Dianggap Berhasil Tangani Corona, AS Layangkan Pujian Buat Taiwan

ilustrasi pujian AS kepada Taiwan yang dianggap berhasil menangani wabah virus corona, tapi ini sekaligus dianggap sebagai sindiran kepada China yang meradang. foto: indopos.co.id

Amerika Serikat (AS) memuji Taiwan atas penanganan wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 yang dianggap berhasil, serta mendukung Taiwan untuk dapat terlibat di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

semarak.co– Menteri Kesehatan AS Alex Azar menyampaikan pujian dan dukungan itu dalam konferensi melalui sambungan telepon di Jakarta pada Rabu (12/8/2020) terkait kunjungan resmi yang dilakukannya ke Taiwan sejak tiba di sana pada Minggu (9/8/2020).

Bacaan Lainnya

“Kunjungan saya ke Taiwan adalah suatu pengakuan atas keberhasilannya melawan pandemi Covid-19. Saya tekankan, AS meyakini bahwa Taiwan seharusnya bisa berbagi pengalaman sukses dan kepakaran di level dunia, termasuk di WHO,” kata Azar.

Sejauh ini, Taiwan berhasil menahan angka infeksi virus corona pada angka 480 kasus, menurut catatan situs penyedia data Covid-19 real time, worldometers.info.

Sementara China, sebagai episentrum pertama wabah itu mengonfirmasi total hampir 85 ribu kasus. AS mencatatkan rekor tertinggi di dunia, dengan 5,3 juta kasus.

Selain memuji keberhasilan, Azar juga berulang kali menyebut Taiwan sebagai entitas yang demokratis, terbuka, dan transparan, khususnya dalam hal berbagi informasi mengenai penanganan pandemi di wilayahnya.

Lawatan Azar menjadi kunjungan resmi pejabat tinggi AS ke Taiwan yang pertama kali dalam 40 tahun terakhir. Azar melakukan pertemuan dengan Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen pada Senin (10/8/2020) untuk membahas penanganan Covid-19 dan kerja sama AS-Taiwan.

Pemerintah China menyampaikan protes atas kunjungan tersebut dengan menyebut bahwa Taiwan yang dianggap sebagai bagian dari negaranya merupakan isu sensitif bagi hubungan diplomatik  China-AS di bawah prinsip satu China.

Prinsip itu pula yang disebut Taiwan sebagai penghalang bagi pihaknya untuk dapat bergabung dalam dialog penanganan wabah di WHO. Misalnya, pada Mei 2020, ketika Taiwan menyatakan tidak diundang dalam pertemuan kunci WHO karena ada tekanan dari China.

“Saya ingin menegaskan bahwa pertimbangan politis tidak boleh mendahului urusan kesehatan. Keputusan untuk menahan Taiwan agar tidak dapat ikut serta dalam Majelis Kesehatan Dunia (WHA) adalah pelanggaran terhadap hak universal atas kesehatan,” kata Tsai dalam pidatonya pada pertemuan dengan Azar. (net/pos/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *