Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta jajarannya agar bekerja lebih keras dan serius mencapai target kinerja yang telah ditentukan. Hal tersebut diperlukan agar produktivitas Kemendesa PDTT tahun 2022 menuai hasil terbaik.
semarak.co-Selama 2021 banyak capaian yang diraih Kementerian Desa (Kemendes) PDTT. Baik berupa penghargaan dari pihak eksternal seperti mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 5 kali berturut dari 2016 dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).
Lalu Keberhasilan Penerapan Sistem Merit, dalam Manajemen ASN dari Komisi Aparatur Sipil Negara, hingga mendapat peringkat I Capaian Implementasi SAPK dan Pemanfaatan CAT dalam rekruitmen pegawai. Kuncinya, ada pada kita sendiri. Apakah kita mau atau tidak mencapai 100% variabel dan indikator tersebut.
“Karenanya, hari ini saya tegaskan kembali, saya ulangi, Saya tegaskan, tahun 2022, kita harus kerja serius, kerja lebih keras, dan kerja lebih cerdas,” tegas Mendes PDTT Halim saat membuka Rapat Pimpinan Paripurna yang bertemakan Refleksi untuk Prestasi di Operational Room Kantor Kemendes PDTT di Kalibata, Jakarta, Senin (3/1/2022).
Selain itu secara internal, lanjut Mendes PDTT Halim, program pengumpulan data SDGs Desa maupun upaya mengarahkan desa untuk mencapai indikator-indikator dalam SDGs Desa terus menunjukkan progress mengembirakan.
“Capaian-capaian ini tidak boleh membuat kita terlena, tetapi terus menjadi penyemangat untuk meraih hasil lebih baik di tahun ini,” kata Gus Halim, sapaan akrab Mendes PDTT Halim seperti dirilis humas melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Selasa (4/1/2022).
Forum Rapim, kata Gus Halim, harus dimanfaatkan untuk merefleksikan kerja-kerja kementerian selama satu tahun anggaran 2021. Tentang apa saja yang sudah dilakukan, capaian output serta dampak program dan kegiatan yang dilakukan dan seberapa besar berkontribusi terhadap pencapaian tujuan SDGs Desa.
“Serta tentunya untuk mendapatkan informasi yang valid dan detail, terkait variabel-variabel yang berpengaruh positif maupun negatif, terhadap program dan kegiatan yang telah kita implementasikan selama tahun 2021,” kata Gus Halim.
Tahun 2022 ini, Gus Halim berharap agar kesalahan di 2021 tidak terulang. Menurutnya ada sejumlah catatan minor dari jajaran Kemendes PDTT yang harus diperbaiki tahun ini. Antara lain belum meratanya pemahaman yang utuh terhadap arah kebijakan pembangunan desa.
Bahkan pada level pimpinan, rinci Gus Halim, ASN, dan nonASN di Kemendes, PDTT, masih banyak yang belum memahami secara utuh tentang arah pembangunan desa, SDGs Desa. “Lemahnya kapasitas pegawai Kemende PDTT untuk berkolaborasi, berdampak pada belum jelasnya dan belum kuatnya posisi Kemendes PDTT,” ujarnya.
“Bahkan masih ada yang memandang SDGs Desa, hanya sebatas proyek kementerian, padahal ini adalah arah kebijakan nasional pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa,” kata Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Gus Halim menekankan Kemendes PDTT harus memulai gerakan kampanye integritas dan anti korupsi, kampanye arah pembangunan desa SDGs Desa dan memastikan desa, perdesaan, kawasan transmigrasi, daerah tertinggal, serta daerah-daerah terluar dan perbatasan, menjadi sabuk pengaman NKRI.
Terbebas dari benih-benih radikalisme dan tindak kekerasan atas nama apapun, yang dapat merongrong kebhinekaan Indonesia. “Awal tahun anggaran tahun 2022, harus tersedia laporan komprehensif pelaksanaan program, kegiatan sesuai tupoksi masing-masing unit kerja,” imbuhnya.
Berikut laporan utuh pelaksanaan koordinasi dan sinergi di internal Kemendes PDTT maupun dengan pihak eksternal seperti Pemerintah daerah, mitra pembangunan dan desa, disertai output dan target dampak dan pencapaiannya. “Termasuk di dalamnya zona integritas dan survey penilaian integritas,” tandasnya.
Untuk itu, menurut Gus Halim Kementerian Desa, PDTT harus terus melatih ASN lebih trampil lagi menjawab pertanyaan publik, tegas menyelesaikan pendaftaran BUM Desa, cepat mengirimkan data dan informasi yang dibutuhkan publik.
