Sembilan hari setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 3 September 2022, hari ini Senin (12/9/2022) berbagai kelompok masyarakat masih terus menyampaikan penolakan atas keputusan tersebut. Bahkan aksi serupa dilaksanakan seolah serentak di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
semarak.co-Hari ini misalnya, setidaknya tiga elemen masyarakat turun ke jalan menggelar demo ke Istana Presiden di Kawasan Monas, Jakarta Pusat. Seperti protap yang sudah berlaku sebelumnya, massa yang menggelar demo hanya bisa menyampaikan aspirasinya.
Kelompok masyarakat yang hari ini menggelar demo menolak kenaikan harga BBM adalah Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tanah Air, dan Presidium Alumni (PA) 212 yang merupakan wadah para ulama, dan ada juga dari Front Persaudaraan Islam (FPI).
Pukul 10.30 massa dari KSPSI se-Jabodetabek membanjiri patung kuda sampai pukul 13.30. Mereka juga sempat ditemui Kepala Sekretariat Negara Heru Budi Hartono. KSPSI juga menyampaikan petisi tuntutan yang berisi: penolakan terhadap kenaikan BBM, pencabutan Omnibus Law, perlindungan terhadap pekerja migran, dan upah layak.
Selanjutnya Pukul 13.30 WIB, massa dari GNPR (Gerakan Nasional Pembela Rakyat) bergantian menggeruduk Patung Kuda. Demonstrasi ini digelar sampai pukul 17.00 WIB. Massa ini banyak diisi kelompok PA 212 dan FPI, serta kelompok alumni Universitas Indonesia (UI).
Seperti dilansir metro.tempo.co/Senin, 12 September 2022 20:17 WIB/Mereka datang dengan membawa sejumlah spanduk dan poster untuk menyuarakan tuntutannya yang menolak kenaikan harga BBM.
Pukul 16.00 WIB, massa dari Badan Eksekutif Mahasiwa Tanah Air datang. Massa dari mahasiswa kemudian beririsan dengan massa dari GNPR. Alpar Al Fauzan, Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Tanah Air, sowan ke massa aksi GNPR. Mahasiswa juga bubar pada pukul 17.00.
Di bagian lain, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi terjun mendatangi massa dari Aksi Bela Rakyat yang menggelar demonstrasi menolak kenaikan BBM di depan Kantor Gubernur Sumut, Medan, Senin (12/9/2022). Massa yang mayoritas emak-emak datang membawa spanduk dan atribut berisi tuntutan mereka.
Dia langsung naik ke atas mobil komando. Dalam kesempatan itu, Gubernur Edy mengatakan tidak melarang massa melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM. “Tadi saya mendengar pakai hati, saya sudah tahu itu. Habis ini kalian meninggalkan tempat karena begitu banyak jalan jadi macet kalian bikin. Saya bukan melarang kalian melakukan menyampaikan pendapat, silakan,” ucap Edy.
Menurut eks Pangkostrad tersebut saat ini Indonesia, terutama Sumatera Utara, dalam kondisi yang tidak baik baik saja. Edy pun mengingatkan masyarakat agar membuat persiapan menghadapi situasi perekonomian yang semakin sulit.
“Yang pertama, Indonesia, Sumut bukan dalam kondisi baik-baik saja, untuk itu kita tahu diri semuanya, kita bersama-sama menghadapi ini. Lakukan pengiritan pengiritan pribadi baik yang kaya sampai yang miskin. Ini harus kita lakukan,” ujar Gubernur Edy dilansir cnnindonesia.com/Senin, 12 Sep 2022 17:59 WIB.
Edy pun berjanji akan menyampaikan pesan massa aksi itu ke pemerintah pusat di Jakarta. “Apa yang kalian sampaikan saya akan tulis. Saya akan laporkan sampai ke pusat, ke Jakarta sana,” urainya.
Gubernur Edy juga mengingatkan massa agar menyampaikan aspirasi dengan santun dan tidak melakukan perusakan. “Kalian menyampaikan tapi jangan merusak rusak walaupun ini belum selesai. Ini akan tetap menjadi tempat yang bagus,” imbuh Gubernur Eddy yang mantan Ketua umum PSSI.
