tutup A Riza saat press conference usai sambutan.

Kesempatan sama, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Phillip Taula mengapresiasi terwujudnya pemberdayaan masyarakat di desa-desa Kabupaten Sumba Barat di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu hasil positif dari kerja sama bilateral Selandia Baru-Indonesia.

“Selandia Baru amat bangga berperan dan berkontribusi, khususnya melalui pendanaan, untuk meningkatkan ketahanan pangan serta kondisi ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat terpencil di Indonesia,” kata Dubes Taula saat memberi sambutan juga.

Pendanaan itu diberikan pemerintah Selandia Baru untuk program Nusatani yang digagas organisasi nirlaba SurfAid dalam rangka pemberdayaan daerah terpencil yang memiliki lokasi selancar, salah satunya Kabupaten Sumba Barat di NTT.

Program yang berlangsung sejak 2019 tersebut mencapai tujuannya dalam menguatkan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Ia pun menyoroti peningkatan keterlibatan kaum perempuan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan sosial di tingkat desa melalui program tersebut.

“Nusatani turut sukses dalam memberdayakan 4.400 petani kecil, praktisi kesehatan, dan kader posyandu di Bima dan Sumba Barat dalam aspek nutrisi dan isu kesehatan lain,” kata Taula seperti juga dirilis humas Kemendes PDT usai acara atau Sabtu sore (24/5/2025).

Dubes Taula mengatakan program tersebut berjalan melalui kolaborasi antara SurfAid yang didukung Selandia Baru dengan berbagai kementerian serta pemerintah kabupaten hingga desa di Sumba Barat sehingga semua pihak dapat saling belajar dan bertukar pandangan.

Selain pendanaan, pihak Selandia Baru juga membantu penyelenggaraan pelatihan dan menyumbang peralatan untuk kegiatan pengembangan masyarakat terpencil di NTT. Selandia Baru bangga bisa bermitra selama lebih 20 tahun untuk program pembinaan masyarakat di Nias, Mentawai, dan saat ini di NTT.

Dalam program itu, SurfAid beserta berbagai pihak lainnya memberdayakan masyarakat untuk memaksimalkan pertanian bagi kesehatan keluarga, ketahanan pangan, dan peningkatan ekonomi. Di Sumba Barat, Program Nusatani telah mendampingi 50 kelompok tani dan mencapai lebih dari 1.000 orang anggota masyarakat.

Salah satu praktik baik dari program itu adalah pengembangan sumber daya alam setempat ke dalam pertanian hortikultura yang berfokus pada budidaya tanaman kebun, seperti buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias.

Sementara Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade memastikan keberlanjutan program MBG dengan dukungan dari Pemerintah Pusat. Menurutnya, kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selama ini mampu menyediakan MBG bagi ribuan siswa-siswi di Sumba Barat.

“Kami mendorong Makan Bergizi, kita bangun dapurnya, untuk memenuhi tiga ribu siswa-siswi di Sumba Barat. Kami juga butuh pasokan sayurannya, kami datangkan dari Jawa Timur, kami juga mendorong sayuran lokal,” ujar Yohanis.

Diketahui bahwa acara bertajuk Sumba Barat Bercerita merupakan forum kolaborasi pembangunan desa tertinggal sekaligus penutupan Program Nusatani di Kabupaten Sumba Barat. Adapun program Nusatani yang digagas SurfAid sejak 2019 bertujuan meningkatkan status ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat terpencil dengan pendekatan Nutrition-Sensitive Agriculture (NSA).

Dengan pendekatan NSA, program Nusatani memaksimalkan manfaat pertanian bagi kesehatan keluarga, ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi. Di Kabupaten Sumba Barat, program ini telah mendampingi 50 kelompok tani dan mencapai lebih dari 1.000 orang anggota masyarakat.

Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal Kemendes PDT Dimposma Sihombing mengatakan, pihaknya mengapresiasi keberhasilan program ini dalam mendukung percepatan pembangunan desa tertinggal.

Pihaknya pun berharap program ini direplikasi desa-desa lainnya di Indonesia, khusunya di berbagai desa dan daerah tertinggal. Perubahan paling nyata selama pelaksanaan Program Nusatani adalah meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa, khususnya di wilayah tertinggal.

Berdasarkan Indeks Desa Membangun, sejak 2023, Desa Gaura sudah lepas status dari desa berkembang menjadi desa maju. Sedangkan Desa Harona Kala dan Wetana dari status tertinggal menjadi berkembang.

“Dari sisi kesehatan, prevalensi stunting di Desa Gaura menurun drastis dari 43,9% pada 2021, menjadi 10,5% pada 2024. Pencapaian ini sejalan dengan tugas dan fungsi Kementerian Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal,” ujar Dimposma.