Untuk mewujudkan prestasi di tahun 2022, Gus Halim instruksikan untuk melaksanakan kegiatan pada bulan Januari 2022 yaitu Pertama, mendetailkan sampai berbentuk rencana kerja bulanan, berikut keterkaitannya dengan IKU dan tujuan SDGs Desa, kemudian dibahas dalam Rapat Kerja Kementerian Desa, PDTT.
Kedua, perencanaan teknis dalam pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi agar segera disusun dengan cermat dan akurat; Ketiga, Kegiatan Kemendes, PDTT harus dimulai sejak Januari 2022, agar manfaat APBN dapat lebih cepat dirasakan, dan lebih luas dampaknya untuk untuk masyarakat.
Keempat, penetapan kalender tahunan Kementerian Desa PDTT 2022. Kelima, rencana program dan kegiatan setiap unit kerja, harus nyata mendukung pencapaian tujuan SDGs Desa; Tagging dan Cascading program kegiatan setiap Unit Kerja terhadap 18 Tujuan SDGs Desa.
“Seluruh kegiatan yang akan dinilai lintas kementerian, untuk segera disiapkan sejak bulan pertama, seperti informasi publik, layanan public, SPBE, kearsipan, dan sebagainya,” kata Gus Halim masih dalam rilis yang sama.
Seperti diketahui Gus Halim didamping Wakil Mendes PDTT Budi Arie Setiadi dan Sekjen Taufik Madjid menghadiri Rapat Pimpinan Paripurna yang bertemakan Refleksi untuk Prestasi di Operational Room Kantor Kalibata.
Sebelumnya, Gus Halim juga menjadi Pembina Apel Pagi Gabungan yang juga diikuti secara langsung Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi, Sekjen Taufik Madjid dan Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama termasuk seluruh Pegawai di lingkungan Kemendes PDTT yang mengikuti secara virtual.
Di bagian lain Mendes PDTT Halim terus berupaya menjadikan desa sebagai ujung tombak upaya pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan. Pasalnya, desa dinilai menjadi garda terdepan dalam pelayanan dasar masyarakat.
“Desa harus mampu menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi anak dan perempuan. Desa harus menjadi benteng pelindung mereka, terbebas dari tindak kekerasan atas nama apapun,” tegas Gus Halim saat ditemui di ruang kerjanya, Jakarta, Selasa (4/1/2021).
Menurut Gus Halim -sapaan akrab Abdul Halim Iskandar- maraknya tindak kekerasan seksual pada perempuan pada akhir-akhir ini semakin memerlukan peran serta desa sebagai pemerintahan terkecil yang berhubungan langsung dengan warga.
Pemberdayakan desa salah satunya dengan menggelar sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran elemen masyarakat dalam mencegah terjadinya berbagai bentuk kekerasan terhadap anak dan perempuan.
“Saya berharap jaringan pencegahan dari desa bisa sampai ke tingkat rukun tetangga atau RT. Sehingga, sosialisasi pencegahan bisa dilakukan serempak oleh semua pihak ke semua lini dan kelompok-kelompok rentan,” ujar Gus Halim seperti dirilis humas melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Rabu (5/1/2022).
Pencegahan tindak kekerasan perempuan, nilai dia, juga dapat dilakukan dengan mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak ke dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa.
Gus Halim menegaskan siklus diskriminasi terhadap perempuan ini harus diputus, terutama di desa. Dalam arah kebijakan desa (SDGs Desa) keberpihakkan kepada perempuan ditegaskan dalam tujuan SDGs Desa kelima yakni keterlibatan perempuan desa.
Perempuan harus terlibat dalam perencanaan pembangunan, harus meningkat keterwakilannya dalam BPD, sebagai pengelola BUM Desa, terlibat dalam kegiatan padat karya tunai desa (PKTD), dan tentu kesehatan dan pendidikan perempuan juga harus diperhatikan.
“Karena ketidaksetaraan gender yang masih terjadi lebih bersifat struktural, sehingga membutuhkan kebijakan yang memihak perempuan. Kami mendorong desa untuk meningkatkan pelayanan penyelesaian kasus kekerasan terhadap perempuan,” ungkap Mendes PDTT yang politisi PKB.
Gus Halim mencontohkan yang dapat dilakukan di desa, dengan mendirikan Lembaga atau pos pengaduan kekerasan terhadap anak dan perempuan, menfasilitasi dan memberikan pendampingan kepada korban, menfasilitasi perlindungan korban kekerasan perempuan dan sosialisasi tentang perlindungan kekerasan.
“Dengan memasifkan sosialisasi, kebijakan yang memihak perempuan, diperkuat secara kelembagaan, dan tentu di dukung peran keluarga dan lingkungan desa, saya yakin, tindak kekerasan terhadap perempuan dapat di cegah,” pungkasnya. (fir/smr)