Dilanjutkan Gubernur Edy, “Selalu kita berdoa dan sudahi hari ini dan pahami betul kami akan memberikan informasi kepada rakyat, yang tidak boleh adalah memfitnah jangan sekali kali kita memfitnah.”
Edy juga sempat berguyon bahwa aksi unjuk rasa itu sekaligus keinginan masyarakat Sumut untuk bertemu dengannya. “Kalau kalian tak demo, enggak ketemu juga kalian sama saya. Saya tahu ini kodenya mau ketemu saya,” pesan dia.
Ditambahkan Gubernur Edy, “Saya sedang acara di DPRD saya izin meninggalkan tempat karena saya ingin menerima kalian. Tapi setelah menerima ini, jangan lama lama panas kali emak-emak kasihan kali nanti. Bapak/ibu sekalian saya terima ini, saya akan menindaklanjuti ini. Saya minta ini tidak berbicara politik.”
Sebelumnya, massa aksi meminta Edy Rahmayadi menyampaikan tuntutan mereka ke Presiden Jokowi untuk menolak kenaikan harga BBM. “Bahwa amanah konstitusi telah mewajibkan pemerintah untuk melindungi, menyejahterakan dan memakmurkan rakyat, ” ucap koordinator aksi, Indra Buana Tanjung di lokasi.
Indra melanjutkan, “Kebijakan ini tentu saja berimbas negatif bagi kemakmuran masyarakat Indonesia sebagai mana amanat konstitusi. Kami ingin agar tuntutan kami disampaikan ke Presiden Jokowi. Kenaikan harga BBM ini sangat berimbas terhadap kehidupan kami. Rakyat miskin semakin miskin karena kenaikan harga BBM.”
Yang menarik lain, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi didoakan jadi presiden sejumlah massa yang menggelar demo tolak kenaikan harga BBM di depan kantor Gubernur Sumut. Edy didoakan jadi presiden saat mendatangi peserta aksi.
Momen warga mendoakan Edy jadi presiden itu saat dirinya menaiki mobil komando untuk menerima tuntutan massa dari Aksi Bela Rakyat Sumut. Edy tiba di mobil komando pada Senin (12/9/2022), sekitar pukul 15.03 WIB.
Setelah beberapa menit Gubernur Edy di atas mobil komando, salah satu peserta aksi berteriak bahwa dia tidak ingin Edy menjadi gubernur. Mereka menginginkan sosok Edy Rahmayadi menjadi presiden, sontak peserta aksi lain menyahuti ucapan tersebut.
“Saya tidak ingin bapak menjadi gubernur, tapi kami ingin bapak menjadi presiden,” kata salah satu peserta aksi dilansir detik.com/sumut/ Senin, 12 Sep 2022 16:45 WIB.
“Betul,” jawab peserta aksi lainnya.
Mendengar ucapan itu, lantas Edy mengiyakan pernyataan itu. Namun, Edy menyebutkan akan salat istikharah terlebih dahulu. “Iya, nanti (salat) istikharah dulu,” balas Gubernur Edy.
Kemudian Edy meminta warga agar tidak berbicara politik di momen demonstrasi ini. Hal itu karena menurutnya mereka sedang tidak berpolitik dengan mendatangi peserta aksi. “Ya begini, bapak ibu sekalian saya terima ini dan saya akan menindaklanjuti. Ini bukan berbicara politik, saya minta ini tidak berbicara politik dan bukan berpolitik kita,” ucap Edy.
Untuk tuntutan warga tersebut, Edy menerima kertas berisi tuntutan mereka. Dia berjanji akan menindaklanjuti hal tersebut. “Oke saya terima ini (sambil angkat kertas tuntutan peserta aksi), nanti saya akan tindaklanjuti,” tutupnya.
Dalam aksi itu, massa meminta agar harga BBM diturunkan. Jika harga BBM tidak turun, massa meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang turun. “Turunkan BBM, turunkan BBM, atau kalau tidak, turunkan? (Spontan peserta aksi yang lain menjawab turunkan Jokowi),” kata salah seoran orator aksi, Heriansyah dari atas mobil komando. (net/cnn/tpc/dtc/smr)