Program Nusatani memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya perubahan pola pikir masyarakat desa. Masyarakat tidak lagi hanya sebagai penerima manfaat, tetapi terlibat secara aktif dalam upaya ketahanan pangan, pengembangan pertanian, hingga pengolahan pangan lokal untuk perbaikan gizi keluarga.

“Pemerintah sangat mengapresiasi capaian Program Nusatani yang telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat desa, khususnya dalam peningkatan ketahanan pangan dan penurunan angka stunting,” imbuhnya.

Ke depan, kata Dimposma, harapan mereka adalah tersusunnya roadmap replikasi program ini di berbagai desa dan daerah tertinggal, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Sebagai informasi, gelaran acara Sumba Barat Bercerita mencakup dialog bersama antara pemerintah dan masyarakat, sesi urun rembuk dan berbagai macam pameran dari program-program SurfAid di Sumba Barat, Rote, dan Mentawai.

Pameran juga menampilkan karya dari pemerintah daerah dan sekolah-sekolah di Sumba Barat, serta foto-foto bertajuk Untaian Semangat di Desa Terpencil. Melalui acara tersebut, SurfAid ingin mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki desa tertinggal.

Serta contoh-contoh nyata pembangunan daerah tertinggal yang selama ini jarang terdengar. Turut hadir dalam kegiatan ini para Penggerak Perubahan Desa yang merupakan warga dampingan Program Nusatani yang memberikan dampak nyata dan menyebarkan perubahan di 4 desa dampingan di Laboya Barat, Sumba Barat.

Country Director SurfAid Indonesia Dinnia Joedadibrata mengatakan, “Kami ingin suara dari desa di daerah tertinggal, khususnya desa dampingan kami di Sumba Barat, semakin terdengar. Program ini mampu mendorong perubahan perilaku, dan melahirkan penggerak perubahan di desa yang terus menyebarluaskan semangat bercocok tanam untuk peningkatan gizi masyarakat.”

SurfAid berharap Sumba Barat Bercerita dapat menyebarkan kisah-kisah sukses dari desa terpencil ke banyak orang. “Gerakan kecil kami bisa menimbulkan efek bola salju kemajuan. Dari desa untuk Indonesia,” kata Dinnia Joedadibrata.

Wamendes PDT Ahmad Riza Patria mendorong desa-desa tertinggal menjadi naik kelas. Ia mendukung program Nusatani untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya di daerah tertinggal agar meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Wamendes A Riza menyebut perlu upaya nyata dan kolaborasi, untuk mempercepat peningkatan status desa berkembang menjadi desa maju. “Ada beberapa desa yang naik kelas, ini program sangat baik, kita terus berupaya dari Kemendes meningkatkan kualitas desa,” ujar Wamendes A Riza.

Dilanjutkannya, “Kami harapkan bisa terus meningkatkan kerjasama untuk menunjukkan kepada masyarakat desa. Bekerja sama membangun Desa-Desa tertinggal khususnya di Kabupaten Sumba Barat, mudah-mudahan dapat terus ditingkatkan, dilanjutkan. Tidak hanya Surfaid juga banyak komunitas yang lain.”

Wamendes A Riza menyatakan, pihaknya mendukung program Nusatani yang digagas Surfaid sejak 2019 di desa-desa Sumba Barat. Ia berharap program tersebut dapat meningkatkan status ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat terpencil agrikultur dan pemberian nutrisi.

“Memberikan dukungan bantuan kerjasama agar masyarakat di desa-desa Indonesia Timur yang masih jauh dari infrastruktur dan pusat kota. Mendapatkan perhatian kita bersama, ada peningkatan status dari desa-desa yang diberikan perhatian,” ucap A Riza yang mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Program Nusatani diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan pertanian untuk kesehatan, ketahanan pangan, dan peningkatan ekonomi. Di Sumba Barat, program Nusatani telah mendampingi 50 kelompok tani yang lebih dari 1.000 anggota masyarakat.

“Program seperti ini dari Kemendes akan terus berjalan, kami harap yakin ada bantuan dari Selandia Baru. Hubungan bilateral bisa ditingkatkan dalam bentuk kerjasama seperti ini,” imbuh Wamendes A Riza yang Ketua DPD Partai Gerindra.

Melalui Sumba Barat Bercerita, Surfaid ingin mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki desa tertinggal serta contoh-contoh nyata pembangunan daerah tertinggal. Program Nusatani memberikan dampak nyata dan menyebarkan perubahan di empat desa dampingan di Laboya Barat, Sumba Barat. (net/ant/smr)

Pos terkait