Dari Djakarta untuk Indonesia

Lokasi sirkuit balapan mobil listrik Formula E di Ancol Jakarta Utara Indonesia dengan latar belakang Stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang memang tak jauh jarak lokasinya. Foto: internet

By Danke Soe *

semarak.co-Saya tidak akan membahas Formula E yang membuat iri para pendengki. Atau berbicara soal kemegahan Jakarta Internasional Stadium (JIS) yang membuat Jakarta semakin harum dan dunia terkagum. Sekadar ingin menuliskan sebuah kenyataan. Bahwa begitu dahaganya rakyat akan sosok pemimpin yang mumpuni.

Bacaan Lainnya

Rindu akan adanya penyelenggara negara yang cerdas dan berwibawa. Dan pada seorang Anies, rakyat seolah menemukan oase yang menyejukan, menentramkan dan diidamkan di tengah padang tandus Indonesia yang semakin tergerus.

Di tengah maraknya penggunaan tenaga asing yang dilabeli “tenaga ahli” oleh yang menguasai negeri, Anies membuktikan bahwa Anak Bangsa mampu menciptakan hal hal yang spektakuler. Asal diberi kepecayaan dan kesempatan.

Ternyata Jakarta bisa mengakomodir otak-otak cerdas pribumi. Di tengah begitu hobinya rezim Jokowi berutang sana sini dengan dalih pembangunan, ternyata Jakarta mampu membiayai diri sendiri. Membangun JIS dengan duit “pribadi”.

Tidak mengemis ke sana sini. Jakarta bisa punya harga diri, karena dikelola dengan nurani dan cinta sejati. Wajar saja kalau Pemerintah Indonesia semakin cemburu. Karena mereka memang gak mampu. Mungkin saja mereka berharap formula E gagal, makanya tak satupun BUMN yg jadi sponsor.

Namun sekali lagi Anies menampar. Di tengah rezim Jokowi gemar banget Import beras. Eehh, Jakarta malah bisa eksport beras ke Arab Saudi. Gak perlu nanya dimana sawahnya atau lumbung padinya. Yang perlu dicatat adalah:

Kalau penguasa memang benar dalam mengelola negara, maka kita Indonesia bisa menjadi negara kaya. Kita itu segalanya punya dan ada. Mau apa? Hasil laut? Hasil tambang? Hasil hutan? Hasil pertanian? Peternakan? Yang kita gak punya itu Pemimpin yang benar-benar bekerja buat bangsa dan negara.

Jakarta mengajarkan kepada Indonesia soal bagaimana kemampuan mengolah kekayaan bangsa dan negara. Bukan bagaimana cara bancaan dan memeras negara untuk kepentingan diri dan kelompok mereka. Sebenarnya, pencapaian pencapain perubahan fisik suatu daerah atau negara, bukanlah hal yang begitu istimewa.

Sebab yang utama adalah, bagaimana kita menilai para penyelenggara negara, para pemimpinya? Apakah ada kesesuaian antara janji dan kenyataan? Atau sekedar tukang ngibul yang gak tahu malu? Anies berjanji akan ada program rumah DP 0%, terealisasi! Jokowi Janji tidak akan menaikan harga BBM, berjanji sembako murah, mengeluarkan kartu sembako murah. Realitanya. Bohong besar!

Anies berjanji mengembalikan hunian kampung aquarium. Terealisasi. Jokowi janji membuka 10 juta lapangan kerja. Buktinya. TKA China yang berjaya. Jokowi janji stop import, stop utang. Buktinya segala macam diimport dan hutang semakin menggunung.

Eehh malah Anies dan Jakarta yang bisa eksport beras. Tambah deh sebel rezim Jokowi sama Anies dan tuduhan Anies yg menjual agama dan intolerant. Tertepiskan dengan mudah. Semua agama mendapatkan perhatian berdasar pada prinsip equity dan equality. Sementara rejim Jokowi, masih saja sibuk dengan issue radikal radikul.

Menutupi kegagalan mengurus negara dengan menjual cerita. Lho kang. Koq membandingkan Jakarta dengan Indonesia? Kan Indonesia itu luas bukan Jakarta saja. Sini aku bisikin. Kalau kalian tahu Indonesia itu luas. Lantas saat di Jawa Tengah banjir sampai ke mana saja.  Kenapa kalian pada mingkem? Sementara kalau Jakarta banjir kalian ikut menggonggong?

Itu artinya Jakarta menarik perhatian kalian dibanding kota, atau provinsi kalian sendiri. Saat pohon di sekitaran Monas ditebang dengan alasan dan tujuan tertentu. Kalian yang bukan orang Jakarta bahkan jauh dari jakarta, mungkin juga belum pernah nginjak Jakarta, pada rame ikut menghujat.

Namun saat jutaan pohon dan hektaran hutan di kalimantan dihancurkan, kalian bobo manies. Karena bukan Anies. Jadi, sebenarnya Anies memang pantas dicemburui karena kharisma dan prestasinya. Sehingga kalian gk tahu apa prestasi Gubernur kalian sendiri. Dari Jakarta untuk Indonesia.

Saya gak peduli, apakah nanti Anies maju dan terpilih jadi Presiden atau tidak. Yang pasti Anies adalah seteguk air di tengah dahaga. Setetes madu di antara pahitnya keserakahan penguasa. Dan berharap Indonesia akan berjaya dan bisa memanfaatkan kekayaan alamnya untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat Indonesia.

*) penulis dari atas nama 🇲🇨 Indonesia ONE/🇲🇨 INDONESIAN CYBER

 

sumber: Dakwah Islam & Kesehatan2 (postSenin27/6/2022/rezky)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *