Anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sekaligus juru bicara (jubir) calon presiden (capres) Anies Baswedan Sudirman Said jadi korban hoaks yang beredar di sejumlah media massa dan media sosial. Menanggapi ini, Dewan Pers telah melakukan klarifikasi ke sejumlah media terkait kabar hoaks itu, Rabu (6/9/2023).
semarak.co-Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu menyebut pemanggilan media-media terkait itu berdasarkan laporan dari masyarakat dan temuan Dewan Pers soal pemberitaan Sudirman Said yang disebut sebagai berita hoaks.
Dalam berita yang beredar itu, Sudirman Said disebut membeberkan alasan Anies menolak Ketua umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari capres Anies Baswedan.
“Dalam klarifikasi yang dihadiri media-media terkait, Dewan Pers menemukan tidak ada proses klarifikasi dan verifikasi serta upaya uji informasi yang dilakukan oleh media-media tersebut,” kata dalam keterangannya, Rabu (6/9/2023) dikutip kumparan.com dilansir msn.com, Kamis (7/9/2023).
Secara garis besar, ada dua tajuk utama yang mencatut nama Sudirman Said. Pertama adalah sikap emosional SBY ke Anies. Sedangkan kedua menuding AHY hanya Mayor TNI, karbitan, dan belum matang. “Berita tersebut ternyata hoaks, karena Sudirman Said tidak pernah membuat pernyataan apa pun terkait hal itu untuk media,” kutip Ninik.
Sudirman Said sebelumnya juga sudah menegaskan dalam beberapa hari itu, ia tak pernah diwawancara media kecuali di acara Info A1 kumparan. Ninik juga menyebut, ternyata kutipan yang tersebar di beberapa media dan medsos itu berasal dari nomor ponsel yang mengaku-aku sebagai Sudirman.
“Kami juga meminta kepada masyarakat ataupun tokoh masyarakat untuk berhati-hati dalam menyampaikan informasi kepada media. Dari kasus ini kutipan berasal dari nomor Handphone 0811 XXX 94X yang ternyata bukan nomor Sudirman Said,” jelas Ninik.
Di sisi lain, Ninik mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi sikap media yang segera mencabut berita bohong tersebut dan mengunggah permintaan maaf kepada Sudirman Said dan pembaca. Menurut Ninik, hal ini menunjukkan adanya kesadaran dan ketaatan media terhadap Kode Etik Jurnalistik.
“Pada kesempatan ini, Dewan Pers ingin mengingatkan bahwa di tahun Politik ini banyak informasi hoaks, tidak akurat, direkayasa, berseliweran dan menyasar media. Karena itu media wajib meningkatkan kehati-hatian agar tidak berpotensi disusupi hoaks, demi menjaga marwah kemerdekaan pers,” pungkasnya.
Kabar hoaks itu muncul pada Sabtu (2/9/2023), di hari yang sama dengan deklarasi Anies-Cak Imin di Surabaya. Padahal, Sudirman Said dalam beberapa hari itu tak pernah menerima wawancara media kecuali dengan kumparan yang tayang, Jumat malam (1/9/2023). (net/kum/smr)