Dicuri Pasukan Inggris dan Prancis, Patung Kepala Kuda Kembali ke Beijing Setelah 160 Tahun Hilang

Istana Kuno Musim Panas atau Yuanmingyuan yang tetap lestari dalam kondisi porak-poranda akibat Perang Candu Kedua (1856-1860). Foto: Wikipedia di internet

Patung Kepala Kuda yang terbuat dari perunggu akhirnya kembali ke Museum Istana Kuno Musim Panas di Beijing, China, setelah raib selama 160 tahun. Tentu saja kembalinya patung tersebut mendapatkan sambutan hangat dari warganet China.

semarak.co-Patung kepala kuda yang dicuri pasukan Inggris dan Prancis 160 tahun lalu akhirnya kembali ke rumah asalnya di Istana Kuno Musim Panas yang dikenal dengan nama Yuanmingyuan sekaligus menjadi peninggalan budaya China yang pertama kembali dari luar negeri, demikian media China, Kamis (3/12/2020).

Bacaan Lainnya

Kepala Badan Warisan Budaya Nasional China (NCHA) Liu Yuzhu dalam seremonial pemulangan patung tersebut mengatakan bahwa peninggalan budaya akan hilang jika bangsanya lemah, sebaliknya peninggalan budaya akan terawat jika bangsanya kuat.

Tanda pagar kembalinya patung kuda ke Yuanmingyuan di Weibo dilihat 250 juta kali hingga Selasa sore (1/12/2020). Tahun ini merupakan peringatan 160 tahun penjarahan besar-besaran dan perusakan Yuanmingyuan yang bersebelahan dengan kompleks Tsinghua University di Distrik Haidian itu.

Liu mencatat keberhasilan pengembalian peninggalan bersejarah tersebut berkaitan erat dengan kerja keras pemerintah China dan para mitranya dari Hong Kong dan Makau.

Pada 13 November 2019, taipan kasino dari Makau mendiang Stanley Ho mendonasikan koleksinya senilai 69,1 juta dolar HK (Rp126,2 miliar) ke Museum Nasional Kota Terlarang di Beijing yang dia beli dari lelang pada September 2007. Warganet China sangat berharap peninggalan budaya China lainnya yang berada di luar negeri segera dipulangkan.

Wakil Direktur Istana Kuno Musim Panas Li Xiangyang mengatakan bahwa sebagian besar peninggalan yang hilang dari museumnya akibat Perang Candu Kedua (1856-1860) tersimpan rapi di Inggris dan Prancis.

Sayangnya beberapa peninggalan lain di istana tersebut tidak diketahui jumlahnya karena arsipnya turut hilang. Sementara jika melihat bangunan Kota Terlarang, ada sekitar 800 ribu hingga 1 juta item benda peninggalan yang hilang. Sampai saat ini di situs tersebut baru ada 2.000 prasasti dan batu bata, demikian pakar sejarah Liu Yang. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *